Author's POV
"Ramsey, kau dimana sekarang?" tanya seorang pria melalui sambungan telepon genggam.
"Aku di kereta api sekarang."
"Kereta api?"
"Kedua bocah itu pergi ke Las Vegas, dan aku mengikutinya."
"Bersikaplah untuk tidak mencurigakan sama sekali. Tadi siang aku gagal memotret mereka."
"Ya, ya, ya. Aku tau. Tentu saja aku akan berusaha sebaik mungkin. Richard akan memberi kita seratus juta jika kita berhasil menangkapnya."
"Aye, man. Ku hubungi lagi nanti."
Pria yang bernama Ramsey itu mematikan telepon genggamnya dan menoleh kearah tempat duduk yang diduduki kedua pemuda tadi. Tapi mereka sudah tidak ada disana.
"Sial! Dimana mereka?!" seru Ramsey. Ia berjalan mengelilingi gerbong untuk melihat setiap penumpang di gerbong itu. Tapi ia tidak menemukan Louis atau Harry disana.
Saat ia melihat keluar jendela, ia melihat kedua pemuda itu tengah melambai-lambaikan tangannya kearah Ramsey.
Ramsey menatap mereka geram dan berjalan menuju pintu gerbong. Tapi sayangnya pintu gerbong tersebut telah tertutup dan kereta api itu berjalan.
"SIAL!" teriak Ramsey, membuat penumpang disana menatapnya aneh. Ramsey memukul-mukul pintu gerbong itu sambil berteriak ingin keluar. Tapi tak ada yang memperdulikannya.
Sementara itu, Louis dan Harry langsung berlari mencari toko pakaian dan membeli baju disana.
Harry's POV
"Hey, apa disini ada menjual wig?" tanyaku pada kasir yang merupakan seorang gadis berumur 18 tahun, aku rasa.
Gadis yang sedang memainkan ponselnya itu menatapku dan menunduk untuk menunjukkan belahan dadanya.
Aku menatapnya jijik karena aku sama sekali tidak tertarik dengan dua benjolan di dadanya itu. Aku tidak peduli jika ia memiliki yang sebesar gunung, aku lebih suka yang tepos.
"Tidak. Cobalah cari di toko sebelah, eh tapi.." Gadis itu terlihat mengambil secarik kertas dan menulis sesuatu, lalu memberinya padaku.
Aku menatap kertas itu dan mendapati angka-angka disana.
"My name is Kendall, dan kau bisa menelpon ku 24/7."
Aku menautkan kedua alisku dan menatapnya jijik.
"Listen, kau lihat pria disana?" ujarku sambil menunjuk Louis yang sedang mencari pakaian, "Dia adalah kekasihku dan sebentar lagi kami akan menikah. Aku sama sekali tidak tertarik dengan susumu itu atau wajahmu. Bye." aku merobek kertas yang ia berikan dan melemparnya di depan wajahnya.
Bisa-bisanya dia. Aku sedang tegang, dia malah menggodaku. Aku berjalan kearah Louis dan menariknya pergi.
Kami pergi menuju toko pakaian yang tidak terlalu jauh dari toko tadi, dan membeli beberapa pakaian, juga empat buah wig.
"Hey Harry, lihatlah aku seorang blonde Bimbo" Aku menatap kearah Louis dan tertawa saat melihatnya memakai wig panjang berwarna blonde.
"Harry, aku beli cat rambut semprot saja ya." aku mengangguk. Aku pun memilih wig pendek berwarna highlight brown. Mereka pasti tidak akan mengenaliku.
Aku juga membeli kaca mata besar ala nerd, dan hoodie berwarna hitam. Sedangkan Louis membeli tindik palsu dan kaus adidas.
Kami membayarnya dan berganti baju di tempat yang telah disediakan disana.
***
"Jadi kita tinggal dimana, Lou? Kita tidak mungkin menetap di Las Vegas atau Los Angeles. Dan sepertinya juga tidak mungkin kita tinggal di San Francisco." Louis tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya ia mengambil telepon genggamnya.
"Kau menelpon siapa?"
"Kerabatku." jawabnya.
"Hey, Niall!" Sapanya, Niall? Siapa Niall?
"..."
"Kau dimana sekarang, mate?"
"..."
"Cool, aku dan Harry juga di Los Angeles."
"..."
"Shit, thank you, man! I will be there in ten!"
Louis mematikan teleponnya dan menatapku yang tengah menatapnya.
"Niall sedang di Los Angeles, dia sedang menuju San Diego dengan teman-temannya. Dia bilang kita bisa ikut, mereka punya frat disana."
"Really?" tanyaku tak yakin.
"Yepp, don't worry, Haz. Dia adalah sahabatku."
Dia punya sahabat berapa sih?
"Aku dengar kau bilang padanya, kau akan tiba disana sepuluh menit lagi. Kita harus kemana?"
"Oh ya aku lupa. Mereka akan menunggu kita di gas station dekat sini!"
***
"Hey Niall!" Seru Louis seraya berjalan kearah seorang lelaki berambut dirty blonde. Aku hanya mengikuti Louis dari belakang.
"Whatsup mate?" tanya Louis seraya melakukan tos ala-ala dan diakhiri dengan pelukan.
"Runaway, of course." jawab Louis. Pria yang kutebak bernama Niall itu tertawa, dan dia menatapku.
"You must be Harry, right?" ujarnya sambil menjulurkan tangan. Aku menjabatnya dan tersenyum.
"You must be Niall" Niall mengangguk dan mengajakku dan Louis ke dalam mobil Van nya.
Ternyata di dalamnya sudah terdapat empat pria, "Harry, kenalkan ini para sahabatku. Ashton, Calum, Michael, and Luke." ujar Louis. Aku tersenyum kepadanya dan menjabat tangan mereka satu persatu.
"Bersyukurlah kami masih punya tiga tempat duduk kosong. Cukup untuk kalian bertiga!" ujar seorang lelaki berambut merah yang ku ketahui bernama Michael.
"Bertiga?" tanyaku, Michael mengangguk sambil menunjuk sesuatu disebelahku.
"Kau, Louis, dan gadis berambut oranye itu." Aku langsung menoleh kesebelahku dengan ketakutan, tapi aku tidak menemukan siapa-siapa disebelahku. Yang kudengar selanjutnya adalah gelak tawa dari mereka berempat.
"Aku hanya bercanda, Harry" Aku menghela nafasku lega dan masuk ke dalam mobil.
"Jangan ganggu kekasihku seperti itu, bodoh." ujar Louis seraya memasuki mobil dan duduk disebelahku.
"Maaf, senior. Kau tau aku bagaimana."
Kami pun Niall pun melajukan mobilnya, kursi disebelahnya ditempati oleh Ashton, dan tiga orang lainnya duduk di tengah, aku dan Louis duduk dibelakang.
Setelah dua jam perjalanan, hari sudah mulai gelap. Kami berhenti disebuah bangunan bertuliskan motel. Ternyata kami sudah berada di San Diego.
"Kita akan pindah ke frat besok pagi, ok? Sleep tight." Ucap Niall sebelum turun dari mobil. Kami pun satu persatu keluar dari mobil dan memesan tiga kamar, Niall, Ashton, dan Calum tidur bertiga, fyi.
Sedangkan aku dan Louis tidur bersama.
***
GUE TAU GAK ADA YANG MENARIK DARI CHAPTER INII. DISINI UDAH MIDNIGHT PLS DAN GUE NULIS INI SAMBIL DENGER LAGU NIGHT CHANGES DAN SAN FRANCISCO HEHE.
INI JEMBATAN UNTUK CHAP BERIKUTNYA OKE MAZ,,
OTAK GUE GAK PERNAH SELANCAR INI nGAHAHA.
Btw baca cerita gue Begin Again yaa, itu ff Harry and short story. Itu fanfic keluar barengan sama nih fanfict, tapi Begin Again kurang promot jadi readernya dikit banget njir :( padahal kan gak seburuk itu.
Eh Napa gua jadi curhat ya.
OKAY LAH SEKIAN.
LOTS OF LOVE,
RAISA STYLINSON X
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Little Rendezvous
FanfictionSebuah tempat pertemuan rahasia yang di datangi oleh dua orang pria yang memiliki kelainan seksual. ps. aku beri rate dewasa karena ini cerita boy x boy, if you're an under age, please be a wise reader. This is a boy x boy story, if you're a homopho...