"Taylor adalah tunanganku."
Tu- tunangan?
Aku menatap Harry tidak percaya, tapi ia tidak menatap kearahku sama sekali, melainkan kearah Taylor.
Rasa nyeri terasa di dadaku. Aku merasa terbakar api cemburu.
Tapi aku tidak melihat sedikitpun tatapan cinta antara Harry dan Taylor. Cara Harry menatap Taylor.. Tidak seperti caranya menatapku.
Oh Harry, apakah kau cemburu karena aku dan Eleanor?
Kau tak perlu melakukan ini..
"Tunangan?? Waaaahh, senangnya! Aku juga bertunangan sama Louis. Kalau gini, kita nikah massal saja. Pasti menyenangkan. Eh Harry maaf ya karena telah mengejekmu gay tadi pagi! Aku tidak tau kau punya pacar! Soalnya cara kau ngeliat Louis seperti orang dimabuk cinta saja! Hahaha!"
"Aku tidak melihat cincin dijarimu." ujarku pada Harry dengan nada dingin. Harry menatapku terkejut.
"Louis-"
"Ele, aku lelah. Bisa kita pulang sekarang? Aku ada urusan."
"Eeeh? Baiklah! Edward, Taylor, aku dan Louis pulang dulu ya. Daaah." Aku langsung menggandeng tangan Eleanor dan membawanya pergi.
Harry's POV
"Apa dia Louis nya?" Tanya Taylor tiba-tiba. Aku menggeleng pelan. Tidak, ia tidak boleh tau aku bersama Louis.
Richard, kau berhutang padaku karena telah menjadi alat di game bodohmu ini.
Game? Ya game. Aku tau Taylor adalah putri dari Brian Swift yang merupakan saingan bisnis ayahku. Dan ayahku pikir, dengan menikahkan kami berdua, saham mereka akan bersatu dan uang yang diterima lebih banyak. Ha. Dia memang licik.
"Kau mau pulang sekarang? Harus ada yang ku kerjakan." Ujarku pada Taylor.
"Baiklah, tapi kalau kau buru-buru, kau bisa meninggalkanku disini, aku akan pergi naik taksi."
"Tidak kok. Ayo kita pulang, aku akan mengantarmu ke rumah."
.
Aku melangkahkan kakiku ke jalan yang sepi ini. Aku harus kesana, aku harus menceritakan Louis perbuatanku tadi. Aku tidak mau dia salah paham. Dengan dua kantung makanan di tanganku, aku sampai disana.
Aku melihat Louis yang tengah duduk sendirian, memeluk kakinya. Lama kelamaan aku mendengar isakkan dari dirinya, membuat hatiku terasa panas. Aku berjalan kearahnya, tapi ia tidak menyadari kehadiranku.
"Louis, kau oke?" Tanyaku, ia tampak terkejut dan mendongak. Aku bisa melihat mata birunya dikelilingi oleh warna merah. "Aku bawa makanan untuk kita.." Ujarku seraya duduk disebelahnya.
"Apa kau benar-benar akan bertunangan?" Lirihnya. Aku menggeleng.
"Maafkan aku.. Tidak akan kubiarkan itu terjadi." Ucapku, "Aku tadi sedang emosi, aku cemburu melihat kau dan Ele. Kumohon jangan marah padaku."
"Tapi kau melukai hatiku."
"Maafkan aku. Tapi kau juga menyakiti hatiku, setidaknya aku tidak memakai cincin pertunangan, kan? Yasudah, ini adil, aku menyakitimu, kau menyakitiku. Lebih baik kita makan saja." Ujarku sambil terkekeh, Louis tersenyum dan mengambil burger yang berada di kantung kertas McDonald's yang kubawa.
"Tanganmu lebih kecil dari burger itu, Lou." Candaku.
"Shut up, Harold." Ujarnya malu. Aku tertawa dan mulai memakan burgerku.
Aku harap kami bisa terus begini..
***
Taylor's POV
"Mama! Kau pasti tak percaya apa yang terjadi hari ini!" Seruku. Mama yang sedang membaca majalan pun menatap kearahku. Aku tersenyum lebar dan duduk disebelahnya.
"Aku seharian ini jalan-jalan dengan Harry di Luna Park!" Mama menatapku kaget, kemudian tersenyum.
"Lalu apa yang terjadi? Apa Harry memintamu menjadi pacarnya?" Aku menggeleng, tapi senyuman tetap ada di wajahku.
"Kau tak akan percaya! TApi, tadi kami bertemu dengan dua temannya Harry, lalu Harry memperkenalkanku sebagai tunangannya!" Seruku bahagia, mama menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Astaga, Taylor! Kita harus memberitau ayahmu soal ini! Kau tenang saja, besok Mama dan Papa bakal beli cincin pertunangan kalian." Kata Mama dengan senyuman bahagia
"Thank you, Mama!"
***
qotd : Kalian pernah ngerasa gak dibutuhin dan diabaikan gak? Kayak.. kita dihadapan mereka, tapi mereka ngeharapin yang jauh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Little Rendezvous
FanfictionSebuah tempat pertemuan rahasia yang di datangi oleh dua orang pria yang memiliki kelainan seksual. ps. aku beri rate dewasa karena ini cerita boy x boy, if you're an under age, please be a wise reader. This is a boy x boy story, if you're a homopho...