Baru saja Luna mendapatkan penawar dari segala kesedihannya tetapi Belinda dengan cepat merampasnya. Tadi seusai Nathan menemuinya, Belinda memperingati Luna agar jauh-jauh dari Nathan. Apa Belinda juga suka dengan Nathan? Iya pasti, siapa yang tidak naksir most wanted guy sekolah, itulah anggapan Luna. Sehari ini Luna bagaikan meminum es krim dan obat secara bersamaan, manis dan pahit.
Secepat itukah kebahagiaan hilang dari hidupnya? Secepat matahari senja yang menggulung pesonanya.
Ponsel yang ia taruh pada meja bangkunya bergetar, Luna segera mengeceknya.
Diandra sent a picture
Luna menggunduh gambar yang Diandra kirim lewat Line. Setelah gambar terunduh sempurna, Luna mengernyit bingung. Ia tahu itu gambar bunga, tapi untuk nama bunganya Luna kurang tahu.
Ada sebuah Line lagi yang masuk dan itu dari Diandra lagi.
Diandra: kadang, kesabaran dibutuhkan untuk mencapai sesuatu yang benar-benar kau inginkan--Primadona Angela, Hanakotoba.
Diandra: itu bahasa bunganya dari bunga Azalea Lun (:
Sekarang Luna paham dan pesan dari Diandra seolah Diandra tahu apa yang Luna pikirkan.
Luna: big thank's Di (:
Luna tersenyum sambil menoleh ke arah Diandra yang sedang bercengkrama dengan Nathan cs. Bagi Luna, Diandra itu orang yang ramah dan baik hati. Nggak salah banyak orang yang terpikat dengannya, banyak yang suka dengan pembawaannya yang ceria, tak salah walau Diandra murid baru tapi dia sudah memiliki banyak teman. Selain mudah bergaul, Diandra juga cantik dan Diandra sangat akrab dengan Nathan.
Apa mereka berdua?
Jangan berpikiran yang tidak-tidak Lun!
Tapi, bisa jadi kan?
Akh! Luna pusing memikirkannya. Lebih baik ia meneruskan membaca buku lagi.
*
"Lun lo ikut gue sama Ais nggak?" Tawar Diandra saat jam sepulang sekolah.
Luna mengecek ponselnya, melihat jadwal yang sudah ia tetapkan.
"Sorry Di Is, aku nggak bisa kalau hari ini." Ucap Luna tidak enak, tapi mau bagaimana lagi ia sudah menetapkan jadwalnya.
Diandra dahn Ais mengangguk paham.
"Yaudah kita dulu ya Lun?" Ais dan Diandra pamit kepada Luna.
"Iya, hati-hati!"
Siang ini Luna seperti biasa, sesuai jadwal, ia akan menyambangi ke kampung yang banyak anak-anaknya putus sekolah. Ia biasanya akan mengajari anak-anak itu dengan seadanya dan semampu Luna. Taknjarang ia juga memeberi buku-buku yang ia beli dari uang tabungannya.
"Untung tadi basa-basi kita nggak di-iyain Luna Is, kan bisa berabe."
"Iya, gue udah deg-deg ser gitu. Kita pake motor gue nih?"
"Boleh, lagian tadi gue sama Nathan berangkatnya. Mm..helmnya gimana Is?"
"Udah gampang, kita ke pos satpam aja, disana nyedian helm cadangan kok."
"Hebat juga ya sekolahnya opung gue hehe." Kekeh Diandra. Ais sendiri juga juga tertawa kecil.
Ais dan Diandra sebenarnya hari ini tidak akan mempunyai acara apapun tadi cuma berbasa-basi, ya acara sebenarnya membuntuti Luna. Berhubung Dinda ada eskul basket, Lenata yang les, dan Ima anak rumahan, jadinya hanya Ais dan Diandra yang menjalankan misi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LS [2] - Fallout
Teen FictionLove Story [LS] book 2 Bagaimana saat aku terbangun semuanya berubah? antara aku dan kamu. Semestaku sekarat saat punggungmu tak terlihat, ingin kuterbangkan seribu kupu-kupu tuk sampaikan rinduku padamu. Saat mata senja ini berlinang jingga kutegas...