Seminggu kemudian.
Hari penandatanganan kontrak tiba. Aku sudah merevisi kontrak sebelumnya sesuai kesepakatan yg di café itu. Lalu ada beberapa pasal-pasal lagi yang diubah selama seminggu ini, hasil pembicaraan teleponku dengan Rio. Pokoknya kontraknya udah beres, materai udah. Dan siap ditandatangani kami berdua... Ohya, Rio juga minta scene perdana hari ini. Rupanya bukan cuma aku yang tidak sabar. Haha.
Perjanjian jam 10 pagi. Rio sudah datang 10 menit sebelumnya. Tepat waktu sekali, kayaknya ada yang takut dihukum nih, pikirku.
Aku lantas membawa Rio ke ruang tengah yang berisi sofa dan TV. Rio duduk di sofa berusaha menunjukkan ketenangan meskipun itu tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. Aku keluar membawakan minuman.
"Dimimum Rio."
"Terima kasih kak. Saya harus buka baju sekarang?"
"Haha, santai sayang. Tanda tangan kontrak dulu baru kita mulai ya..."
Aku membuka map yang berisi kontrak itu, lalu aku menandatanganinya diikuti oleh Rio. Setelah penandatanganan selesai. Aku menutup map dengan cepat, dan duduk dipangkuan Rio. Aku Tarik kerah bajunya seraya berkata,
"Sekarang, aku adalah Mistress-mu Rio. Kamu gak boleh panggil selain itu selama dirumah ini, dan selama kita scene. Diluar itu kamu boleh memanggilku kakak. Selama dirumah ini dan selama scene kamu adalah submissive ku, kamu harus berkata dan memanggilku dengan hormat, melayani ku dengan patuh. Diluar itu kamu adalah pacarku. Jangan terlalu dekat dengan cewek lain Karena kamu adalah MILIKKU. NGERTI?"
"Iya kak, eeh iya Mistress."
"Sekarang buka semua baju mu."
Rio lalu berdiri dan mulai membuka jaket yang ia pakai, aku mengambil flogger yang aku sembunyikan disela kursi.
"Hurry up bitch. Do I have all day?" Ctar Ctar.. kuayunkan flogger ku ke badan Rio.
Rio merintih pelan,
"Makanya gak usah pake baju banyak-banyak. Udah tau mau dibuka juga. Gak usah sok kegantengan kamu ya depan cewek-cewek." Ctar Ctar..
"Enggak mistress, aaah ssssh.."
"I don't want to see u in this pathetic pants. Open up. Hurry." Ctar..
Setelah membuka celana dan pakaiannya Rio berdiri terdiam
"Is my command not clear? I said, open them all. All of your pathetic clothes, bitch."
Aku gapai lehernya dan berbisik ditelinganya, "termasuk sempak dan kaos kakimu sayang."
"Baik Mistress."
Dengan cepat ia membuka seluruh pakaiannya. Rio sudah beberapa kali scene online dengan ku, sehingga dia tidak malu lagi saat kusuruh naked.
"On your knees baby."
Rio langsung merendahkan tubuhnya dan berdiri diatas lututnya, dengan kepala tertunduk.
"Angkat kepalamu sayang. Pandangan kebawah. That's how you face your mistress."
Aku mengambil minuman yang belum di sentuh Rio. Menyesap sedikit, dan menempelkan bibirku ke bibirnya. Rio mengerti isyaratku dan menerima minuman itu dari mulutku. Setelah habis satu gelas, aku membuatnya berjalan dengan empat kaki dan menarik rambutnya agar ia mengikutiku. Kami menuju ke lantai 2, tempat ruang rahasiaku berada.
Lantai 2 apartemenku terdiri dari 2 ruangan. Ruangan terbesar adalah playroom ku, ruangan satunya lagi adalah dressing Room dengan kamar mandi yang terhubung dengan playroom ku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immersed in Shadow
General FictionKetika sebuah cita-cita menjadi nyata, melebur bersama lenguhan dan tetes-tetes keringat. Membuktikan arti kepercayaan dan pengendalian diri. He said : Aku menyerahkan diri padamu, mengendalikan setiap nafas yang kuhirup, mengatur tiap degup jantun...