Bab Empat

13.9K 1.4K 135
                                    

☆Sherry Kim☆
-YJsKim-

Kehadiran pria itu pada jam baru buka di klub tidak mengejutkan para pekerja yang datang lebih awal. Mereka sudah terbiasa melihat kedatangan pria itu semenjak mereka bekerja di sini.

“Selamat sore Mr. Jung.” Seorang pelayan wanita muda yang sudah mengenal pria itu menyapa hangat, meskipun mereka tahu Jung Yunho tidak akan pernah menanggapi sapaan mereka.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Jung Yunho datang hanya unyuk mencari Boss mereka, dan setiap kali pria itu keluar dari ruangan Boss mereka pastilah dalam keadaan wajah di tekuk atau marah besar. Jadi, ketika Yunho tersenyum kearah pelayan wanita yang menyapanya di bar, mereka melongo hebat mendapat senyum menawan pria tampan itu.

Astaga. Tidak heran jika pria itu di sebut sebagai pria dengan senyum maut, lihat serigai sinis yang hanya menambah ketampanan pria itu, sungguh menawan. Sikap arogan serta pembawaan diri yang sombong menambah nilai plus bagi Jung Yunho. Tidak adil, ketika banyaknya pria lain tidak mendapatkan kelebihan tersebut, Jung Yunho memilikki semua kelebihan tersebut tanpa bersusah payah.

“Kau lihat. Dia tersenyum padaku.” Seru pelayan wanita tadi.

“Dia menatapku.” sambung yang lain.

“Yang benar saja.” Wanita lain mendengus. “Dia tersenyum kearahku.” Tiga pelayan wanita muda itu saling berdebat. Beberapa pelayan laki-laki menggeleng takjub kearah mereka yang masih saja mendebatkan pria yang kini sudah tidak berada di sana, yang sangat jelas tidak akan menoleh ke arah mereka lagi.

Langkah Yunho begitu bersemangat menaiki tangga menuju lantai atas. Di mana ruangan Siwon berada dan ia tidak sabar untuk memberi tahu pria itu tentang dia yang siang tadi ia temukan, atau tepatnya dia lah yang menemukan Yunho.

Meskipun Yunho tidak menemukan dia ketika mengejarnya, Yunho tahu malaikat cantiknya telah kembali, siapapun nama pemuda itu, tidak, pria itu, Yunho akan menemukannya, toh ia sudah memastikan bahwa kehadiran pria itu benar-benar nyata melalui kamera pengawas. Hal itu menambah keyakinan Yunho untuk dapat menemukan sosok pemuda yang telah tumbuh begitu menawan menjadi pria yang paling indah di mata Yunho itu secepatnya. Tidak lama lagi ia akan menemukan siapapun nama pria itu.

Jika biasanya Yunho berwajah muram ketika datang, kali ini Yunho tersenyum lebar, meyapa siapapun yang berpapasan dengannya bahkan sekertaris Siwon pun mengerjap takjub mendapat tepukan akrab pada bahunya.

Pintu ruangan kerja Siwon berayun terbuka, lalu tertutup dengan suara yang cukup keras sampai dapat di pastikan seluruh benda di ruangan itu bergoyang karenanya.

Sumpah serapah Siwon tidak membuat senyum Yunho sirna, bahkan pria itu mengabaikan sosok mungil berambut pirang dalam pangkuan Siwon saat berkata. “Hai Siwon. Coba tebak, siapa yang aku lihat siang tadi?”

Butuh waktu bagi Siwon untuk menjernihkan pikiran dan menahan gairah yang baru saja kekasihnya bangkitkan. Sialan pria itu, dia pikir ruangan pribadinya ini ruangannya apa. “Di mana sopan santunmu bung?” suara serak pria itu hanya di indahkan Yunho. “Seingatku baru bulan lalu kau mengatakan tidak akan datang menemuiku lagi. Dan mana aku tahu siapa yang kau lihat tadi, dan jangan tersenyum seperti orang gila di hadapanku.” Siwon bergerak tak nyaman di kursinya.

Bukannya marah seperti biasanya, Yunho tertawa renyah, serenyah krispi yang baru saja keluar dari pemanggang. “Kau tidak akan percaya ini. Aku sendiri tidak mempercayai penglihatanku sendiri, sampai memastikan bahwa aku melihatnya, di depan mataku. Ya Tuhan, dia kembali dan aku akan menemukanya tidak lama lagi, tentu saja tanpa bantuanmu pak tua.”

About That NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang