Bagian Enam

13.5K 1.2K 71
                                    

☆Sherry Kim☆
-YJsKim-

Cengkraman tangan Jaejoong terkepal di atas meja menahan amarah yang lagi-lagi di timbulkan pria itu. Jung Yunho, tidak bisakah pria itu bicara menggunakan akal sehatnya sekali saja.

Jaejoong sudah akan bersiap mengarahkan tinju ke wajah Yunho tak peduli dengan keberadaan kedua manusia lain di ruangan itu namun sudah di dahului oleh Mrs. Jung.

Gerakan itu lumayan gesit untuk seorang wanita paruh baya seperti Jung Jessica. Pukulan itu begitu keras sampai Jaejoong juga Changmim meringis melihat kepala Yunho terayun membentur permukaan meja makan. Beruntung kepala pria itu tidak menghantam piring yang berada beberapa senti dari tempat kepala Yunho mendarat.

Yunho memekik keras, kepalanya berdenyut ngeri mendapat pukulan double dari depan juga belakang. “Keenapa Mama memukulku?”

“Kau pantas mendapatkan pukulan lebih dari sekedar itu. Bahkan aku berniat memukulmu lagi menggunakan tongkat bisbol adikmu. Bercandamu tidak lucu, Yunho.” Kepada Jaejoong wanita itu berkata. “ Maafkan putra gilaku ini, dia memang selalu bicara seenaknya ketika bahagia mendapat kunjungan rutin dariku.” tangan wanita itu terulur menepuk tangan Jaejoong yang masih mengepal di atas meja. “Jangan di masukan ke hati, nak.”

“Aku tidak merasa begitu.” gumam Yunho tidak suka.

Bagaimana ibunya itu bisa menganggap hal serius seperti ini sebagai gurauan. Tak tahukah ibunya itu bahwa Yunho menanti kesempatan apa pun agar dapat selalu bertemu dengan Jaejoong. Tidak peduli dengan jalan yang harus ia tempuh agar YJent dan Moldir bisa bekerja sama. Bahkan jika Yunho harus mengacungkan pisau ke leher Jaejoong pun ia akan melakukannya agar bisa menyeret pria manis itu ke altar bersamanya.

Astaga. Mungkin ibunya benar. Bahwa ia memang sudah gila dan itu karena pria yang duduk di seberang meja dengannya itu. Kim Jaejoong.

Mrs. Jung melempat tatapan mematikannya kepada Yunho. Lalu kembali menatap Jaejoong dengan sorot mata lembut yang membuat Changmin ingin muntah melihat ibunya. “Maafkan putra nakalku ini Jongie. Yunho sudah sangat keterlaluan dengan mengucapkan kata yang tidak seharusnya ia ucapkan.”

“Mama menuduhku berkata bohong... ” Sekali lagi Mrs. Jung berhasil memukul kepala putranya dengan tangan kosong. Menekan kepala Yunho sampai kening pria itu kembali bersanda pada meja makan.

Dengan nada lebih rahasia Mrs. Jung berbisik. “Dia memang nakal. Tolong jangan sebarkan gosip ini di luar sana karena semua orang mengira Yunho memiliki sifat sedingin kutub utara.”

“Dia memang sedingin kutub utara.” Changmin menyahut.

Dulu kakaknya adalah pria periang yang menjadi teman, lawan sekaligus keluarga baginya sampai ayah mereka menyerahkan tugas serta tanggung jawab keluarga ketangan Yunho. Sejak saat itu pula kakaknya sedikit demi sedikit menarik diri dari pergaulan, lama kelamaan menjadi kebiasaan yang membuat kakaknya itu membatasi diri dengan dunia seperti kepompong yang dingin.

Pria itu menatap perdebatan kakak sulungnya dengan ibu mereka yang memanglah cerewet dengan tatapan hangat. Diam-diam Changmin juga memandangi Jaejoong, pria inilah yang membuat kakaknya kembali bertingkah konyol setelah sekian tahun hidup dalam kepompong yang membuat Yunho di juluki manusia es.   Sekarang, kepompong itu telah lahir kembali dengan wujud kupu-kupu.

Kupu-kupu?
Changmin merinding membayangkan sebutan itu untuk kakaknya sendiri. Yunho sudah pasti akan menghajarnya seandainya kakaknya itu tahu ia menyamakan dirinya dengan kupu-kupu yang identik dengan wanita

“Aku harus pergi.” Suara Jaejoong menarik perhatian tiga penghuni lain meja makan.

“Tidak boleh.” Yunho berteriak cepat. Pria bahkan sudah berdiri dengan jari telunjuk menunjuk Jaejoong. “Maksudku. Tidak boleh sebelum makan malam. Mama masak terlalu banyak dan kau harus menikmatinya sedikit atau kau akan merasakan amukan ibuku yang mengerikan jika kau menolaknya.” ia kembali duduk dan menatap ibunya penuh sayang. Melupakan perdebatan mereka tadi.

About That NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang