Malam hari yang gelap gulita adalah waktu kedatangan kedua pria yang sedang dimabuk cinta itu. Mereka turun dari pesawat dengan perasaan bahagia, mereka tak memikirkan apapun. Tak ada sedikitpun rasa khawatir mereka. Mereka mempunyai banyak sekali persediaan ekonomi, dan itu salah satu sebab mereka tidak khawatir. Ayah Louis dan ayah Harry adalah seorang pengusaha ternama di New York, dan tentu saja penghasilan mereka banyak. Budget Harry dan Louis masing-masing melebihi seratus ribu dollar Amerika. Sebut saja mereka miliyuner muda, padahal itu uang dari orang tua mereka yang mereka tabung untuk ini. Ya untuk ini, untuk melarikan diri. Mereka sudah mempersiapkannya lebih dari tiga tahun untuk ini. Mereka tau hubungan mereka tidak bisa diterima pihak keluarga.
"Kau mau kita tinggal dimana Lou? Apartement atau rumah?" Tanya Harry pada Louis seraya menenteng koper yang ia bawa.
"Rumah menyenangkan, tapi itu terlalu mudah bagi mereka untuk menemukan kita. Aku rasa apartemen akan lebih aman."
"Kau yakin bisa menahan teriakanmu?" Goda Harry, pipi Louis memerah seketika.
"Shut up Harold, dan bicarakan soal tempat tinggal kita." Ucap Louis mengalihkan pembicaraan.
"Kita tinggal di hotel saja dulu selama beberapa hari, setelah kita mendapat apartemennya, baru kita pindah. Bagaimana?" Usul Harry.
"Well, baiklah. Kita cari hotel yang dekat sini saja ya, aku ingin tidur." Ujar Louis. Harry terkekeh dan merangkul pria yang dicintainya itu.
"Omong-omong supir taksi tadi sangat mencurigakan.." ucap Louis. Harry menautkan kedua alisnya.
"Kenapa kau berpikir begitu?"
"Selama aku naik taksi dalam hidupku, aku tidak pernah bertemu dengan supir taksi yang sangat judgemental seperti tadi." Harry tertawa terbahak-bahak mendengar ungkapan dari Louis.
"Lalu dia apa? Mata-mata?"
"Perasaan dalam diriku mengatakan ya. Tapi aku tidak tau, Harry. Bisa saja dia adalah agen ayahmu. Pasti dia sangat curiga kenapa kau selalu pulang malam. Bahkan tidak pulang." jelas Louis. Harry menghentikan langkahnya, yang secara otomatis membuat Louis memberhentikan langkahnya juga.
"Jika ada sesuatu yang terjadi padamu, entah itu karena Richard atau bukan, aku tidak akan pernah memaafkan diriku." Ujar Harry seraya menatap mata biru kristal milik Louis. Louis tersenyum dan memeluk Harry.
"Aku rela jika diriku harus mati, asalkan kau tidak terluka, aku akan bahagia."
"Tapi jika kau mati, aku akan terluka."
"Aku tau.. Dan aku tidak akan meninggalkanmu." Harry tersenyum tulus, begitu juga dengan Louis.
"I love you, Louis."
"I love you, Harry."
***
"Apakah kau mau kami menangkapnya sekarang, Tuan?" tanya seorang lelaki kepada atasannya.
"Tidak. Jangan sekarang. Aku akan membiarkan mereka berbahagia sebentar.. Sebelum membuat mereka menderita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Little Rendezvous
FanfictionSebuah tempat pertemuan rahasia yang di datangi oleh dua orang pria yang memiliki kelainan seksual. ps. aku beri rate dewasa karena ini cerita boy x boy, if you're an under age, please be a wise reader. This is a boy x boy story, if you're a homopho...