"Usaha mama mulai sejak kapan ma?" Tanya Luna sambil menikmati nasi gorengnya. Pagi ini Sarah dan Luna akan mengunjungi tempat usaha miliknya.
"mm..dari lima belas tahun yang lalu."
"Wah, udah lama ya ma? Ma nanti janji ajarin Luna masak ya?" Luna meminta dengan mata berbinarnya.
Sarah tertawa kecil, "iya-iya. Kamu antusias banget sayang."
"Iya dong ma, kan nanti Luna bisa masakin papa sama bisa bantuin bik Atun."
"Makannya udah habis belom?" Sarah merapikan piringnya dan membawanya ke tempat pencucian.
"Udah," Luna menyusul Sarah dan ikut mencuci piring kotor.
Setelah keduanya mencuci tangan, Sarah merangkul pundak Luna.
"Sekarang waktunya kita masak di tempat mama," ucap Sarah riang.
Sontak Luna melingkarkan tangannya ke perut Sarah, "Ayo ma!" Pekik Luna tak kalah semangat.
Setengah jam perjalanan menuju tempat usaha Sarah begitu tak terasa, baginya jika ada Luna semua yang dilewatinya terasa indah dan menyenangkan.
"Ini tempat mama?" Luna menatapa takjub pada sebuah restoran besar milik mamanya itu.
"Iya, ini cabang yang ada disini sayang, yuk ke dapur." Sarah menggiring Luna menuju private kitchen yang memang diperuntukan olehnya.
"Ma kok sepi dapurnya, cuma kita berdua. Kenapa nggak pake dapur yang diluar itu, yang rame," tanya Luna bingung.
Seperti biasa, Sarah selalu tersenyum menanggapi semua pertanyaan putrinya, "ini memang dapur khusus sayang, milik mama sendiri tanpa ada yang menjamah termasuk karyawan mama. Biasanya mama disini, gunain dapur ini untuk bikin resep-resep baru," teeang Sarah sambil mengambil bahan-bahan pada kulkas. Luna mengekorinya dari belakang sesekali melompat kecil saking girangnya.
"Luna makin kagum sama mama deh, Luna bantuin apa nih ma?" Tanyanya. "Eh, hari ini mama mau ngajarin Luna masak apa?"
Sarah membalikkan badannya hingga berhadapan dengan Luna, ia mengetukkan jarinya pada dagu.
"Hmm..mama bakal ngajarin Luna masak opor ayam gimana?" Tanya Sarah sambil menaik turunkan kedua alisnya. Luna tertawa dibuatnya.
"Mau ma! Makanan kesukaan papa itu, kebetulan banget," seru Luna senang. Sarah juga senang, bukan kebetulan sayang.
"Sama mama mau ngajarin Luna untuk bikin cookies," tambah Sarah.
"Luna mau!" Pekiknya semangat.
"Sini bantu mama ambil bahan-bahan untuk opornya dulu," Sarah melangkahkan kakinya kearah kabinet yang menggantung di dinding. "Luna pegang ya, mama yang ambil."
"Siap ma," Luna memegang semua bahan yang dikeluarkan sarah. Ada gula, garam, kemiri, kunyit, jinten, merica, ketumbar, sereh, lengkuas, pala, bawang merah dan bawang putih.
Sarah lalu membuka kulkas, ia mengambil ayam dan santan instan.
"Ma Luna bantu tumbuk bahan-bahannya ya?"
"Iya sayang, ini," Sarah menyerahkan ulekan. Sementara dirinya memotong ayamnya.
Setelah semua bahan siap. Mereka berdua menumis bahannya dan memasak ayamnya.
"Tinggal lima belas menit lagu sayang dan opornya matang. Sekarang kita buat chocho chip banana cookies nya," Sarah mulai mengambil bahan-bahannya yang dibantu Luna.
"Ma, ini pisangnya Luna halusin?"
"Iya, sayang," sementara Sarah membuat adonannya.
"Luna, itu kompor yang ada opor ayamnya matiin dulu sayang," Luna mengangguk dan lalu mematikan kompornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LS [2] - Fallout
Teen FictionLove Story [LS] book 2 Bagaimana saat aku terbangun semuanya berubah? antara aku dan kamu. Semestaku sekarat saat punggungmu tak terlihat, ingin kuterbangkan seribu kupu-kupu tuk sampaikan rinduku padamu. Saat mata senja ini berlinang jingga kutegas...