6

578 31 0
                                    

Morning Beating

Kyoto Prefecture, Japan

[ A N D R O ]

Seusai sholat dhuha aku menggulung sajadahku. Merapikan selimutku yang menjulur ke sembarang arah. Merapikan bantalku yamg terbang ke antariksa.

Aku tersenyum puas ketika kamar sudah rapi. Dan terlebih lagi aku sudah selesai memasak. Ya walau hanya nasi dibalut telur dadar dan saus tomat dengan sayur wortel cincang bersaus mayones yang sudah aku campur saus tomat.

Ting! Tong!

Siapa yang bertamu pagi-pagi. Baru saja aku akan menyuapkan sendok nasi ke dalam mulutku. Yang benar saja.

Ting! Tong! Ting! Tong!

"Choto matte."

[Tunggu sebentar.]

Aku melangkahkan kakiku lebar. Tamu yang tidak sabaran. Mencoba menormalkan nafas. Kemudian melihat ke lubang pengintai.

Ada pertanyaan kenapa tidak langsung dibuka?

Aku sudah cukup berpengalaman sejak kuliah. Dulu ketika kuliah temanku harus dirawat tiga bulan di rumah sakit yang karna tidak waspada membuka pintu kost. Remehkan?

Tapi buktinya tidak. Pagi itu lengan kirinya dibacok orang tidak dikenal. Hampir mati kehabisan darah kalau saja aku tidak keluar dari kamar kost waktu itu.

Baiklah. Kembali ke masa sekarang. Sudah aku lihat itu Bambang. Jadi, aku membukakan pintu untuknya.

"Masuklah."

Dia masuk ke dalam dan aku menutup pintu. Ia berdiri di tengah-tengah ruangan. Setelah aku berada di dekatnya dia berbalik.

Bugh!

Aku meringis. Di pinggir bibirku terasa perih. Bambang memukulku begitu saja.

Otomatis karena tidak siap aku terhuyung ke belakang. Dengan sangat tidak elit lagi aku pentok pinggiran kasur dan jatuh. Untung mendarat di kasur empuk.

Dan adegan tidak senonoh lain terjadi. Bambang dengan seenak lututnya sendiri duduk di atas perutku. Menatapku tajam.

Anak ini kenapa?

"Andromeda, gue kagak tahu lagi biar bikin elu sadar."

Kali ini dia menarik kerah kaosku. Kaos yang baru aku beli bulan lalu. Anak satu ini kalau bukan teman dari SMP dan saudara sudah aku tendang jauh-jauh dari hidupku.

"Kamu kenapa?"

"Gue, elu tanya gue kenapa? Elu yang kenapa! Demi apapun! Adromeda elu tu berubah banyak. Gue nunggu dua tahun. Tapi elu masih aja kek gini. Ya Allah..."

"Elo itu fighter. Jauh-jauh kuliah dari Klaten ke Depok. Nyari kerja part time sana-sini. Belajar tekun demi beasiswa. Elu itu pelindung adek-adek lo. Tujuh adek elu, Dro. Mana Andro yang pejuang dulu?!"

"ITU CUMA AINUN. CEWEK CEBOL, BODO, PENGECUT DAN ELO LEBIH BODO LAGI JADI KEK GINI GARA-GARA TU CEWEK! SADAR DRO! SADAR!"

"Elu masih bisa bertahankan pas elu ditolak Tika. Masih bisa ngalah pas Adrian suka sama Mira. Mana Adro yang waktu itu? Mana Andro yang sadar akan kenyataan? HAH!"

MenemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang