Bagian Dua Belas

10.9K 1.2K 73
                                    

※Sherry Kim※
-YJsKim-
.

Rasa-rasanya hari berlalu lebih lambat dari biasanya meski ia sudah menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja. Malahan sebagian malam telah Yunho habiskan untuk lembur ketimbang berguling di ranjang yang berujung tak mampu menutup mata ketika bayangan Jaejoong kembali dalam benaknya.

Sebelumnya ini selalu berhasil. Ia hanya akan memikirkan pria itu ketika tidur dan akan merasa sangat menginginkan Jaejoong di keesokan harinya. Sialnya akhir akhir ini ia kurang beruntung karena hampir setiap waktu ia memikirkan Jaejoong.

Andai saja Yunho tidak melihat wajah sedih Jaejoong saat ia berkata tidak menginginkan pria itu lagi -yang pada kenyataanya justru sebaliknya- mungkin penyesalan ini tidak akan lebih parah dan berujung ia semakin sulit mengenyahkan Jaejoong dari benaknya.

Rasa bersalahnya di perparah saat Yunho tidak melihat Jaejoong lagi di pesta malam itu. Pria itu pergi setelah Yunho meninggalkan Jaejoong di luar sana dalam keadaan terluka.

Pada pertemuan terakhir kerja sama Moldir dan Yj entertaimen pun Jaejoong tidak hadir. Sekertarisnya, Vicky yang datang mewakili Yunho menghadiri acara tersebut memberitahu Yunho bahwa Jaejoong tidak masuk karena sakit.

Apakah Jaejoong sakit karena malam itu? Malam di mana Yunho menolak membawa Jaejoong mencari tempat yang lebih hangat untuk berbincang.

Sialan Jaejoong dan keinginannya itu. Bagaimana Jaejoong mengatakan dengan gamplang tanpa rasa malu ketika hal yang ada dalam pikiran Yunho tentang kehangatan adalah tubuh telanjang Jaejoong yang bergelung nyaman di sisi tubuhnya. Di atas ranjangnya dengan Yunho menyelimuti tubuh telanjang Jaejoong.

Ketika apa yang di inginkan Jaejoong sendiri hanyalah ruangan hangat yang lebih nyaman ketimbang serambi berselimut salju. Dan lihatlah sekarang. Akibat kekeras kepalaanya Jaejoong jatuh sakit.

Apakah Jaejoong sudah lebih baik? Atau demamnya semakin parah.

Dengan kasar Yunho menaruk polpen di atas meja sampai berdentam keras di ruangan luas itu. Jaejoong seperti siluman yang selalu berhasil menyusup masuk ke dalam benaknya kapan pun pria itu mau. Yunho benci ini.

"Vicky, baritahu Mr. Kim aku akan menemuinya sebentar lagi." ujarnya melalui telefon.

"Mr. Kim?"

"Kim Jong Kook."

Yunho memutar kursi mengamati ruang luas itu. Ke dinging seberang ruangan di mana gambaran kesempurnaan kota terpampang indah di hadapannya. Itu hanya lukisan, namun Yunho menyukai keindahan yang tertoreh di dalamnya yang membuat lukisan itu terlihat lebih hidup.

Dering telefon menariknya kembali ke meja. Terdengar suara sekertarinya bicara. "Maaf Mr. Jung, Mr. Kim cuti hari ini."

"Cuti untuk apa?"

"Maafkan saya, beliau tidak mengatakan untuk apa."

"Baiklah. Terima kasih."
Pria itu kembali menghempaskan tubuhnya ke belakang. Kedua tangannya terikat di depan tubuh dengan helaan napas lelah. Apakah telah terjadi sesuatu terhadap Jaejoong yang mengharuskan pria itu untuk ambil cuti.

Dan apakah karena alasan tersebut Kim Jong Kook mengambil cuti?
Ketenangan yang ia coba tahan tidak mampu ia bendung lagi. Sialan! Ia harus mencari tahu tentang Jaejoong atau malam ini harus kembali bergadang tanpa bisa tidur karena memikirkan pria keras kepala itu.

Pintu ruangan terbuka sesaat sebelum Yunho memakai jas miliknya. Pria itu menatap wanita cantik yang ia puja berdiri di sana dengan tatapan penuh tanya. "Kemana kau mau pergi?"

About That NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang