Thirteen

1K 106 38
                                    

a/n : Penuh dengan kata kasar dan main fisik, tolong jangan di contoh.

Harry terbangun dari tidur panjangnya begitu cahaya matahari yang silau menyinari kelopak matanya.

Pikirannya sangat kacau, ia merasa begitu pusing ketika ia membuka matanya. Harry merubah posisi tidurnya menjadi duduk ketika ia menyadari bahwa ia berada disebuah ruangan bercatkan putih-oranye.

Bukankah ini di kamarku? Pikir Harry.

Harry memutuskan untuk bangkit dari ranjang dan berjalan menuju jendela. Ia sangat yakin ia tidak berada disini semalam.

Saat ia membuka gorden yang menutupi jendelanya,  ia melihat tralis--besi-besi--yang terpasang di jendelanya. Barulah ia mengingat kejadian semalam dimana ia melihat Louis yang sangat pucat.

"Sialan!" seru Harry.

Ia langsung berlari menuju pintu dan berusaha membukanya, sayangnya pintu bercatkan putih itu terkunci.

"BUKA PINTUNYA!" seru Harry sambil menggedor-gedor pintu, tapi tak ada jawaban.

Dengan geram, Harry berusaha mendobrak pintu beberapa kali, namun gagal.

Harry berjalan mengitari kamarnya dengan pikiran yang bercampur aduk antara marah-benci-khawatir. Sekarang Harry sudah tau bahwa Richard itu sangat jahat dan akan melakukan apapun asalkan Harry tidak bersama Louis.

Ingatan Harry tentang Louis pagi itu langsung terselip di pikirannya. Apakah Louis akan mati?

Sungguh, jika Louis sudah mati, tidak segan-segan Harry akan membunuh dirinya saat itu juga.

Lamunan Harry tentang Louis langsung buyar begitu mendengar kunci pintu yang dibuka. Ia langsung menoleh kearah pintu dan mendapati seorang gadis berambut pirang yang datang dengan membawa sebuah nampan berisikan makanan.

Gadis itu--Taylor--tampak terkejut saat melihat Harry sudah bangun.

Harry, yang sudah sangat emosi, langsung mendorong Taylor ke dinding, membuat nampan yang dibawanya terjatuh dan mengenai bajunya dan Harry, juga membuat piring-piring pecah. Tapi Harry tampak tak peduli.

"A- ada apa Harry?" tanya Taylor gemetaran. Bagaimana tidak, Harry dengan tampilan yang acak-acakan itu langsung mendorongnya ke dinding dan menatapnya garang.

"Dimana bajingan itu?"

"Ba- bajingan siapa?"

"Jangan bertingkah bodoh, Bimbo. Tentu saja Richard!" Seru Harry membuat Taylor semakin takut, air matanya nyaris menetes.

"Aku tidak tau, tapi ibumu dibawah" ucap Taylor pelan.

Harry langsung melepaskan Taylor dan berjalan keluar dari kamarnya yang pintunya belum dikunci Taylor.

Harry berjalan dengan langkah cepat menuruni tangga dan meneriakkan nama Richard dan Anne sekeras mungkin, menyebabkan beberapa pelayan tiba dihadapan Harry.

"M-maaf tuan-"

"PERGI DARI HADAPANKU, JALANG!" Teriak Harry kepada seorang maid yang berusaha menghentikannya. Maid itu, dan beberapa maid lainnya, langsung lari dari hadapan Harry.

Harry benar-benar terlihat seperti orang gila sekarang.

"Ada apa ini?" Suara berat nan serak menggema di ruang utama yang amat besar itu. Harry langsung menoleh ke asal suara. Jiwa Harry tampak berapi-api, ia berjalan kearah pria tersebut dengan langkah yang sangat tidak santai.

Secret Little RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang