Pagi yang sangat indah,dengan cuaca yang cerah dan nyanyian burung yang merdu makin membuat Xena kembali bersemangat untuk melanjutkan kehidupannya yang sempat dipause oleh kesalahannya sendiri.Xena lebih memilih untuk bangkit lagi dan terus berjalan melewati alur cerita hidupnya sendiri.Dia tidak lagi mempersalahkan dirinya,sejak kedatangan Bryan kemarin sore dirumahnya.Menurutnya jalan yang dia pilih ini benar,walaupun dia kini sudah tidak bersahabat lagi dengan Lidya.Mungkin memang inilah yang terbaik,sebaiknya dia tidak usah lagi mendekati lidya karna dia sudah tau betul pasti Lidya hanya tersakiti olehnya
Saat ini dia sedang berusaha meluapkan semuanya dengan berenang dikolam renang rumahnya.Dengan memakai tankini dia sangat lincah sekali meliuk-liukkan tubuhnya dengan berbagai gaya renang yang dia bisa.Sudah ada setengah jam dia berenang tapi,rasa capek belum menghampirinya.Berenang dari ujung kolam keujung lainnya membuatnya makin merasa kurang akan beban yang dia pikul selama beberapa hari ini
"Xena Tante Sarah tadi nelfon mama,dia memberitahu mama kalau Lidya masuk rumah sakit karna kondisinya yang lemah beberapa hari dan membuat penyakit jantungnya kambuh lagi" Bunda Xena setengah berteriak agar anaknya bisa mendengar perkataannya
Xena yang sedang berada ditengah kolam berusaha untuk mencapai ujung kolam dengan renang gaya bebas pun terhenti gerakannya saat mendengar Bundanya berbicara.Dia berenang ketepi kolam dan menggapai pegangan yang ada ditepi untuk membawanya naik keatas.Setelah itu,dia menghampiri Bundanya yang berdiri didepan pintu
"Kenapa bisa gitu Bun?" Xena bertanya penasaran
"Dia gak mau makan,jangankan makan keluar kamar aja gak mau.Dintanyain ada masalah apa enggak dia cuma diem.Kerjaannya nangis terus.Mending kamu cepetan bersih-bersih terus jengukin dia kerumah sakit" Bundanya berkata lembut sembari tersenyum manis kearah Xena
"Iyadeh Bun" Xena menggapai handuk di lounger kemudian mengusap tubuhnya yang basah dengan handuk,sedangkan Bundanya sudah masuk rumah lagi
*******
Xena masuk kesebuah ruangan,yang mana dia bisa melihat Lidya terbujur lemah ditempat tidur pasien.Ruangan ini hanya di hiasi oleh suara elektrokardiogram yang melihatkan detak keadaan jantung Lidya saat ini.Gadis dengan muka bulat ini belum sadar juga dari tidurnya,dia masih dibuai mimpi indah yang dia dapatkan dialam tidur.Hati Xena mulai rapuh kembali saat melihat kondisi sahabatnya yang sekarat ini.Semua ini salahnya,semua ini akibat akan perbuatannya.Selama diperjalanan kerumah sakit tadi,dia terus mengutuk dirinya sendiri,yang membuat Lidya harus masuk rumah sakit
Gadis itu mengamit tangan sahabatnya yang dingin,digenggamnya tangan itu ,lalu diperhatikannya wajah sahabatnya yang sedang terlelap dengan pulas akibat koma
"Maafin gue Lid,karna gue lo jadi masuk rumah sakit gini dan nanggung semuanya.Gue janji setelah ini gue gak bakal ganggu kehidupan lo lagi,gue pastiin lo gabakal liat muka sahabat lo yang pengkhianat ini.Gue mohon lo bertahan dan sadarlah cepat dari tidur lo,karna gue yakin kebahagiaan bakal menghampiri lo setelah kepergian gue dari kehidupan lo" Xena berkata lirih seolah-seolah Lidya mendengarkannya
"Gue bakal pergi jauh dari kehidupan lo.Dan by the way gue juga udah mutusin Bryan.Gue udah bilang kedia buat memperbaiki hubungan kalian lagi.Mudah-mudahan aja dia ngelakuin semuanya setelah lo sadar nanti" Lanjutnya lagi diiringi dengan bulir air matanya yang mulai keluar
"Harapan terbesar gue saat ini cuma satu Lid,yaitu kata penerimaan maaf lo kegue.Gue tau lo kecewa banget sama gue tapi,gue harap suatu hari nanti lo bisa maafin mantan sahabat lo ini" Xena terus berceloteh dan membuatnya seperti orang gila yang berbicara tanpa digubris
"Yaudah deh Lid,gue mau pulang dulu.Semoga lo segera sadar dan cepet sembuh yaa.Maaf gue ganggu tidur lo saat ini.Bye Lidya,gue sayang banget sama lo" Xena mengusap air matanya yang sedari tadi terus mengalir kepipi dengan kasar lalu berjalan kearah pintu dan keluar dari ruangan itu
Xena pun keluar dan menutup pintu,didapatinya Tante Sarah yang duduk dikursi koridor rumah sakit dan temani Bryan yang baru saja tiba.Xena menghampiri Tante sarah untuk pamit dan segera ingin pergi dari sini untuk menghindari Bryan
"Tante" Ucap Xena dan membuat Tante sarah menoleh kepadanya
"Iya sayang?Gimana?Udah Liat Lidya nya kan?" Wanita yang seumuran dengan Ibunya itu pun berdiri saat mendapati Xena sedang memanggilnya
"Aku mau pulang dulu Tan.Semoga Lidya cepet sembuh ya Tan"
"Iya nak,kamu hati-hati dijalan ya" Sahut Tante sarah diiringi senyum manisnya yang sama seperti senyum yang dimiliki Lidya
Xena mengangguk kemudian melenggang pergi meninggalkan Tante Sarah dan Bryan yang terus melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.Xena membuka pintu mobilnya begitu sampai di parkiran tempat mobilnya diparkir tapi,tiba-tiba saja tangannya dicekal oleh seseorang.Refleks Xena langsung berbalik badan dan ternyata Bryanlah yang menahan tangannya.Ditepisnya tangan pemuda itu dengan cukup kasar dan membuat Bryan sedikit terkejut akan respon Xena yang tidak diduganya
"Xen pliss,jangan kaya gini" Bryan bersuara begitu Xena menoleh kebelakang
Xena tidak menjawab dan mendorong tubuh bidang pria itu agar menjauhinya,kemudian dia masuk kedalam mobil tanpa menggubris perkataan Bryan.Mobil merah metalic itu pun meninggalkan Bryan yang masih bergeming ditempat sambil mengacak rambutnya frustasi.Ada rasa hancur yang menghinggapi Xena saat dia berusaha mengacuhkan Bryan.Tapi,mau bagaimana lagi dia harus melakukannya agar pria itu tidak mendekatinya lagi
"Maafin aku yan" Xena berkata lirih dan lagi-lagi air mata jatuh dipipinya
*******
Alunan musik jazz memenuhi kamar Xena saat ini.Gadis ini sedang belajar menyiapkan dirinya untuk menghadapi Ujian Nasional yang akan datang seminggu lagi.Dengan setumpuk buku latihan soal bertengger dimeja belajarnya dia tampak serius mengerjakan soal.Xena sudah mulai bisa menghandle kesedihannya dan mulai fokus dengan Ujian Nasional yang akan dihadapinya seminggu lagi.Dia berpikir sebaiknya dia tidak berlarut-larut dengan kesedihan yang akan terus membawanya menjadi orang yang putus asa
Dengan kacamata belajar dan rambut indahnya yang dia cepol,gadis ini sangat serius mengerjakan soal-soal latihan UN.Sadar bahwa perutnya yang semakin berontak dan tidak bisa diajak kompromi,Xena mengambil handphone yang terletak diatas kasur.Dia mengirim pesan kepada seseorang untuk mengantarkan makanan kekamarnya karna,dia sedang tidak ingin keluar kamar dan memilih untuk makan dikamarnya
Xena : Yud minta tolong sama Bi Imur ya siapin makan gue.Terus lo anter kekamar,gue lagi males turun.Lagi konsen belajar soalnya hehe
Yuda : Siap Non!!! hehe
Kemudian gadis itu balik lagi duduk didepan meja belajarnya dan melanjutkan mengerjakan soal sambil menunggu makanannya diantar
Pintu kamar Xena pun diketuk dari luar,kemudian gadis itu berjalan kearah pintu dan mendapati Yuda yang membawa napan dengan nasi yang dipadukan ayam goreng dan sayur bayam,juga jus jeruk dan air putih sebagai minumnya.Yuda nyengir lebar sambil menyodorkan napan itu kepada Xena
"Makasih ya,maaf gue ngerepotin lo" Xena mengambil napan itu sembari tersenyum pada Yuda
"Gak papa kok Non.Silahkan dimakan dan selamat menikmati hehe" Yuda menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan masih nyengir
Xena mengangguk,kemudian menutup pintu kamarnya saat Yuda sudah berjalan turun kebawah.Dipindahkannya buku-buku yang membuat meja belajarnya berantakan keatas kasur dan ditaruhnya napan itu dimeja belajarnya.Pertama-tama Xena meneguk air putih barulah kemudian dia melahap nasinya perlahan
Dia bersendawa ria saat makannya sudah selesai dan perutnya juga tidak berontak seperti tadi.-Masakan Bi Imur emang top deh-Xena membathin
Saya harap kalian bukan hanya membaca cerita saya tapi,juga memberikan vote dan komentar disetiap cerita.Saya memintah maaf jika ada typo atau cara bahasa yang kalian masih belum paham.Maklumin saya yang masih amatir ini ;;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Xena
Teen FictionApakah salah jika seorang Xena jatuh cinta? Mungkin akan salah jika dia jatuh cinta pada orang yang tidak tepat Mencintai pacar sahabat sendiri,akhirnya membuat kehidupan Xena berubah drastis.Cobaa terus menghampiri,hingga membuat dirinya merasa tak...