Ten

1K 120 16
                                    

Harry's POV

"Good morning, Loueh." bisikku saat melihat Louis yang sedang menerjapkan matanya berkali-kali.

"Apa kau lapar?" Sambungku.

"Good morning, Harold." jawabnya. Saat ini posisi kami berhadapan satu sama lain.

Aku tidak pernah melihat pemandangan seindah dirinya.

"Matamu indah, Lou.." ucapku, Louis terkekeh.

"Punyamu juga."

"Punyaku?"

"Matamu, bodoh." Aku tertawa saat melihat pipi Louis yang blushing.

"Kau mau sarapan?" Tanyaku, ia mengangguk.

"McDonald's saja ya?"

"Kau jarang makan sayur, Lou. Kau selalu makan McDonald's."

"Aku tidak suka sayur, Harry." Aku menghela nafasku dan bangkit dari kasur. Aku menarik Louis untuk berdiri dan membawanya ke kaca full-body.

Aku memeluknya dari belakang dan membuka separuh kaos yang ia kenakan, terlihat perut Louis yang sangat kurus. Nyaris tulang saja.

"You're so thin, Lou.. You need to eat more vegetables."

"Stop, Harry. That was gross.." ujar Louis seraya menurunkan kausnya.

"Mulai dari sekarang kau harus minum susu dan makan sayuran setiap hari."

"Aku tidak suka sayur.. Atau susu."

"Aku tidak terima penolakan. Ayo pakai hoodie mu, kita harus ke supermarket." Aku langsung berjalan untuk memakai hoodie ku dan mengambil dompetku. Louis hanya pasrah dan memakai hoodie nya.

Aku tersenyum pada Louis dan menggandeng tangannya.

***

"Hazzaaa, boleh aku beli coco pops?" Aku menoleh kearah Louis yang sedang memegang sekotak sereal Coco Pops. Itu kesukaannya.

"Tidak."

"Biar kubacakan komposisinya," Ucap Louis, aku memutar mataku, "sereal 62% (Maize flour, wheat flour, barley flour, rice flour, oat flour, wheat bran), gula, kokoa (4.5%), garam, mineral salt (sodium bicarbonate), flavour (vanilla), vitamins (niacin, thiamin, riboflavin, folate)."

"Lalu?"

"Apa kau tidak mendengarku? Ada vitamin di dalamnya!" Aku berusaha menahan tawaku.

"Memangnya berapa persen kandungan vitaminnya?" tanyaku. Louis menatap kotak itu dan aku secara bergantian.

"Caramu licik, Styles." Aku tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Louis.

"Cuman satu, okay?" ujarku. Louis menatapku dengan tatapan terkejut dan meloncat-loncat seperti anak kecil yang dibelikan mainan.

"Terima kasih!" Louis mencium pipiku dan memasukkan Coco Pops itu kedalam keranjang.

Aku rasa aku harus membeli Coco Pops lebih banyak. Karena Coco Pops dimakan dengan susu..

"Louis?"

"Ya, Hazza?"

"Kau boleh beli lima kotak." Louis yang tadinya memunggungiku, langsung berbalik dan menatapku dengan mata yang berbinar-binar.

"Benarkah?"

"Tapi kau harus memakannya dengan susu."

"Terima kasih sayangku, cintaku, matahariku!" Seru Louis girang dan mengambil empat kotak Coco Pops.

Louis kembali berjalan di depanku, dan aku mengikutinya.

Ia berjalan kearah freezer dan mengambil beberapa kotak susu sapi.

"Yang murni." jawabku, Louis menatapku kesal dan meletakan susu sapi rasa cokelat itu kembali ke tempatnya.

Aku tertawa dalam hati.

"Louis, ayo kita beli sayur untukmu."

"Baiklah.."

Aku mendorong kereta belanja ini menuju tempat dimana sayur-sayur segar diletakan, tempatnya tidak jauh dari tempat susu tadi.

Cekrek

Aku langsung menoleh ke asal suara dan melihat seorang pria dengan kamera yang baru saja memotret ku dan Louis.

"Hey!" seruku saat pria itu lari. Louis dan aku langsung berlari mengejar pria itu, meninggalkan kereta belanjaan kami.

Tapi saat kami mengejar pria itu keluar dari supermarket, kami kehilangan jejaknya.

"Bedebah!" Seru Louis frustasi. Aku menggeram kesal dan menarik Louis kembali ke dalam untuk membayar belanjaan kami.

***

"Siapa pria tadi?!" seruku saat memasuki kamar hotel ku dan Louis. Aku meletakan belanjaan kami di dekat kasur dan duduk disebuah sofa.

"Kita harus pindah." Ujar Louis, aku mendongak dan menatapnya yang tengah tiduran diatas kasur.

"Aku setuju, tapi kemana?"

"Kita bisa ke San Francisco atau bahkan Las Vegas."

"Las Vegas?" tanyaku, ia mengangguk.

"Aku punya banyak kenalan disana. Mereka juga sudah mengenalmu, karena aku sering bercerita tentangmu. Bisa kupastikan orang-orang seperti pria yang memotret kita tadi akan mati ditangan mereka."

"Kalau begitu apa yang kita tunggu? Cepat kemasi barangmu, Lou. Kita pergi malam ini."

Secret Little RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang