Xena 8

38 10 0
                                    

Xena tertidur lemas diatas tempat tidurnya,bibirnya yang biasanya merah kini pucat.Rambut yang selalu indah itu kini acak-acakan dan terlihat sangat kusut.Xena belum bangun juga sejak semalam dia pingsan.Dokter keluarga yang dipanggil kerumahnya juga sudah mengecek keadaan Xena,dan dia hanya kurang istirahat,kurang makan dan pikiran yang banyak membuatnya menjadi seperti ini.Tante Vita dan Pak Hardi ayahnya Xena berharap bahwa anak semata wayang mereka ini bisa segera sadar dari tidurnya

Gadis itu kini sedang berusaha membuka matanya untuk menyadarkan diri dari tidurnya.Kepalanya sangat pusing sekali,matanya juga susah untuk dibuka.Setelah berusaha membuka mata akhirnya Xena bisa sadar dengan sempurna walaupun enyutan dikepalanya masih sangat terasa.Dia berusaha bangkit dari tidurnya berjalan menuju kaca besar disudut kamarnya untuk melihat kondisi nya.Kacau,berantakan itulah sekarang yang bisa disimpulkannya saat melihat bayangannya sendiri dikaca.Bahkan baju kaus putih yang dikenakannya kini sangat lusuh sekali,matanya bengkak karna dia yang dari kemarin terus saja menangis

Dia berjalan lagi menuju tempat tidur dan tak sengaja matanya bertemu dengan sebuah foto diatas meja nakas nya.Bingkai foto dia bersama Lidya.Lagi-lagi gadis itu terduduk seketika kelantai ,seolah saat melihat Lidya tubuhnya langsung melemas.Dia menangis sejadi-jadinya dan berteriak,yang membuat orang rumahnya jelas mendengar

"GUE JAHAT!!GUE PEMBUNUH!!!" Teriaknya sembari memukul-mukul kepalanya sendiri

Pintu kamar Xena dibuka dan menampakkan Yuda,Tante Vita juga Bi Imur yang terkejut saat mendapati Xena seperti orang kesurupan lagi.Bunda Xena langsung berhambur dan menarik tubuh putrinya itu untuk dipeluknya.Tante Vita sedih dia tersakiti melihat keadaan putrinya seperti orang pasien rumah sakit jiwa.Yuda juga merasakan sesak didadanya saat dilihatnya gadis yang dia sayangi seperti orang frustasi.

"Kamu gak jahat sayang.Kematian Lidya itu memang udah kehendak Tuhan jadi,jangan menyalahkan dirimu sendiri" Tante Vita berusaha menasehati putrinya itu sambil mengusap puncak kepala Xena lembut

"Kalau aku gak pacara sama Bryan semua ini gak bakalan terjadi Bun" Xena menjelaskan sambil sesegukan dengan tangisannya

"Non Xena jangan kayak gini terus Bi Imur kan jadi ikutan sedih Non" Bi Imur bersuara dan tanpa disadari dia mengeluarkan sedikit air mata dan diusapnya cepat

"Denger tuh semua orang gak suka lihat kamu nyalahin diri kamu sendiri.Maka dari itu ikhlasin Lidya sayang,Bunda yakin dia sebenarnya juga gak bisa marah sama kamu.Malah Bunda yakin dia pasti sedih liat kamu kaya gini" Ucap Vita seraya mengusap rambut Xena lembut

Yuda keluar dari kamar Xena dan diikuti Bi Imur dibelakangnya,mereka melenggang pergi meninggalkan ibu dan anak itu agar bisa berbicara dengan tenang.Sangat jelas sekali terlihat dari ekspresi Yuda bahwa pemuda itu ikut terpukul melihat keadaan Xena seperti ini.Gadis yang dia sayangi dan cinta selama bertahun-tahun itu layaknya seperti orang kehilangan akal sekarang.Benar,Yuda mencintai Xena tapi,Yuda sadar posisinya yang hanya sebagai anak pembantu ,dia mengurungkan niatnya untuk menyatakan perasaan yang sudah lama dia pendam pada majikannya itu

Yuda yang mengharapkan Xena juga menyukainya, itu bagaikan pungguk merindukan bulan.Dia sadar bahwa Xena hanya menganggapnya sebagai sahabat sejak kecil yang tinggal disatu atap tapi tidak dalam posisi yang sama.Xena anak sipemilik rumah,sedangkan Yuda hanya anak dari pembantu dirumah tersebut

*******

Sementara ditempat lain Bryan sedang mengendarai mobilnya untuk sampai disuatu tempat.Selama diperjalanan hanya pertanyaan dan celotehan kepada dirinya yang dia lontarkan.Akhirnya tidak beberapa lama dia tiba disebuah tempat pemakaman umum.Pria jakung itu berjalan melewati beberapa makam dan tibalah Bryan disebuah makam yang bahkan tanahnya belum kering dan makamnya juga belum berbatu nisan,hanya ada papan yang memberi tanda nama sipemilik

XenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang