16-Tidak!

9.8K 544 8
                                    

Maaf kalo kelamaan update, soalnya masih tahap belajar. Dan mood juga suka ngga beraturan jadi kalo mau update ya tergantung mood--

-----------------******---------------

Sejak kejadian itu Richo memutuskan untuk meletakkan meja Liva didalam ruangannya, alasannya agar Revallyna tak berani berbuat macam-macam pada Liva.

Ya. Selain alasannya itu, ia juga agar bisa leluasa memandang wajah Liva dengan puas kapanpun ia mau.

Beberapa hari ini Revallyna memang gencar untuk mencoba menyelinap masuk kekantornya. Apalagi kalau bukan untuk mencelakakan Liva.

Hubungan palsunya dengan Livapun berhembus sampai ke telinga para karyawan lainnya. Ada yang mendukung hubungannya ini. Adapula yang tak suka dengan hubungan Liva dengan Richo yang notabene adalah atasannya.

"Pak. Satu jam lagi bapak ada jadwal meeting dengan Wirawan Corp." Ucap liva sambil menundukkan kepalanya hormat.

Wirawan Corp.
Mendengar nama itu membuat kepala Richo menjadi pusing. Wirawan Corp adalah perusahaan yang dimiliki oleh Edrik Wirawan, ayah dari Revallyna, mantan kekasihnya.

Edrik tak jauh berbeda dengan Reva, mereka sama-sama mempunyai sifat angkuh dan keras kepala. Semua keinginan yang mereka inginkan harus segera didapat.

Berbeda dengan Gania wirawan, istri dari Edrik dan Ibu dari Reva. Gania mempunyai sifat yang lembut dan suka berteman, banyak yang menyukai Gania tapi banyak juga yang membenci suaminya.

Entah dosa apa yang di perbuat Gania sampai mendapatkan suami dan putri yang memiliki sifat seperti itu.

Kembali pada permasalahan yang akan dihadapi oleh Richo.

Memang sebelum kepulangan Reva ke indonesia, dua hari sebelum itu Richo menerima surat permintaan kerja sama dari Wirawan Corp hanya saja ia belum menyetujuinya.

Perusahaan itu memang dikenal suka bermain kotor, Richo tau sepak terjang perusahaan itu dari nol. Banyak partner bisnisnya yang gulung tikar karena perusahaan itu.

Siapapun orang yang berani menolak yang dia inginkan akan dipastikan ada hukuman setimpal yang diterimanya.

Dan sekarang seseorang yang tidak beruntung itu adalah Dirinya. Ia harus tetap tenang menghadapi lelaki paruh baya itu.

Ia harus benar-benar lebih cerdik dari lawannya ini. Karena lawan yang akan dihadapinya ini bukan sembarang lawan. Tapi melainkan Singa jantan yang buas.

"Siapkan semuanya" ucap Richo sambil memandang gedung-gedung tinggi diluar sana.

"Baik pak"

***

Meeting sudah selesai sejak dua jam lalu tetapi client nya ini tetap tidak mau pergi dari ruangannya.

Edrik bersikukuh untuk tetap berada diruangan Richo sejak meeting selesai karena ada hal penting yang mau dibicarakan.

Namun sejak tadi edrik hanya berceloteh mengenai putri semata wayangnya itu. Membangga-banggakan putrinya dihadapan Richo.

Apa maksudnya dia?

Edrik terus membicarakan masalah Reva dengan Richo, tanpa melihat wajah Richo yang sudah sangat bosan dengan apa yang dibicarakannya ini.

"Bagaimana nak Richo?" Tanya Edrik dengan wajah yang sumringah

"Apanya yang bagaimana?" Richo bertanya balik

Edrik mengerutkan dahinya. Rupanya sedari tadi ia berceloteh panjang kali lebar tak satupun kata yang didengarkan oleh pemuda dihadapannya ini.

Te Amo Big Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang