Kelas dua belas yang telah menempuh ujian negara, melewati sensasi menunggu pengumuman kelulusan dan segala euforianya telah berlalu. Kini giliran adik kelas mereka yang menempuh ujian kenaikan kelas yang akan berlangsung selama tujuh hari.
Ini adalah hari terakhir para adik kelas merampungkan ujian kenaikan kelasnya.
"Alhamdulilah, selesai juga Bah," seru Ilham sambil merentangkan tangannya keatas lalu bersujud syukur di depan kelas, tepatnya di depan pintu, sontak seisi kelas yang diisi oleh teman-teman sekelasnya juga adik kelas tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan konyol Ilham.
"Ham, Ham..kamu ini ya, banyak tingkahnya," kata pengawas ujian sambil geleng-geleng.
Ilham meringis, "hehe..kan saya lagi seneng bu, terbebas dari penyiksaan yang menekan batin saya bu," ucapnya lebay. "Ini loh bu, berat badan saya sampai turun dua kilo," Ilham memeperlihatkan tangannya yang menurut pengawas itu normal-normal saja.
"Dasar kamu Ham, yadah sana-sana ganggu aja kamu, saya kan jadi nggak konsen jaga gara-gara kamu Ham."
"Yee, ibu..." Ilham lalu melongokkan kepalanya kedalam kelas, "hey! Kawan-kawan Ilham yang ganteng bin manis ini mau pamit. Jangan kangen, terutama buat tablemate gue selama seminggu itu." adik kelas yang bernama Santika, yang duduk selama ujian ini pun tak ayal merona karena mendapat sorakan seisi kelas.
"Bye..bye," Ilham memberi blow kiss-nya.
"Udah, Ilham cepat pergi." Perintah pengawas yang untungnya sabar. Ilham menyalami tangan pengawas kemudian ia baru pergi ke lapangan basket.
"Astaga gue malu punya temen kek Ilham," gumam Aji sambil menutup mukanya dengan soal Bahasa Jawa.
Ujiam kenaikan kelas telah usai, saatnya mereka menghadapi turnamen yang ditunggu-tunggu.
"Bentuk lingkaran besar!" Seru Pak Basro, pelatik basket sekaligus guru olahraga kelas dua belas.
Anggota basket yang terpilih di tim inti melaksanakan perintah pak Basro.
"Waktu kita cuma sedikit, dua hari lagi turnamen di babak final mulai. Jadi, latihan hari ini adalah latihan terakhir, saya akan memberikan latihan yang sedikit berat, mulai dari fisika ataupun saat mini game nanti. Setelah itu kalian manfaatkan waktu yang tersisa untuk menjaga stamina. Jaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan juga dan terlebih kuatkan mental kalian serta kendalikan emosi." Pak Basro selanjutnya menerangkan apa saja yang akan dilakukan tim inti untuk menghadapi tim lawan.
"Kalian mengerti?"
"Mengerti!" Seru tim inti serentak dan tegas.
"Baiklah, kita mulai latihan hari ini. Lari keliling lapangan sebanyak dua puluh lima putaran." Perintah pak Basro tegas yang disertai dumelan di dalam hati oleh para anggota basket tim inti.
Semua anggota mulai berlari mengelilingi lapangan yang luasnya nauzubila.
"Pak Basro kesambet jin tomang kayaknya, gila aja disuruh lari dua puluh lima puteran," ucap Ilham tak terima sambil berlari dengan Dery.
"Namanya juga final."
"Biasanya kan cuma limas belas Der," Ilham tetap memprotes.
"Woy! Ayo lari," ajak Rafa yang sudah mendahului bersama Nathan dan Aji serta Reno.
"Tunggu gue!" Dery menyusul ketiga temannya yang jauh didepan. Sementara Ilham tetap menggerutu sampai dua puluh lima putaran selesai.
Setelah mereka melakukan pemanasan, mini game pun dimulai dengan Rafa dan Nathan dalam satu tim.
KAMU SEDANG MEMBACA
LS [2] - Fallout
Teen FictionLove Story [LS] book 2 Bagaimana saat aku terbangun semuanya berubah? antara aku dan kamu. Semestaku sekarat saat punggungmu tak terlihat, ingin kuterbangkan seribu kupu-kupu tuk sampaikan rinduku padamu. Saat mata senja ini berlinang jingga kutegas...