※Sherry Kim※
.
."Untukmu."
"Apa ini?" Jaejoong merima gelas minuman yang di berikan oleh Yunho.
"Kopi." ujar Pria itu sambil menutup pintu. Kembali duduk di balik kemudia.
Beberapa saat lalu mereka berhenti di pom bensin untuk istirahat, pria itu mengatakan ingin ke toilet yang Jaejoong tahu Yunho berbohong. Karena Yunho menuju mini market yang tersedia di sana bukannya menuju ke toilet. Pria itu pun kembali dengan segelas kopi panas untuk Jaejoong.
"Tapi aku tidak munim kopi."
Gerakan Yunho terhenti, pria itu menatap Jaejoong dan beralih ke gelas kopi yang di pegang pria itu sebelum beranjak keluar dari mobil, lagi. “Tunggu di sini.”
Sebelum Jaejoong berhasil menghentikan pria itu, Yunho sudah melesat pergi. "Yunho," panggil Jaejoong. Bahu Jaejoong melorot. Pria itu sudah kembali masuk ke mini market dan kembali beberapa saat kemudian dengan sekaleng minuman hangat lain di tangan.
"Ini susu, minumlah.” Pria itu kembali masuk ke balik kemudi. “Berikan kopinya untukku."
"Tapi aku juga tidak minum susu." ujar Jaejoong lagi.
"Tidak?" ujar Yunho sedikit lebih keras.
Ujung bibir Jaejoong berkedup menahan tawa melihat keterkejutan dalam suara Yunho. Wajah pria itu terlihat konyol dan menggemaskan jika seperti itu.
Dada Yunho mengembang saat mengambil napas dalam. "Kau menggodaku. Bukan?" Namun tak ayal pria itu pun balas tersenyum, merasa senang melihat senyum malu malu yang Jaejoong coba sembunyikan. Ia pun menyamankan diri di balik kemudi.
Gelengan kepala Jaejoong membuat Yunho mendesah. "Berikan padaku. Biarkan aku yang menghabiskan keduanya."
"Kau bilang susu itu untukku." Jaejoong mencoba merebut botol susu itu dari tangan Yunho, melupakan segelas kopi yang ia pegang saat mencondongkan tubuh ke depan.
Bukannya menghindar, Yunho malah menikmati kedekatan mereka sampai cairan panas itu mengguyur separuh dari tubuhnya. Tidak banyak, namun cukup membuat jas serta celananya basah sampai ke pakaiam dalam dan terasa menyengat di kulit. "Yah," pekik Yunho.
"Oh tidak!" seru Jaejoong tidak salah kaget. Segera ia meraih tisue dan mencoba membantu mengelap pakaian basah pria itu yang bahkan tidak membantu sama sekali. "Maafkan aku."
"Jangan sentuh." Pria itu melompat keluar dari mobil, udara dingin membuat Yunho mendesah lega yang berubah dengan cepat menjadi tusukan sedingin es. Astaga, pakaian serta celananya fengan cepat berubah menjadi lembaran kain yang membeku. "Sial." umpatnya.
Menyadari apa yang sudah ia katakan Yunho segera masuk ke mobil. Hangatnya penghangat di dalam mobil membuatnya sedikit nyaman, namun hanya sesaat karena sungguh, ia kembali merasa kurang nyaman dengan pakaian basah yang ia kenakan.
"Maaf," cicit Jaejoong. “Aku tidak sengaja, sungguh.”
Apa yang di pikirkan Jaejoong? Tentu saja Yunho tahu bahwa ia tidak sengaja.
Sorot mata sendu Jaejoong membuat Yunho mendesah. Apakah pria ini harus selalu serius menanggapi semua masalah. Tidak bisakah Jaejoong bersikap tenang sejenak ketika berada di sisinya dan menghilangkan ekspresi wajah datarnya.
"Tidak apa apa,” ia menenangkan. “Ini akan kering dengan sendirinya bahkan mungkin sebelum kita sampai di seoul." yang baik Jaejoong maupun Yunho tahu tidak mungkin terjadi.
Yunho mengamati kedua tangan Jaejoong yang bergetar menangkup gelas sisa kopi di tangannya. “Kau kedinginan?” tangan Jaejoong dingin di bawah sentuhan tangan Yunho, melebihi dinginnya tangan Yunho yang baru kembali dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
About That Night
RomanceYunJae. @YJskPresent. Pria yang semua orang anggap dingin tak berperasaan itu bukanlah seseorang yang tidak memiliki hati. Hanya pria yang hatinya telah tertambat pada sosok misterius yang ia temui di malam ulang tahun adiknya yang ke delapan belas...