4

594 32 0
                                    

Heavy Snow

Kyoto Prefecture, Japan

Malam itu para pekerja di devisi pengembangan produk baru saja menyelesaikan tugas besar mereka. Presentasi mereka kepada petinggi perusahaan mendapat tanggapan baik. Walaupun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.

Senyum seluruh anggota divisi itu mengembang. Setidaknya kerja keras mereka membuahkan inovasi baru. Semua anggota keluar ruangan dengan kegembiraan mereka.

"Yosh! Yeay!"

"Otsukare sama desu."

"Otsukare sama."

[Terimakasih untuk kerja kerasnya]

Mereka saling mengucapkan apresiasi dan akan pergi makan-makan atau lebih tepatnya merayakan dengan minum sake. Andro tidak minum sake. Ia hanya menghormati ajakan teman-teman satu divisinya.

Dirasa cukup keterlibatannya. Akhirnya, ia undur diri untuk pulang dengan alasan bahwa rumahnya cukup jauh dari warung tempat mereka minum. Teman-teman satu devisinya menyayangkan hal itu, tapi mereka juga tidak bisa berbuat lebih dengan alasan Andro.

Tap

Tap

Tap

Puk

Andro menoleh ketika merasa pundaknya tertepuk pelan. Di samping terlihat Bambang yang cengengesan. Kemudian ia melanjutkan jalannya tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Elu gak tanya kenapa gue bisa disini trusss nepuk pundak lo?"

Bambang menggembungkan pipinya sedikit sebal karena disapa saja tidak. Sifat Andro benar-benar payah semakin payah semakin hari. Ia tidak suka sahabatnya jadi begini.

"Lah malah cuma diem. Elu mau tahu gak kok gue bisa disini???"

Sudah banting harga setengah mati. Tetapi, Andro masih khusuk dengan kegiatan jalan kakinya. Ia lebih memilih menyembunyikan mulut di balik syal rajutnya.

"Dro!"

"Iya."

"Gue tadi ke kantor elu eh tahunya elunya gak ada. Yaudah deh gue mampir aja ke toko roti. Alhamdullilah malah dapet roti seger baru keluar dari oven."

"Kirim pesan dulu lain kali."

"Hmm gue pengen ngetest aja. Apa takdir kita kuat apa gak eh ternyata kuat banget. Buktinya gue ketemu elu disini pas gue keluar dari toko roti."

Kalimat Bambang sungguh menggelitik telinga Andro. Ia menghentikan langkahnya sejenak. Bambang bingung dengan gerakan Andro pun hanya ikut berhenti.

"Kok gak jalan lagi?"

"Gak."

Kata-kata yang sudah Andro susun memudar perlahan. Jadi, ia memutuskan berjalan lagi. Dengan Bambang yang menyusulnya dari belakang sambil merangkulnya.

"Dro, kita jalan-jalan liat festival entar pas musim semi gimana? Elu kan bagian dari perusahaan perhotelan dan penyedia paket layanan wisata cabang Kyoto masak gak pernah jalan? Kantor-rumah-warung gitu aja terus apek mati."

MenemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang