35 - Get Merried (End)

11.4K 455 10
                                    

Saat ini Liva sedang berada diruang ganti sebuah butik terkenal dijakarta.
Memilih sendiri untuk gaun pernikahannya.

Sebenarnya Richo sudah memilihkan gaun untuknya dan ukurannya pun sudah pas, hanya saja Liva ingin dirinya sendiri yang menentukan gaun mana yang akan ia pakai saat pernikahannya nanti.

Setelah puas berkeliling butik seorang diri Liva pun keluar dari butik dengan membawa tas berisi gaun yang ia beli tadi.

Liva memang ingin ia sendiri yang membeli beberapa barang untuk pernikahannya, seperti gaun, memesan beberapa kue, dan Cincin yang sudah ia pesan.

"Hah.. Aku lapar sekarang" terdengar suara dari perutnya meminta untuk segera diisi.

Liva pun terkekeh sendiri mendengarnya, pantas saja perutnya protes ia mulai berbelanja sejak siang hingga sore sampai melupakan makan siangnya.

Akhirnya Liva untuk memutuskan makan siang yang kebetulan ada Cafe di seberang butik ini.

Dari jauh ia melihat sosok yang dikenalnya disana sedang duduk bersama lelaki yang mungkin seumuran dengannya. Bukan hanya menebak tetapi terlihat dari seragam yang dipakai mereka.

"Lina?" Liva mencoba mempertajamkan lagi indera penglihatannya.

Apakah benar itu adiknya? Bersama teman lelakinya kah? Bukan kah Lina termasuk perempuan yang sulit untuk membuka hatinya.

Liva bergegas menyebrangi jalanan yang memisahkan Butik dengan Cafe itu. Setelah sampai di depan pintu Cafe, ponselnya berdering.

Richo Calling..

Ada apa tiba-tiba Richo menghubunginya bukankah dirinya sudah meminta ijin?

"Hallo, Cho" sapa Liva terlebih dahulu.

"Hallo sayang, kamu dimana?"

"Aku masih disekitaran butik, memang kenapa?"

"Kamu teledor lagi sayang" terdengar helaan nafas dari suara Richo diseberang sana.

"Maksudmu?" ucap Liva bingung.

Teledor apalagi kah dirinya? Bukan kah ia tak melakukan kesalahan apapun, dan ia juga tak melupakan apapun?

Oh Gosh!

"Astaga, Cho! Bajuku.. Bajuku masih tertinggal dibutik" Liva yang panik langsung kembali menyebrangi jalan. Berjalan terburu-buru kembali ke butik.

Teledor sekali dirinya ini, karena sibuk memilih gaun untuk pernikahannya sampai sampai baju yang ia beli tertinggal dibutik

"Untung saja Tante Merlyn menghubungiku, Kamu tunggu disana ya aku akan menjemputmu"

"Tidak perlu, Cho. Aku akan pulang dengan taksi saja"

"Dan membiarkan kau meninggalkan belanjaanmu di taksi? Tidak ada penolakan Liva!" keputusan richo tidak dapat di ganggu gugat ternyata.

***
"Saya terima nikah dan kawinnya Velliva Adira Myesa dengan Seperangkat alat sholat dan mas kawin uang sejumlah lima juta empat ratus tujuh belas ribu rupiah dibayar tunai" Richo mengucapkan rentetan kalimat itu dengan satu hembusan nafas.

"Bagaimana saksi?" tanya penghulu kepada para saksinya

"SAH!" teriak para saksi yang ada diruangan itu dengan bersamaan.

"Alhamdulillah"

Saat pembacaan doa bersama-sama Richo sesekali melirik kearah sampingnya dimana orang yang sangat ia sayangi sedang duduk sambil menundukkan sedikit kepalanya karena sedang berdoa.

Te Amo Big Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang