'Secret Love Song-Little Mix'
Sesampainya di rumah, Belinda langsung menarik Luna dengan kasar menuju tempat cuci baju di belakang rumah. Bik Atun yang melihat Luna sampai prihatin, apadaya bik Atun cuma bisa berdoa agar majikannya itu diberi kekuatan dan kesabaran."Pokoknya gue nggak mau tau, cuci semua baju kotor itu!" Belinda mengempaskan Luna hingga tubuhnya membentur tembok.
"Shh..." ringis Luna memegang lengan kanannya.
"Dan bik Atun jangan pernah bantuin Luna, sana kembali ke paviliun aja! Inget itu!" Tunjuk Belinda tanpa menoleh pada bik Atun yang terlihat di ambang pintu. Bik Atun menurut, ia segera berlalu dari sana.
"Buru!" Belinda mendorong bahu Luna. "Dan satu lagi, jangan pake mesin cuci!" dan menendang ember hingga baju-baju berceceran keluar dari ember, lalu Belinda pergi meninggalkan Luna yang kesakitan memegang lengan kanannya yang tadi cukup keras menghantam tembok.
Dengan susah payah, ia mengumpulkan baju-baju yang keluar dari ember. Lalu Luna mulai mencuci semua baju kotor itu tanpa mengganti seragamnya lebih dulu.
Dinginnya air sabun mengantarkannya melewati siang hari, dan pekerjaan tidak berhenti hanya disitu. Belinda menyuruhnya mencuci piring, mengerjakan PR nya dan berberes rumah.
Luna belum menyentuh makanan apapum semenjak pulang sekolah. Alhasil kini ia harus menahan lapar, walau perutnya sudah meraung-raung untuk di isi.
"Kerja yang bener dong!" Bentakan itu menyadarkan Luna dari kelaparan yang menderanya.
Luna mencekam tongkat pel nya dengan kuat, "Bel, aku boleh makan dulu nggak?" Tanyanya seberani mungkin. Mukanya pucat pasi.
Belinda menaikkan satu alisnya, "apa lo bilang? Enak aja! Gak. Nggak ada, beresin dulu tu kerjaan lo!" Sentak Belinda.
Luna menatap Belinda dengan muka lelahnya. Belinda maju sampai mukanya tepat berhadapan dengan muka Luna. Diangkatnya dagu Luna,
"Makanya jangan macem-macem sama gue kalo nggak mau gue siksa." Desis Belinda sambil melepaskan tangannya dari dagu Luna.
Luna membatin, apa sebab Belinda membencinya?
Dengan pelan, Luna meneruskan mengepel lantai atas. Sesekali ia berhenti untuk memegang perutnya yang terasa sakit.
"Ini non," bik Atun datang membawa roti dan air minum. Luna menatap bik Atun khawatir.
"Bik Atun kok bisa kesini?"
"Bik Atun diem-diem non kesininya, waktu non Belinda sedang berenang. Ini dimakan dulu non Luna."
"Makasih ya Bik," Luna memakan satu roti yang diberi bik Atun dengan cepat sebelum dirinya dan bik Atun tertangkap basah oleh Belinda.
"Bik sekali lagi makasih udah mau nolongin Luna," katanya sambil memberikan gelas kosong kepada bik Atun.
Bik Atun tersenyum ramah, "non Luna nggak usah bilang gitu. Ini seharusnya tugas bik Atun, dan bibi juga senang bantu non Luna soalnya dulu nyonya Sarah juga baik banget sama bibi." Luna sontak memeluk sayang bik Atun dan bik Atun membalasnya.
"Itu ngapain bik Atun disitu?" Tanya Belinda keheranan melihat bik Atun.
Bik Atun segera menyembunyikan gelas di balik dasternya, "ini tadi di suruh sama nyonya Rina buat ngecek baju kotor di kamarnya non Belinda."
Belinda hanya ber oh ria lalu melenggang begitu saja. Bik Atun dan Luna saling menghembuskan napas lega.
"Yaudah bibi ke bawah ya non?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LS [2] - Fallout
Teen FictionLove Story [LS] book 2 Bagaimana saat aku terbangun semuanya berubah? antara aku dan kamu. Semestaku sekarat saat punggungmu tak terlihat, ingin kuterbangkan seribu kupu-kupu tuk sampaikan rinduku padamu. Saat mata senja ini berlinang jingga kutegas...