21. Assert, Fool, and Hurt

359 25 3
                                    

Keluarga Luna kini terlihat bahagia semenjak mamanya tinggal bersamanya.

"Bibi nggak usah masak, biar Sarah aja yang masak ya bi?" Adnan berucap sambil menggiring Sarah ke dapur.

"Oh, mau nyonya aja tuan?" Adnan mengangguk. "Bibi istirahat aja."

"baik tuan. Ah nyonya Sarah ini bikin tuan senyum terus," goda Bik Atun pada keduannya.

"Bisa aja bik." Jawab Sarah malu.

Sarah menatap suaminya, "mau masak apa mas." Adnan terlihat berpikir.

"Kamu kan buka usaha kuliner ya yang?" Sarah mengangguk. "Nah, kamu masak aja tuh menu yang paling laris di resto kamu."

"Okedeh, liat dulu bahan-bahannya ya mas," Sarah menuju kulkas dan memeriksa bahan-bahannya.

"Gimana yang, ada?"

"Ada kok."

"Yaudah, kamu masak."

Sarah mendelik, "ih, kamu juga bantuin dong. Siapa suruh bikin aku capek semalem."

"Iya-iya sayang," Adnan memeluk istrinya itu.

"Seneng ya peluk-peluk aku?" Adnan tidak menjawab malah mengeratkan pelukannya. Saat itu Luna masuk ke dapur.

"Papa ngapain?" Tanyanya polos. Sontak Sarah mendorong suaminya itu, hingga Adnan hampir limbung kalau Sarah tak cepat memegang tangan Adnan.

Sarah malu karena dilihat putrinya, "ah, papamu emang gitu sayang."

"Mama mu mau masak sayang," sahut Adnan memberitahu Luna.

"Luna bantuin deh," katanaya sambil mendekat ke arah mamanya. Tapi Adnan langsung merangkul putrinya itu.

"Eits, Luna duduk manis aja ya, biar papa yang bantuin." Adnan mendudukkan Luna pada kursi di meja makan yang memang terhubung dengan dapur. Sarah sendiri geleng-geleng melihat kelakuan suaminya.

"Emang papa bisa?" Ragu Luna.

"Bisa dong, kan ada pacar papa yang ajarin," Adnan menaik turunkan alisnya hingga membuat Sarah dan Luna terbahak.

"Yuk yang kita masak."

Saat orang tua Luna sedang memasak, ia bertopang dagu sesekali tertawa melihat tingkah konyol papanya saat memasak, seperti ini:

Mama: "mas ikannya jangan dipukul-pukul!"

Papa: "tadi masih gerak-gerak yang."

Mama: "ish, kamu ini malah bikin aku pusing mas."

Papa: "kan biasanya aku gaulnya sama dokumen-dokumen yang, nggak sama ikan gini."

Luna sangat senang sekali melihat papanya tertawa kembali. Rasanya Luna ingin sekali menghentikan waktu.

"Sudah siap!" Seru Adnan membawa masakannya ke meja makan.

"Haduh, mama nggak mau lagi deh masak sama papa Lun," Sarah berlagak menyeka keringat pada dahinya, sedangkan Adnan cemberut mendengar itu.

Luna terkekeh sebentar, "jadi berantakan ya ma?"

"Iya sayang."

"Oh gitu ya yang, kamu nggak mau sama aku lagi?"

Sarah nyengir, ia langsung menarik suaminya untuk duduk di sebelahnya, "bercanda doang."

Adnan tetap diam.

"Sayang.." panggil Sarah manja.

Adnan tidak tahan dengan suara Sarah yang seperti itu, "yang kamu ngerusak sandiwara aku." Sontak Luna dan Sarah tertawa.

LS [2] - FalloutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang