☆Sherry Kim☆
-YJsKim-
Dada bidang Choi Siwon bergerak saat pria itu menarik napas gusar mendengar pilihan yang pemuda itu jatuhkan. Siwon tidak berniat memperlihatkan foto pria itu, yang akhirnya di pilih oleh pemuda manis ini sebagai teman kencan semalamnya. Andai saja ia tahu kumpulan foto itu tersimpan salah satu foto pria yang paling tidak ia inginkan sebagai lawan main putra dari sahabatnya ini, Siwon sudah pasti akan terlebih dahulu menyembunyikan foto itu."Kau yakin ingin memilih dia?" Siwon bertanya sekali lagi dengan nada tidak yakin. Ia masih berharap pemuda itu memilih untuk merubah pilihannya dengan pasangan lain yang lebih sepadan ketimbang bajikan tak bermoral itu sebagai teman kencan semalam seorang pemula.
Sepasang mata pria itu mengamati pemuda berusia tujuh belas tahun yang saat ini duduk gelisah di sisi lain meja kerjanya. Siwon mengagumi keberanian serta tekat pemuda itu untuk membantu keuangan keluarga. Jika boleh jujur, meskipun sangat di sayangkan, pemuda manis dengan kelebihan yang di milikinya harus merelakan kesuciannya pada pria bajingan itu.
Jaejoong mengangguk menjawab pertanyaan Mr. Choi. Ia harus segera mengambil keputusan, tidak ada waktu lagi bahkan untuk menunggu esok hari. "Aku tidak berminat dengan wanita yang sudah menikah, aku juga tidak berminat dengan yang lain." Jaejoong juga memiliki alasan mengapa memilih pria itu, terlebih dia lah satu satunya pria muda kaya yang saat ini berada di sana.
Jari telunjuk Siwon menunjuk foto kedua dari barisan di antara puluhan foto foto berjejeran di atas meja. "Dia tidak menikah, mapan dan tidak juga memiliki kekasih. Aku jamin dia akan membayarmu mahal." Siwon memberi usul.
Tubuh Jaejoong condong ke depan, berusaha melihat lebih jelas wajah wanita yang di tunjuk oleh Mr. Choi. Cantik, pikir Jaejoong. Usianya sekitar awal tiga puluh tahunan, di sana tertulis jelas asal usul wanita itu yang tak tercela. Jauh lebih tua dari Jaejoong yang masih sekolah.
"Dia cantik. Tapi aku menolak." ujarnya sigap. "Aku tetap memilih pria ini."
Tatapan Siwon mengamati jari Jaejoong yang gemetar saat menunjuk foto pria itu lagi. Ia sendiri terkejut mendapati putra dari temannya itu datang ke klub yang seharusnya tidak membiarkan pemuda di bawah umur seperti Jaejoong masuk. Wajah memelas dan beberapa kata permohonan membuatnya tergugah untuk membantu yang di tolak pemuda itu.
Jika boleh jujur, ia tidak suka membiarkan Jaejoong terjun ke dalam dosa yang akan pemuda itu lakukan sebentar lagi. Namun ia tidak memiliki pilihan selain meng-iyakan, atau pemuda itu akan mencari uang di tempat lain. Dan demi Tuhan, Siwon membayangkan suatu hal buruk atau seseorang yang membeli Jaejoong bukan lah seseorang yang akan memperlakukan pemuda itu dengan cukup baik.
Ia tidak memiliki pilihan lain selain memberi pilihan terbaik di antara yang terbaik. Termasuk tamu VIP malam ini yang menyewa klub untuk pesta ulang tahun adik pria yang di pilih oleh Jaejoong.
Telapak tangan Siwon mendarat di atas meja dan menimbulkan suara yang lunayan keras. Gema samar memantul di ruangan pribadinya itu mendengarkan pilihan pemuda itu yang tak juga berubah. "Kau sangat keras kepala Kim Jaejoong, sama seperti ayahmu. Yang manapun terserah, tapi jangan dia."
"Kenapa?" Tidak tahu kah Siwon, bahwa penolakan itu hanya membuat Jaejoong tertarik dengan pria bermata musang itu dari yang ia rasakan sebelumnya. "Dia tampan, aku pikir juga kaya. Tentunya dia pria baik-baik, kalau tidak kau tidak akan menunjukan fotonya kepadaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
About That Night
RomanceYunJae. @YJskPresent. Pria yang semua orang anggap dingin tak berperasaan itu bukanlah seseorang yang tidak memiliki hati. Hanya pria yang hatinya telah tertambat pada sosok misterius yang ia temui di malam ulang tahun adiknya yang ke delapan belas...