6

1.3K 68 0
                                    

"Hati-hati."

"Iya."

"Jangan lupa telpon kalau udah sampe."

"Iya."

"Pelan-pelan aja. Baca bismillah setiap melakukan sesuatu."

"Iya."

"Ainun!"

"Hmm..."

"Kenapa iya muluk sih!"

"Trus apa? Oya... jangan lupa jemput jam 3 pagi besok kamis."

Halimah menganggukan kepala. Hampir ia akan mengeluarkan kata-katanya lagi. Kalau saja teriakan teman-teman sejurusan Ainun tidak menghampiri Ainun.

"Hei!"

"Udah sehat, Ai?"

"Ai!"

Suara tiga orang wanita yang bergema bersamaan. Membuat Halimah yakin kalau Ainun akan baik-baik saja bersama mereka. Walaupun ia tahu Ainun bukan orang yang akan benar-benar menjadi dirinya bersama mereka. Tapi setidaknya mereka tidak akan menyakit hati Ainun karna mereka hanya orang asing yang singgah sebentar sebagai teman satu jurusan di kehidupan Ainun.

"Jaga dirimu. Sampai bertemu hari kamis."

Ainun menganggukan kepala kepada Halimah sekilas. Sebelum benar-benar menyalakan mobilnya dari parkiran kampus, Halimah masih tetap memastikan keadaan Ainun. Ia menghembuskan nafasnya perlahan. Menguatkan dirinya kalau Ainun akan baik-baik saja disana. Mungkin berlebihan kekhawatirannya. Tetapi jika kau menjadi saksi kehidupan tragis seseorang sejak ia kecil hingga ia dewasa dan ini adalah saat terlemahnya. Kau juga akan menjadi khawatir berlebihan seperti ini. Apalagi ia merupakan seseorang yang sangat berarti dalam hidupmu.

"Aku benar-benar berharap aku laki-laki dan bisa melindungimu. Tapi itu mustahil. Jadi, aku berharap kepada Allah semoga kau menemukan laki-laki baik yang bisa melindungi dan menjaga hatimu, Ai. Aamiin."

*****

Aku duduk di pinggir kaca bus. Perjalanan kami untuk studi banding ke Malang, Jawa Timur dimulai. Tidak masalah dengan kondisiku sekarang. Aku harus berbuat yang terbaik dalam kondisi apapun.

"Psk psk Ai..."

Suara bisik-bisik dari bangku belakang. Aku berusaha untuk tidak peduli. Mereka memang ribut. Aku tidak mengerti kenapa laki-laki di universitas terutama mereka yang jomblo menjadi semakin agresif dan caper.

Saranku adalah jangan mudah terpengaruh. Karena mereka akan melakukan hal yang sama kepada yang lain. Target mereka dalam satu waktu bukan hanya satu. Jadi, bijaksanalah wahai perempuan.

 Jadi, bijaksanalah wahai perempuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck. Ai!"

Akhirnya suara panggilan tidak jelas itu berakhir. Bukan aku jahat. Tapi jika itu suara permintaan tolong pasti akan aku tanggapi berbeda dengan suara modus gak jelas mereka.

Suara bus sudah sunyi namun sesekali ada suara-suara keramaian kecil. Kebanyakan dari mereka sudah terlelap. Sebagian yang lain menjahili teman mereka saat tidur dan menshare hasil karya mereka di grup line angkatan.

Sedangkan aku, aku mendengarkan suara orang melantunkan bacaan Al-Qur'an dari handphone-ku. Tetapi pikiranku entah kenapa... Ah tidak. Aku bisa melalui ini. Dia bukan takdirku.

Sadar Ai!!!

Ya. Aku harus realistis. Seberapa pun aku berusaha dia memang bukan jalanku. Sekarang aku harus fokus dengan masa depanku. Kemarin aku yang menyuruh Halimah tak membahas ini. Jadi tidak lagi.

"Ai!"

Ada sodokan yang menyodok bagian kiri kepalaku. Aku membuka mataku. Menoleh kesamping dan aku lihat cengiran konyol dari atas aku duduk.

"Gak bisa tidur. Ngobrol yuk, Ai..."

Aku tidak mengerti dari sekian banyak manusia di bus ini kenapa ia menggangguku. Benar-benar aneh. Aku kembali menghadap jendela dan memejamkan mataku. Disela-sela kursiku suara itu kembali menyeruak.

"Ai..."

"Apa?"

"Langitnya indah ya..."

Aku menyesal menanggapi pembicaraannya. Walaupun aku tetap melihat langit malam dari jendela aku duduk. Ya memamg langit malam indah setiap malam kan?

"Kayak kamu. Hehehe."

Aku rasa sebaiknya aku tidur. Ini tidak akan selesai jika aku menanggapi manusia satu itu. Aku seperti menghadapi stalker di malam yang gelap. Entah siapa namanya. Aku tidak yakin. Tapi kami berada di satu angkatan dan karena dia, malam ini menjadi malam yang menyeramkan. Good night!

MenemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang