Mimpi

8.1K 783 13
                                    

"Meong."

Suara yang familiar itu membuat kepala Ghazi berputar. Menghentikan sebatang poki rasa stroberi untuk sampai ke mulutnya. Kucing kecil yang bisa membuat pecinta binatang manapun lemas menatap remaja itu penuh harap.

Ghazi bisa lihat kucing liar yang kurus itu menggunakan 'mata maut'-nya untuk meminta makan dari Ghazi.

Manik yang mengingatkan Ghazi pada kucing peliharaanya dulu.

Dengan impulsif remaja itu jongkok didepan binatang itu dan mengeluarkan beberapa batang poki.

Ghazi bahkan tidak tahu apa makhluk berbulu ini diperbolehkan makan snack - hanya saja ia tak punya makanan kucing yang layak saat ini.

Manik coklat gelap menatap lekat-lekat kucing yang mendekat dengan ragu padanya. Setelah berapa detik penuh dengan memelototi poki, kucing itu menyicip makanan yang disodorkan.

Sepuluh menit berikutnya, kotak poki stroberi Ghazi sudah ranap isinya. Dan anak kucing itu kembali memasang tampang memohon.

--Gue pikir anak kucing gak serakus ini.

Alis Ghazi mengerut barang sedikit, "Udah nggak ada lagi." Ucapnya seperti bicara pada jenis sendiri.

Kucing itu sepertinya tidak terima, karna hal berikut yang Ghazi tau, makhluk kingdom animalia itu sudah berada di atasnya dan mengeong dengan bisingnya.

Cakar-cakar kucing itu seperti sedang menggali pada kulitnya.

Ghazi berusaha memberikan jarak antara kucing itu dengannya.

"GHAZI CEPET BANGUN, KALO GA NANTI GUE RAPE LOH!"

... Tunggu, apa..?

.

Kelopak mata Ghazi terbuka paksa. Sosok Rizky berada tepat di atasnya - membuat Ghazi menggerutu kesal.

"Berat, babon. Turun dari badan gue."

Rizky hanya merespon dengan seringai jahil. Ghazi masih heran bagaimana makhluk didepannya bisa kebal pada tatapan dan lidahnya yang tajam, "Gue begadang karna bikin komisi, akhirnya ga bisa bobok. Pergi jalannya hari ini aja yuk!"

Ghazi bahkan tidak perlu bertanya kenapa makhluk astral satu ini berada di kamarnya pada minggu pagi. Ibu pasti membiarkan Rizky masuk karna anak itu sudah pernah memaksa main kerumah Ghazi sebelumnya.

Wajah Rizky yang terhiasi senyum antusias sungguh kebalikan dengan mimik muka Ghazi yang seperti mau membunuh orang, ia memang tidak baik dengan suasana pagi hari.

... Atau suasana apapun yang mengikutsertakan makhluk bernama Rizky Al Hudzaifi.

"Gue ga peduli. Keluar dari kamar gue, nyet."

Respon dingin remaja di jurusan ilmu pasti itu tidak membuat semangat Rizky luntur, "Hari minggu tuh mestinya digunain buat seneng-seneng, bukan molor!" Rizky, masih diatas tubuh Ghazi, mengguncang bahu yang lain.

"Ghaziiiiiii-"

Sepertinya Ghazi tak mungkin dapat akhir minggu yang tenang sesuai keinginannya.

"Ya udah, tapi lo-"

"Bangun Ghaziiiii!"

"Tau, tapi lo awas du-"

"Pokoknya gue mau jalan hari iniiii!"

Bagaimana ia bisa bangun kalau alien didepannya terus mengoceh tanpa mendengarkan pihak lain?!

Dengan cepat, tangan Ghazi menemukan tempatnya diatas mulut Rizky. Membungkam suara bising yang bisa membuat otaknya pecah.

ANTONIM [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang