Ending Bab Dua.

13.5K 1.2K 157
                                    

☆Sherry Kim☆
.

BAB DUA
.

“Ada apa dengan mereka?” Mrs. Jung berbisik kepada Changmin yang duduk di sebelah kursinya. Wajah cantik wanita paruh baya itu terlihat cemas menatap dua orang yang duduk di seberang meja, bergantian , dari putra ke sosok calon menantu idamannya.

“Sepertinya mereka sedang dalam masa puber setelah pacaran.” gumam Changmin di sela mengunyah makanan di mulut.

Jung Jessica melirik putra keduanya penuh minat. “Apa itu? Bahasa gaul anak muda jaman sekarang?”

“Bukan.” Changmin melampaikan tangan. “Masa di mana cinta mereka sedang di uji dengan pertengkaran pertengkaran kecil di saat mereka sudah memutuskan ingin menikah.”
Mrs. Jung memutar bola mata jengah mendengar ucapan ngawur putranya itu.

“Aku juga tahu bahwa Kakakmu bertengkar dengan calon Kakak iparmu. Jika tidak Yunho tidak akan berdiam diri dan mengabaikan Jaejoong sejak kita datang sampai sekarang.”

“Kita datang di waktu yang tepat.” gumam Changmin. “Untuk melihat mereka bertengkar.” Senyum jahil terlihat di bibir pemuda itu.

“Pertengkaran ini tidak menarik. Kita tidak bisa melihat acara lovy dovy mereka hari ini.” gumam Mrs. Jung sengsara.

Dengan bijak Changmin mengusap bahu ibunya, menenangkan. “Jangan khawatir. Masih ada hari lain Mama. Aku yakin mereka tidak akan bertengkar lebih dari hari ini. Ngomong ngomong masih adakah kuenya?”

Baru ketika itu Mrs. Jung di sadarkan oleh pertanyaan putra keduanya. Wanita itu menatap nampan yang sudah kososng, horor, di mana ada empat potong kue berada sebelumnya. Wanita itu melirik Changmim sadis. “Kau menghabiskan semuanya?”

“Tidak semuanya. Hanya tiga. Bukan kah yang satu Mama sendiri yang makan.” gemas dengan tingkah Changmin. Mrs. Jung menjewer telinga pemuda itu.

“Aku harus mengantri selama dua jam untuk mendapatkan kue ini. Dan kau menghabiskan bagian kuw milik Kakak dan Kakak iparmu.”

“Siapa suruh Mama menaruh semuanya di depanku. Kau tahu jika aku tidak tahan melihat makanan di letakkan tak berdaya. Kasihan mereka jika tidak segera di lenyapkan. Oh Mama hatiku teriris mendengar mereka menangis. Akh... Ummanim, sakit.” Pekik Changmin saat jeweran di telinganya semakin kuat.

“Jangan mengada-ngada anak nakal.” Mrs. Jung tak habis pikir. Bagaimana ia bisa melahirkan putra perut karet seperti putra keduanya ini. “Ya Tuhan. Ngidam apa aku dulu sampai melahirkan putra sepertimu.”

“Salah Umma. Kenapa dulu Mama ngidam. Harusnya kan jangan.” Pukulan gemas laim di arahkan Mrs. Jung kepada putranya. Ketika lelah wanita itu meminum segelas air yang di sodorkan oleh Jaejoong. Menarik napas dramatis dengan lirikan mematikan di arahkan Changmin yang beringsut menjauh.

“Tidak apa. Jongie tidak nafsu makan.” bisik Jaejoong lemas. Pria itu melirik Yunho yang duduk di sebelah kursinya. Menatap piring makan Yunho yang masih tersisa separuh. “Yun, kau belum menghabiskan makan malammu.”

Yunho bangkit dengan tiba tiba. Wakah pria itu terlihat datar saat berkata. “Aku ingin istirahat. Jangan ganggu aku,” Yunho menatap ibu serta adiknya. “Dan jangan membuat keributan atau masuk ke kamarku saat kalian akan pergi.” Pria itu pun melenggang masuk ke kamar. Dengan suasana hati yang sepertinya kian memburuk dari sebelumnya.

“Kalian bertengkar?” Mrs. Jung bertanya setelah memastikan Yunho menutup pintu kamar. “Kenapa?”

“Yunho marah padaku karena aku mengalahkannya di pertandingan. Dengan tidak adil kemarin.” ujar Jaejoong lirih. Mata pria manis itu berkaca kaca saat menatap calon ibu mertuanya. “Bagaimana ini. Yunho mengabaikanku. Dia tidak mencintaiku lagi.

About That NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang