☆Sherry Kim☆
.Kedua pria berbeda usia itu duduk di ruang tamu apartemen Jaejoong. Mr. Kim duduk laksana Raja dinasti Jeoson yang siap menjatuhkan hukuman kepada penjahat. Begitu mengintimindasi.
Yunho sudah menjelaskan semuanya. Bahkan sampai hubungan mereka pun ia uraikan dengan sangat jelas untuk menghilangkan rasa curiga yang di perlihatkan oleh Mr. Kim sejak dia mulai menjelaskan bahwa ia menyukai putra tunggal pria itu.
Tentu saja tanpa perlu menjelaskan detail pertemuan pertama mereka. Ia merasa tidak berhak untuk memberitahu hal pribadi tersebut. Jaejoong lah yang lebih berhak menjelaskan hal itu kepada ayahnya.
Di tilik dari wajah marah Mr. Kim, Yunho yakin bahwa Kim Jong Kook tidak tahu menahu tentang Jaejoong yang menjual diri demi mendapatkan uang. Yang ingin Yunho ketahui adalah, untuk apa uang tersebut. Nominal yang sangat besar untuk kebutuhan seorang anak pelajar seusia Jaejoong pada saat itu.
"Aku tidak menentang hubungan kalian," Mr. Kim mulai berkata setelah keterdiaman pria itu sejak tadi. "Hanya saja Yunho, tahu kah kau tentang masa lalu putraku? Apakah dia menceritakan sesuatu dari masalalunya kepadamu?" Yunho hanya menggelengkan kepala sekilas.
Helaan napas Mr. Kim terdengar tegang. Pria itu melanjutkan. "Aku tidak ingin Jaejoong disakiti saat kau tahu masa lalu putraku yang kelam. Dan jika hal itu terjadi, akan lebih baik bagimu untuk mundur sekarang. Sebelum semuanya terlambat."
Yunho duduk lebih tegak di tempat duduknya. Keringat dingin membasahi punggung padahal ruangan itu dalam kondisi berangin. "Tidak akan!" ucapnya tegas. "Jika Jaejoong bersedia, aku berniat menikahinya."
"Apa kau tidak mendengar ucapanku barusan?"
"Apa pun masa lalu Jaejoong, Hyung. Aku mencintainya. Begitu juga dengan Jaejoong. Kami saling mencintai dan kami yakin, kami mampu dan bisa menerima kekurangan satu sama lain. Usia bukan juga masalah bagiku ataupun Jaejoong. Kami sudah cukup...."
"Bukan hanya karena hal itu." Mr. Kim menyahut. "Astaga. Aku melupakan satu itu. Berapa usiamu?"
Bibir Yunho membentuk kerucut saat pria itu cemberut, sebal. "Tiga puluh enam." ujarnya malas.
"Dan putraku seusia dengan adikmu." Mr. Kim mendesah.
Ia tidak boleh mundur kanya karena hal itu. Yunho tidak akan pernah melepaskan Jaejoong lagi setelah waktu yang memisahkan mereka.
"Tidak lebih dari sepuluh tahun aku rasa."Bibir Kim Jong Kook membentuk haris lurus. "Kau sudah cukup dewasa atau bahkan sudah memiliki kekasih saat putraku lahir."
"Astaga. Di usiaku yang masih sepuluh tahun?" sahut Yunho tersinggung. "aku masih di bangku sekolah dasar."
Kedikan bahu Mr. Kim terlihat acuh. "Tetap saja. Itu jarak yang cukup jauh." pria itu terdiam sejenak. Begitu juga Yunho. "Berapa lama kalian sudah berhubungan?"
"Maaf?"
"Berapa lama tepatnya kalian berdua saling mengenal satu sama lain?"
"Cukup lama untuk meyakinkan aku agar segera menikahinya." Tatapan tajam Mr. Kim membuat Yunho meringis. "Aku serius." imbuhnya. "Sejak sembilan tahun lalu," Melihat wajah terkejut Mr. Kim, Yunho buru-buru menambahkan. "Kami berpisah cukup lama. Aku menyukai putramu sejak pertama kali bertemu, Hyung. Karena itulah aku mencari Jaejoong dan terkejut mendapati kau mengenal Jaejoong. Sialnya aku tidak tahu bahwa kau adalah ayah Jaejoong." Ada nada kesal di akhir kata. Mr. Kim menggeryit alis karenanya.
Kim Joong Kook sendiri mencoba terlihat santai. Atau itulah yang ia coba perlihatkan meski perasaannya benar benar tidak tenang. Jaejoong adalah putra tunggalnya. Satu hal paling berharga yang tidak akan pernah Jong Kook relakan untuk orang lain sakiti. Bahkan jika itu cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
About That Night
RomanceYunJae. @YJskPresent. Pria yang semua orang anggap dingin tak berperasaan itu bukanlah seseorang yang tidak memiliki hati. Hanya pria yang hatinya telah tertambat pada sosok misterius yang ia temui di malam ulang tahun adiknya yang ke delapan belas...