34 - Bimbang

7.5K 425 15
                                    

Sudah seminggu Liva mengurung dirinya didalam kamarnya, sudah seminggu pula Liva tak masuk kekantor.

Untung saja Richo sedang berada di Singapore, menemani Adrian mengurusi cabang yang ada disana.

Sedangkan Ros? Pengantin baru itu selalu mengekor kemana pun Adrian pergi, namanya juga pengantin baru.

Kalau Richo tau dirinya tak mengurusi kantor selama Richo pergi pastilah Richo saat ini sudah mencak-mencak dihadapannya.

Liva masih terus memikirkan perkataan Reva sewaktu pernikahan Ros & Adrian seminggu lalu.

Dirinya merasa jahat karena telah merebut Richo dari Reva, bukankah banyak lelaki didunia ini? Kenapa harus Richo yang ia mau.

Tidak tidak..
Bukan dirinya yang merebut Richo. Reva tidak tau sebenarnya yang terjadi, Reva hanya menyimpulkan yang ia lihat saja.

Reva harus mengetahui semuanya.
Ya. Dirinya harus menemui Reva apapun yang akan terjadi pada dirinya nantinya akan ia tanggung.

***
Sudah lima belas menit Liva mengobrak-abrik ruangan Richo, dirinya sedang mencari keberadaan Kantor Papah Reva.

Karena Edrik pernah meminta Richo untuk berkerja sama pasti berkasnya masih Richo simpan.

Benar saja berkas itu masih ada, Liva mengambil berkas itu lalu membukanya. Setelah mengetahui alamat kantor Edrik langsung saja Liva pergi kesana.

Saat sudah sampai Lobby, banyak karyawan yang menyapanya.

"Selamat pagi mba Liva, kok baru keliatan" sapa lelaki yang seumuran dengan dirinya menghentikan langkahnya.

Langkahnya pun terhenti.
"Selamat pagi, iya beberapa hari lalu sibuk. Jadi baru bisa masuk kantor sekarang" jawab Liva sambil berusaha pergi.

Apakah dia tidak tau kalau aku sedang terburu-buru. Rutuk Liva dalam hati

"Loh mau kemana lagi mba kok terburu-buru sekali?" tanyanya lagi

Astaga! Jangan halangi aku lagi!!. Teriak Liva dalam hatinya.

Liva menyunggingkan senyum manisnya
"hehe iya nih, duluan ya aku ada urusan" sambil pamit lalu pergi dari sana.

***
Setelah menyerahkan alamat yang dituju kepada sopir taksi, disinilah dirinya berada.

Didalam salah satu gedung pencakar langit yang tinggi, Wirawan Corp. Entah apa yang difikirkannya sampai membuat dirinya berfikir mendatangi gedung ini.

Padahal ia sangat tau kalau Reva tidak mungkin berada di kantor ayahnya, karena mendengar dari cerita Richo kalau Reva lebih menyukai pekerjaannya sebagai Model Internasional dibanding meneruskan perusahaan ayahnya.

"Permisi mba, saya mencari bapak Wirawan" ucapnya dengan sopan saat tiba di bagian Resepsionis.

"Maaf sekali mba, saat ini Bapak Wirawan sedang meeting dengan client kami yang dari Australia jadi sangat tidak bisa diganggu" Resepsionis itu menjawabnya tak kalah sopan.

Untunglah tua bangka itu sibuk, jadi aku punya alasan untuk pergi dari sini. Tapi sebelumnya aku harus mendapatkan alamat Reva terlebih dahulu.

"oh sayang sekali, padahal saya ingin mengantarkan proposal persetujuan kerja sama dengan atasan saya" Liva berdoa dalam hatinya agar kebohongan yang ia buat berjalan mulus.

"Mba bisa titipkan pada saya, nanti saya sampaikan mba"

"oh tidak usah mba, saya antarkan saja pada Revallyna. Bolehkah saya meminta alamatnya Mba? Saya teman sekolahnya dulu, sudah lama saya tidak bertemu dengannya" dibuatnya wajah Liva seyakin mungkin agar wanita dihadapannya ini tidak mencurigainya.

Te Amo Big Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang