2

30.9K 1.4K 71
                                    

Hai! Buat yang pada ngomen nama anak kedua Refeno - Annika kepanjangan, dan pada tanya gimana tuh kalo UN, kasian ngisi LJK nya, haha zaman sekarang aja sebagian udah berbasis komputer, apalagi nanti kan haha.

gausah dipikirin okay masalah nama, soalnya aku sreknya nama itu haha.

***

Refeno berjalan menuju kamarnya, "Vier tidur?" Tanya Refeno ketika memasuki kamar mereka berdua.

Annika mengangguk, "udah pada pulang?" Tanya Annika

Refeno mengangguk, "Vier tidur melulu, kapan main sama ayahnya coba." Gerutu Refeno sambil menidurkan Reno dikasur besar miliknya dan Annika

"Namanya juga bayi, emang tidur mulu. Reno tidur juga, ya?" Annika menghela nafas, anak anaknya tidur terasa seperti tak ada sesuatu untuk diurusnya, merasa kehilangan dalam kurun waktu sekian detik.

"Gak apa apa dong mereka tidur, waktunya kamu manjain ayahnya." Kata Refeno santai, melentangkan tubuh besarnya disamping tubuh Reno

"What do you mean?" Tanya Annika menyelidik.

"Ah, sudah berapa tahun kita bersama. Kamu masih tak mengerti? Payah!" Maki Refeno

"Whatever."

"Durhaka kamu sama suami, gak mau ngeladeni suami, dosa kamu." Bibir Refeno terus saja menggerutu dengan tidak jelasnya.

"Hah?" Annika yang paham, pura pura tak paham.

"Tidur!" Sentak Refeno membuat Annika tertawa.

"Sini dong ayahnya." Annika menggoda Refeno agar mendekatinya.

Refeno reflek terduduk, melirik Annika yang terduduk terhalang Reno yang tertidur di tengah tengah. Refeno melompati kasur, tentu melompati Reno yang berada di tenga tengah, mendekat ke arah Annika, memeluk pinggang Annika erat.

Annika menjerit tertahan, "ih bego, loncat loncat, nanti anaknya bangun gimana?"

"Kamu gak mau diganggu anak anak?"

"Bukan gitu."

"Ah terserah apakatamu sayangku, yang penting sekarang..."

Omongan Refeno tertahan ketika Annika menyelanya, "no, eno! Aku masih berdarah darah." Annika tak kuasa menahan tawanya melihat wajah aneh Refeno.

"Okay, okay! Aku akan cari pelacur saja untuk malam ini." Perkataan Refeno sukses membuat Annika diam ditempat

"Apa?"

"Pelacur, wanita malam lebih halusnya."

"Ih jangan." Annika memeluk lengan Refeno.

"Apa boleh buat." Refeno mengedikkan bahunya.

"Yaudah sana, jangan balik lagi sama aku!" Annika menunjukan wajah kesalnya.

"Itu bibir." Refeno mengecup bibir Annika yang mencebik lucu berkali kali.

"Sana sana." Annika menutup bibirnya dengan tangan kanannya, tangan kirinya mendorong dada Refeno.

"Yakin?" Refeno hendak bangkit dari kasur, Kenapa Refeno menjadi menyebalkan sekali sekarang. Pikir Annika.

"Sana!" Annika menunjukan wajah juteknya.

Refeno tiba tiba saja menubruk tubuh Annika, sampai Annika tertidur terlentang.

"Ih bego, ngapain coba." Annika hendak bangkit tapi ditindih badan Refeno yang berada di atas badannya, ugh berat.

"Cemburu?"

ObstacleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang