6- She's Comeback

12.2K 617 0
                                    

Beberapa bulan kemudian

Sudah hampir setahun aku bekerja di perusahan ini. GRAHAM GROUP. perusahaan idaman semua orang.

Setelah melewati proses yang panjang dan berliku kini posisiku di kantor ini tidak menjadi staff produksi lagi melainkan menjadi Asisten Presiden Direktur atau Direktur Utama yang artinya aku itu adalah asisten dari pak Richo.

Mba Verna selaku asisten pak richo yang dulu sekarang di mutasi ke Surabaya karena mba Verna sendiri yang mengajukan itu ke pak Richo

Dan pak Richo sendiri yang memilihku sebagai pengganti mba Verna ia bilang kalau aku itu orangnya tekun sabar dan yang pasti sangat mengerti mengenai pak Richo.

Pastilah aku tekun sabar dan sangat mengerti Pak Richo kan aku sangat menyukainya. Ah lupakan!

Bekerja dengan pak Richo butuh ketelitian yang amat sangat karena pak Richo orangnya sangat perfeksionis sekali.

Sudah berkali-kali mendapatkan hujan kertas darinya bahkan tak terhitung jumlahnya namun aku tetap bertahan karena aku membutuhkan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan hidupku.

Pagi ini aku berangkat satu jam lebih pagi dari biasanya karena masih banyak berkas-berkas yang belum ku kerjakan.

Bau wangi yang menyeruak memenuhi ruangan menyadarkanku dari lamunan-lamunanku, karena bau ini bau Parfum merk terkenal yang ada diPerancis, aku sudah mengenal bau ini walaupun pemiliknya belum melewati mejaku.

Aku berdiri dari kursi favoritku.
Setelah atasanku tepat dihadapanku, ku tundukkan sedikit kepalaku padanya untuk memberi hormat dan memberikannya salam

"Selamat pagi pak" senyumku pun tak kalah lebar dari kemarin, tapi yang ku dapat sekali lagi adalah hanya senyum tipis yang diberikannya sebagai balasan salamku tadi.

Ok No problem, Liva. Boss mu memang kaku, sabar :') ucapku dalam hati menyemangati diriku sendiri seperti hari-hari sebelumnya.

Lihatkan bagaimana sabarnya aku menghadapi Boss Tampan yang menyebalkan ini? Kalau saja ada Reward dimana ada Nominasi 'Asisten ter SABAR menghadapi tingkah Bossnya' bisa jadi aku yang memenangkan penghargaan itu.

Sayangnya tidak ada. Ah sayang sekali.

Setelah melihat makhluk tampan -ralat Presdir- memasuki istananya akupun kembali ke kursi singgahsanaku dan mulai mengerjakan semua rutinitas ku seperti harinya.

Apalagi kalau bukan menyiapkan bahan meeting presdir hari ini, menyortir pekerjaan presdir dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan presdir.

Kriiiing
Bunyi intercome di mejaku menghentikan aktifitas mata dan tanganku sejenak dari benda hitam tipis yang ada dihadapanku.

"Cepat bawa bahan meeting hari ini keruanganku" Suara bariton pak Richo itu menginstruksikanku untuk keruangannya.

Ku siapkan semua yang dibutuhkan pak Richo lalu melangkah dengan anggun keruangannya.

Ya, Mejaku sekarang berada diluar diruangan Pak Richo.

Sudah hampir tiga puluh menit aku berdiam diri di ruangan pak Richo, setelah aku membawa bahan meeting pak Richo menyuruhku untuk tetap duduk di kursi yang ada didepan mejanya katanya jika ada yang kurang jelas bisa langsung diterangkan olehku.

Dan aku hanya mengiyakan saja.

Mungkin maksudnya 'Agar ia lebih mudah membuang tumpukkan kertas itu diwajahku'.

"Silahkan kembali ke mejamu dan bersiap-siaplah 30menit lagi kita berangkat menuju kantor pusat" ujar pak Richo tanpa mengalihkan pandangannya dari bahan meeting yang sedang di bacanya.

Yeay! Aku bersorak dalam hati. Sudah sekian kali aku mengikuti meeting di kantor pusat tapi entah kenapa baru kali ini aku ingin terlihat cantik dari pada sebelumnya,

apa karena kali ini yang mengajakku itu pak Richo ya? Kan biasanya pak Adrian?

Setelah keluar dari ruangan pak Richo aku langsung merapikan diri, memperbaiki makeupku padahal masih Fresh tapi entah kenapa aku ingin memperbaiki nya saja.

"Cepat Liv! Sampai kapan kau akan berdandan? Kita hampir telat!"

aku terperanjat karena suara bentakkan pak Richo yang terdengar seperti hampir teriak, setauku aku tak mendengar langkah kaki ataupun suara pintu terbuka. Lalu kenapa pak Richo ada disini?

Dan itu membuat pak Adrian yang sedang lewat pula ikut terkejut lalu menghampiri kami -lebih tepatnya menghampiri pak Richo-

"Hey santai dude, kasian asisten mu itu" suara lembut pak Adrian terdengar di telingaku, pak Richo tak merespon ucapan pak Adrian karena sedang meredakan amarahnya.

"Saya tidak apa-apa pak" sela ku sambil memamerkan senyum indahku dan menundukkan wajahku.

Kenapa pak Richo menjadi sensitif begini? Padahal aku tidak melakukan kesalahan, aku hanya berdandan memperbaiki makeup ku. Apa itu salah?

"Sudah lah aku mau ke kantor pusat dulu. Kau jangan sampai terlambat, ayo Liv" ucap pak Richo sambil memerintahkan liva untuk mengikutinya, pak adrian melihat kami hanya tersenyum masam.

Kenapa pak Richo sangat tidak sopan menjawab omongan dari pak Adrian padahalkan pak Adrian itu atasan pak Richo juga.

-Flashback-
Kriiing.. ponsel Richo berbunyi, ketika dilihat disana terpampang sebuah nama yang membuat jantungnya berdetak kencang.

Revallyna Synthia Wirawan, primadona kampus sewaktu Richo kuliah dulu, Reva pun pernah menjadi kekasih Richo namun hubungan itu hanya berlangsung sebulan saja.

Reva sangat mencintai Richo dan Richo pun sama perasaannya dengan Reva namun cinta mereka terhalang karena kakak Richo ternyata mencintai reva bahkan sampai sekarang Richopun tetap memilih akan melupakan Reva.

"Hallo" dengan ketus Richo mengangkat telvonnya

"Hallo sayang, bagaimana kabar kamu?" Suara lembut terdengar dari seberang sana, Richo mengakui dirinya memang masih mencintai Reva namun ia sudah berjanji akan mundur demi sang kakak

"Ada apa?! Sudah jangan basa basi lagi? Aku tak ada waktu" tanpa sadar Richo mengacak-acak rambutnya frustasi

"Kamu masih sama seperti dulu, cuek dan dingin namun aku tetap suka.
Begini sayang aku siang ini sampai di jakarta, aku mau kamu yang menjemputku dibandara. Because I miss you so much" ucap Reva dengan nada genit yang dibuat-buat

"Aku sibuk" dengan geram Richo memutuskan telvon tersebut ..
***

Ia terus memikirkan hal itu entah kenapa satu nama itu yang membuat hidupnya berantakan. Ia tak mau kejadian dulu terulang kembali. Cukup satu kali ia merasakan Hampir kehilangan orang yang disayangnya.

Jantungnya berdebar tak menentu. Kenapa setiap mendengar suaranya membuat jantung Richo berdetak? Ah tidak mungkin kalau ia masih mencintai gadis itu.

"Argh! Kenapa kamu harus kembali setelah hidupku benar-benar tenang!"

Tbc

Te Amo Big Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang