25-Go Away

9.6K 493 51
                                    

Setelah pertengkaran itu Liva memutuskan untuk segera menuntaskan pekerjaannya bahkan untuk tiga hari kedepan.

Dirinya sudah memutuskan pergi untuk menenangkan diri selama tiga hari.

Masa bodo dengan atasannya itu, Toh dia lebih percaya 'Rekan Kerjanya' dibanding dirinya.

Tok tok tok!

Siapa lagi sih!

"Masuk!" Perintah Liva dengan nada kesalnya.

Ada saja sesuatu yang mengganggunya saat dirinya sedang menyelesaikan pekerjaan sialan ini.

Astaga! Kenapa dirinya sering sekali mengumpat akhir-akhir ini, pasti karena Reva.

"Permisi mba, Pak Boss mana ya?"
Ucap seseorang yang menyadarkan dirinya dari fikirannya yang sedari tadi menggerutu.

Dengan mata yang terus menatap dokumen, Liva menjawab dengan hati terpaksa. "Lagi pergi keluar, kalo ada perlu tunggu sebentar lagi"

"Mba Liv" Panggil seseorang itu sekali lagi.

Sepertinya ia sangat kenal dengan suara ini.
"Ros?" Tanya Liva saat melihat siapa yang memanggilnya tadi.

Ros hanya tersenyum lalu meletakkan tumpukan map diatas meja Liva.
"Ini berkas yang harus Pak Boss tanda tangani mba, tolong berikan saat Pak Boss datang ya"

Liva melongo dibuatnya, dirinya sedang tidak mau bertemu dengan manusia tampan itu malah sekarang Ros menyuruhnya untuk menunggunya.

Oh My! Kenapa saat dirinya sedang kesal dengan dia masih saja memanggilnya dengan sebutan Manusia tampan?

"Taruh saja berkasnya di Mejanya sendiri Ros, kau tak lihat dimejaku saja sudah banyak tumpukan kertas?"

"Tapi mba berkas ini harus ditanda tangani hari ini juga" ucap Ros dengan Kekeuh

Liva membuang nafasnya kasar, ternyata perempuan polos dihadapannya ini membuatnya semakin kesal.

"Ros kau ini Resepsionis kan? Tugasmu bukan mengurusi tugas seperti ini? Sudahlah taruh saja di Meja itu" tunjuknya pada meja Richo yang berada di pojok.

"Tapi mba Liv? Aku disuruh--"

"Tapi apa Ros? Aku sedang banyak pekerjaan"

"Loh kok mba Liva mengurusi banyak sekali dokumen?" Tanya Ros sambil memilah-milah kertas dimeja Liva

"Ini semua pekerjaanku selama tiga hari kedepan, aku harus mengerjakannya sekarang juga. Dan ini tolong kamu letakan surat ini dimeja Pak Boss" ucap Liva sambil menyodorkan surat berbalut amplop putih.

Ros menerima amplop iti dengan bingung, lalu membolak-balikan amplop itu.
"Surat apa ini mba?"

"Surat ijin cutiku selama tiga hari kedepan Ros" terang Liva sambil tetap mengurusi pekerjaannya.

"Mba Liva mau kemana? Aku ikut ya" tanya Ros dengan Riang.

Liva menghentikan pekerjaannya lalu menatap Ros.
"Aku bukan Liburan Ros, aku ingin-- ingin menemui nenekku dikampung. Dia sedang sakit" jawab Liva dengan Bohong

Ia tak mungkin membicarakan masalah dirinya kepada Ros, sedangkan dia tau kalau masalah yang Ros hadapi tidak jauh rumit dari masalahnya.

Jangan tanya dari mana Liva tau, bukan Ros yang bercerita melainkan dirinya yang terlalu peka terhadap sekitar.

"Tapi aku ingin ikut mba, aku ingin berlibur. Apalagi suasana pedesaan yang sangat asri membuat aku ingin kesana" paksa Ros pada Liva.

"Aku tau kau memaksa mengikutiku bukan karena ingin berlibur, melainkan karena ingin berlari dari masalah yang mengejarmu kan?" Tanya Liva telak membuat Ros tak berkutik

Te Amo Big Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang