Part 22

374 20 10
                                    

Nash's POV
Zayn tidak bersemangat seperti biasanya. Aku mengerti perasaannya saat ini. Patah hati memang tidak mudah dihadapi siapapun. Bahkan pria terkuat pun belum tentu bisa mengatasi sakitnya patah hati.

Aku mencoba menghiburnya dengan berbagai perlakuan. Aku bahkan bersikap konyol demi Zayn. Dan semua hal itu tidak berpengaruh terhadap moodnya saat ini.

" oh God, cmon zayn!! Jangan berputus asa seperti ini. Kau bukan Zayn yang aku kenal sekarang" aku mencoba membangkitkan semangatnya untuk terakhir kalinya.

Ia terlihat bangkit dari kursinya dan memakai jasnya.

" selesaikan pekerjaanku. Aku urusan sebentar dan akan kembali" ia bangkit dan mengambil kunci mobilnya.

Alana's POV

" ayolah al. Jangan begini terus. Aku saja lelah melihatmu begini. Lupakan saja si bajingn itu. dia tidak pantas untukmu" Cameron mencoba menyemangatiku.

Seharusnya aku ada kelas hari ini, tapi aku melewatkannya hanya karena masalah lelaki itu.

Kalian tau? Ini sudah jam 12 siang dan aku belum makan. Rasanya, jika aku makan, makanan itu sangat hambar.

" Al, makan ya? Sudah jam 12 siang dan kau belum makan? Ayolah all, aku suapin deh" cam mencoba membujuk ku dengan berbagai rayuan.

Aku tetap menggelengkan kepalaku.

" tidak cam, aku sudah kenyang"

" what?! Kau bilang apa!? Sudah kenyang al?! Kau belum makan dari kemarin dan kau bilang sudah kenyang? Unbelievable." lebay kau, cam.

" baiklah baiklah. Aku makan. Tapi 5 suap saja ya" ucapku padanya.

" bagaimana ya? Baiklah. Yang terpenting. Kau mau makan" cam mulai menyuapi bubur untukku.

Saat cam menyuapiku, aku jadi teringat lelaki itu. Waktu aku sakit ia yang selalu ada di sampingku. Dia yang selalu melindungiku dan merawatku.

Aku jadi rindu Pada lelaki itu.

ZAYN JAVADD MALIK.

Perrie's POV

Akhirnya aku bisa membuat mereka mengakhiri hubungannya.

Good job, per. Kau berhasil.

Aku sedang ada di kantin kampus bersama dengan tay dan Caroline.

Aku sudah menceritakan pada mereka mengenai rencana ku. Mereka terlihat mendukungku.

Lihat saja Zayn.sebentar lagi, kau akan menjadi milikku.

Zayn's POV

Aku mengendarai mobil ku menuju ke flat Alana.

Aku ingin melihat keadaannya dan memperbaiki hubunganku dengannya. Aku tidak mau berpisah dengannya.

She's half of my life.

Sehari tidak bersamanya serasa 1 tahun. Aku sangat sangat rindu padanya.

****
Aku sudah berada didepan flat Alana.
Aku mulai mengetuk pintunya dan aku melihat Cameron membukakan pintu.

" mau apa kau? Sudah puas melihat adikku menderita?" ucapnya dingin.

" aku tidak bermaksud begitu, cam. Dengarkan aku dulu." aku berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada cam.

Cam memotong pembicaraan ku.
" Tidak usah banyak alasan, MALIK. Kau sudah menyakiti hati Alana dan sekarang, kau mau memperbaiki hubunganmu?! Seharusnya aku tidak merestui kau dengan Alana dari awal" ucapnya sinis.

WHAT THE FUCK, CAMERON DALLAS!!

" plizz cam. Sekali saja kau izinkan aku untuk memperbaiki hubunganku dengannya." pintaku.

" tapi, adikku tidak ingin diganggu oleh siapapun" SHIT.

" ayolah cam. Sekali sajaaa" aku memohon kepada cam.

" SEKALI TIDAK BISA, YA TIDAK BISA!!! SEKARANG, CEPAT PERGI DARI HADAPANKU SEBELUM TANGANKU MENDARAT DI WAJAHMU" ia membentak ku.

" AKU TIDAK AKAN PERNAH TAKUT PADAMU, CAM. AKU DATANG KESINI UNTUK MEMPERBAIKI HUBUNGANKU. AKU DATANG KESINI BAIK BAIK, BUKAN UNTUK MENCARI MASALAH" ucap tak kalah membentak dan geram.

Tak kusangka, cam menonjok wajahku.

Aku tersungkur dan memegangi pipiku.

" AKU BILANG PERGI SEKARANG" ia kembali membentak ku.

" CAMERONNN" terlihat seorang perempuan dari dalam flat menghampiriku dan memelukku.

Itu Alana Kennedy Charlotte.

" stop cameron!! Stop it" ucap Al sambil memelukku saat Cameron hendak memukulku lagi.

"Jangan sakit dia , cam" ucap Alana sambil memelukku.

" KAU MASIH MEMBELANYA AL?! DIA SUDAH MENYAKITI HATIMU AL!! " cam terlihat marah pada Alana.

" AKU SUDAH MEMAAFKANNYA, CAM." aku agak sedikit shock dengan ucapannya.

" Semudah itu?" cam mulai reda.

Alana mengangguk sambil membantuku berdiri.

" terserah kau" Cameron pergi begitu saja. Mungkin ia marah dengan Alana.

Tiba tiba, Alana melepas pelukannya.

" jangan kira aku bisa memaafkanmu. Aku berkata begitu pada cam agar dia tidak menghabisimu" ucapnya dingin.

Dan dia pergi meninggalkanku, masuk kedalam flat, dan menutup pintunya dengan keras.

Good.

Aku mencoba mengetuk pintu flat Alana, dan hasilnya nihil.

Dia sama sekali tidak ingin aku berbicara dengannya.

Aku berjanji, bsk aku akan kembali lagi ke tempat ini, dan memperbaiki hubunganku.

Hy hhyhy

Sorry baru update. Soale ngurusin cerita the coldest night view.

eh btw baca ya, the coldest night view. Gw colab sama thomasxangster.

Kalau penasaran, langsung aja cek akunnya thomasxangster dan vomment cerita kita.

Btw, aku ralat cerita ya... Hehehehe...

Hug

- Nouizhomason -


Love Her Forever (Z.M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang