Xena 4

45 9 0
                                    

Xena menatap bangku disebelahnya yang selama 2 hari kosong karna sipemilik tidak datang.Iya,Lidya sudah dua hari sejak kejadian malam itu tidak masuk sekolah,bahkan saat Xena menghubunginya handphone gadis itu tidak aktif.Biasanya jam istirahat seperti ini dia dan Lidya selalu pergi kekantin untuk mengisi perut mereka.Tapi,tidak untuk saat ini dan seterusnya.Lidya sepertinya sudah sangat-sangat membenci Xena

Gadis itu kemudian keluar kelas untuk pergi ketoilet mencuci mukanya agar terlihat sedikit lebih segar.Penampilan Xena setelah kejadian itu sangat kacau sekali,rambut marmaid wave kepunyaannya pun yang selalu dia kucir kuda dengan rapi kini tetap dikucir tapi terlihat acak-acakkan.Belum lagi matanya yang selalu sembab jika pagi-pagi datang kesekolah,akibat sisa tangisnya semalaman.Xena sangat menyesel.Dia membenci dirinya sendiri

Tingkahnya dirumah pun berubah,jika saat pulang sekolah setelah dia mengganti baju pasti dia akan pergi keruang makan untuk mengisi perutnya,atau keruang tengah untuk menonton tv,kini tidak lagi dilakukannya.Dia pasti mengurung diri dikamar dan jika keluar kamar itu pun dia pergi untuk kebagian belakang rumahnya,duduk merenung ditepi kolam renang

Handphone nya bergetar dari saku dalam roknya,Xena menggapai handphone itu dan mendapati pesan dari Bryan.Jika biasaya dia tersenyum malu saat mendapat pesan dari laki-laki itu,kini Xena malah makin frustasi dibuatnya

Bryan : Xen,aku mau kita ketemu dan omongin semuanya baik-baik.Aku sayang kamu

Xena langsung memasukkan kembali handphonennya dan tidak membalas pesan dari Bryan.Menurutnya saat ini dia harus menjauhi Bryan dan tidak lagi menganggu kehidupan pria itu.Walaupun sebenarnya berat untuk Xena harus melupakan Bryan laki-laki yang sangat dia cintai.Dia harus melupakan Bryan dan kenangan tentang semuanya,apapun itu caranya

*******

Seperti kebiasaannya setelah kejadian itu Xena langsung masuk kedalam kamarnya dan mengurung diri seraya merenungi kesalahan yang dia buat sendiri.Dia sempat berpikir untuk berkunjung kerumah Lidya untuk minta maaf pada gadis itu tapi,Xena takut jika nanti dia hanya mendapat tuduhan yang membuat dirinya makin merasa bersalah layaknya seperti seorang pembunuh yang dituduh membunuh seseorang

Semua orang dirumahnya sangat risih dengan sikap Xena yang lebih pendiam akhir-akhir ini.Saat ditanya apa yang sebenarnya terjadi Xena hanya diam dan menyunggingkan senyum tipis tapi,matanya yang menyiratkan kesedihan itu membuat Bunda dan Ayahnya khawatir

Xena duduk termenung sambil menatap lurus kedepan kepintu kamar mandi dengan tatapan kosong tapi,pikirannya bercabang-cabang entah kemana.Air mata pun kembali menetes dengan bebasnya dipipi Xena,gadis itu membiarkan saja dan tidak menghapusnya

Lamunan gadis berumur 18 tahun itu pun terganggu karna ketukan pintu dari luar kamarnya.Dia beranjak dan berjalan kearah pintu,lalu membukanya.Dia mendapati Bundanya yang melihatnya dengan tatapan khawatir

"Xena kamu kenapa sayang?" Tanya Tante Vita kemudian mengusap air mata yang hinggap dipipi anak semata wayangnya itu

"Gak papa kok Bun.Ada apa?" Ditahannya tangan wanita yang kira-kira berumur 40 itu agar tidak mengusap air matanya

"Ada Bryan tuh diluar.Sebaiknya kamu temuin dia gih,kasihan dia kayanya khawatir banget sama kamu" Tante Vita menjelaskan dibarengi senyum dibibirnya

"Bilangin sama Bryan aku lagi gak bisa nemuin dia"

"Loh?Kalian lagi kelahi?"

Xena menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum tipis "Enggak kok Bun.Aku cuma mau istirahat aja" Katanya seraya meyakinkan Bundanya

"Yaudah deh kalau gitu biar Bunda jelasin ntar ke Bryan.Kamu istirahat ya dan kalau laper kasih tau aja Bi Imur atau Yuda buat anterin makan kekamar" Ucap Tante Vita sembari mengusap lengan putrinya itu,kemudian melenggang pergi

XenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang