Sixteen

946 79 47
                                    

The next day..

"Hey, sudah baikan?" Tanyaku pada orang yang paling kucintai di bumi ini, Louis.

Di sedang duduk di atas kasur dengan baju hijau dan infus ditangannya.

"Yah.. seperti yang kau lihat.." jawabnya sambil tersenyum, meski wajahnya masih lebam. Aku tersenyum dan duduk disebelahnya, lalu menggenggam tangannya erat.

"Maafkan aku, kau jadi seperti ini karenaku.." ucapku pelan, "aku tidak bisa menceritakan semuanya sekarang, tapi akan ku ceritakan nanti. Okay?"

"Baiklah." Ia tersenyum lebar.

Apa-apaan pria ini. Setelah melewati masa mengerikan seperti itu, ia masih bisa tersenyum?!

"H-harry?" Ia tampak terkejut.

"Ya?"

"Kenapa kau menangis?" Aku terkejut dan langsung menyapu pipiku yang ternyata basah.

"Ahaha.. maaf, aku tidak sadar." Ucapku, lalu tersenyum palsu.

"Jangan lupa minum obatmu ya? Aku harus pergi sebentar." Ucapku seraya berdiri.

"Kemana?"

"Ke suatu tempat." Aku tersenyum padanya dan membuka pintu.

"Hati-hati!" Serunya. Aku tersenyum dan berjalan keluar dari kamar inap Louis.

Richard..

Pria tua itu memang harus diberi pelajaran!

***

Setelah menunggu lama diperjalanan, akhirnya aku sampai di depan rumah milik ayah tiri ku itu.

Aku pun membayar ongkos taksi dan langsung turun dari taksi, lalu berlari ke pagar.

Satpam rumah itu hanya berdiri menatapku, dan tidak melakukan apa-apa.

"Hey, buka pagarnya!" Seruku. Lagi, ia hanya terdiam dan tidak melakukan apapun.

"Hey, brengsek! Buka pagarnya! Kau mau mati?!" Seruku lagi.

"Tidak ada siapa-siapa disini. Pergilah." Serunya kearahku.

"'Pergilah'? Kau gila? AKU TINGGAL DISINI, BODOH." Teriakku sambil menarik-narik pagar besi bercatkan hitam itu, dan membuat suara yang sangat ribut.

"Ya, pergilah. Semua orang sudah berangkat tadi pagi."

"apa?" Gumamku.

"Mereka berangkat kemana?" Tanyaku dengan nada yang lebih pelan dari sebelumnya.

"Entahlah. Tapi mereka tidak akan tinggal disini lagi."

Mataku membulat. Ada apa ini?

"Jangan mempermainkanku! Kau satpam baru ya? Kau tidak kenal aku? Tadi malam aku sedang ada masalah, makanya aku tidak pulang tadi malam."

"Harry Styles, anak tiri dari Tuan Cox, kan? Semua orang tau."

"Hahaha? Kau tau namaku? KALAU BEGITU BIARKAN AKU MASUK, BODOH. AKU PERLU BERTEMU DENGAN PRIA TUA B*RENGSEK ITU!" Teriakku. Aku sudah tidak tahan lagi.

Sudah cukup aku dipermainkan begini terus menerus.

Aku bukan mainanmu, bodoh.

"Aku bilang, mereka sudah pergi tadi pagi. Sekitar jam 3 pagi? Entahlah. Aku bahkan tidak tau mereka kemana. Tapi katanya mereka pindah."

Aku terdiam. Sialan. Apa satpam ini berkata jujur?

"Kemana mereka pergi?" Tanyaku dengan emosi yang kutahan.

"Aku tidak tau. Mereka hanya membayarku untuk menjaga rumah ini." Ucapnya.

Sialan.. Apa semua orang hanya peduli pada uang?!

***

"Apa kau benar-benar harus melakukan ini, Richard?" Ucap seorang wanita paruh baya dengan rambut panjang yang cantik. Di depannya terlihat seorang lelaki tua yang sedang meminum wine sambil melihat kearah jendela.

"Ini sangat menyenangkan. Tidakkah kau merasakan hal yang sama, Anne?" Ucap Richard kepada wanita itu, Anne.

"Dengan membohongi mereka? Richard, Harry adalah anakmu sendiri meskipun kalian tidak terhubung darah." Ucap Anne yang hanya duduk diam memegang gelas berisi wine; ia tidak menyentuh isinya.

"Nyalakan audionya!" Seru Richard. Seorang maid langsung datang dan menekan sebuah tombol di speaker.

"Aku tidak dapat menemukan mereka Lou.."

"Tidak apa-apa, Harry. Bukankah lebih bagus jika mereka pindah? Artinya kita bisa hidup bersama sekarang."

"Ahaha.. kau benar. Hanya saja.. ini tidak terasa benar. Kau tau.. seperti sesuatu akan terjadi setelah ini. Jujur, aku sangat khawatir. Bedebah tua itu hanya membunuh mentalku, tetapi ia tidak menyakiti fisikku sama sekali. Berbeda denganmu.. ia menyakitimu secara fisik dan mental."

"Whoah, putramu sangat pintar, Anne." Ucap Richard, "Mungkin dia akan lebih pintar jika tidak bersama pria itu." Richard kembali meminum wine nya.

"Aku sudah menjodohkannya dengan putri tercantik Mr. Swift dan dia masih memilih seorang pria? Aku tidak percaya ia begitu egoisnya sampai-sampai kabur dua hari sebelum pertunangan mereka." Merasakan ada yang ganjal dari ucapannya, Richard langsung menoleh kearah Anne.

"Tunggu sebentar.." Richard berjalan kearah Anne, "Aku, Taylor, atau bahkan maid di rumah itu tidak ada yang pernah bilang jika kapan pertunangannya diadakan pada Harry. Apa kau yang memberitahunya?" Tanya Richard mengintimidasi.

"Aku? Tentu saja bukan. Untuk apa aku memberitahunya?" Ucap Anne tanpa merasa terintimidasi.

"Apakah Gemma? Aku rasa hanya kalian berdua yang mendukung hubungan Harry dengan bocah denim itu." Ucap Richard.

"Bukan Gemma." Jawab Anne tegas.

"Oh, kalau begitu kau tau darimana kalau bukan Gemma yang mengatakannya? Kau tidak bersama Gemma 24 jam, kau tau."

"Aku bilang bukan Gemma!" Seru Anne sambil berdiri, "Sudah cukup kau mempermainkan putraku! Jangan permainkan putriku, Br#ngsek!"

"Apa kau bilang?" Richard berjalan kearah Anne, "APA KAU BILANG?!"

"BR#NGSEK! AKU BILANG BR#NGSEK!" Teriak Anne, "AKU SUDAH MENURUTI SEMUA KEINGINANMU, KENAPA KAU BELUM JUGA MELEPASKAN HARRY? APA HAL SEMACAM INI SANGAT MENGHIBURMU? HARRY, LOUIS, GEMMA DAN AKU TIDAK BUTUH UANGMU, SIALAN!"

"DASAR JALANG!" Richard mendorong Anne dan membenturkan kepalanya berkali-kali ke tembok putih itu hingga ternodai oleh warna merah darah.

"Jangan membuatku marah, sialan."

***

Today; 26 April 2017
Last update ; 16 Desember 2016

Ya Allah lama banget ya? Hehe. Maaf ya semua.

Padahal rencananya ini chapter terakhir, tapi aku rasa kurang memuaskan kalau cuman 'begitu' akhirannya. Jadi aku ganti ceritanya dan belum tau akhirannya gimana.

Untuk update selanjutnya, aku kurang tau kapan.

Karena aku lagi sibuk menggambar dan berusaha menguruskan dan meninggikan badan sebisaku. Maklumlah, cita-citaku kan model sedangkan tinggiku baru 165cm dan beratku 50kg. Ya umurku masih 14 tahun sih.. jadi masih kemungkinan badannya nambah tinggi.

Dan sebentar lagi ada SM Global audition dan model adalah salah satu kategorinya. Belum pasti sih ikut atau enggak, tapi kalau aku jadi ikut, doakan supaya aku diterima ya!!

Salam cinta untuk kalian semua pembaca "Secret Little Rendezvous" dan jangan lupa baca ceritaku yang lain, apalagi 'It's 2022' itu Larry's short fanfiction. Cuman 5 chapter kok, udah tamat.

Muach!

All the love,
Raisa Stylinson.

Secret Little RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang