Haiii semua, aku kembali. Maafkan aku yang menghilang dan jarang lanjut cerita. Aku yang kaya bener bener sibuk menata dunia nyata, jadinya stuck gituya gak ada inspirasi buat lanjutin cerita:(
***
Annika gelisah bukan main, sudah tiga hari suaminya tak kunjung pulang dari perjalanan bisnis nya.
Selama itu pula Annika tidak bisa tidur nyenyak, karena tak ada Refeno disampingnya.
Entahlah, sebelum sebelumnya ketika Refeno pergi keluar kota Annika tak pernah segelisah ini, apalagi sampai tak bisa tidur. Mungkin bawaan kehamilannya kali ini.
Sesekali tangannya mengelus rambut jagoan jagoan kecilnya yang tertidur pulas disampingnya.
Reno yang tidur memeluk Vier membuat Annika tanpa sadar tersenyum.
Anak anak lelakinya yang akan melindunginya kelak.
"Rindu sama Ayah, gak?"
Annika terkejut ketika mendapatkan kecupan dipunggungnya, dan mendengar suara Refeno secara bersamaan.
Annika dengan cepat membalikan tubuhnya dan menemukan Refeno yang membungkukkan punggungnya.
"Miss u so bad." Annika langsung menarik tengkuk Refeno dan mencium bibir Refeno berkali kali.
Refeno mengembangkan senyumnnya.
"Serindu itukah, bunda?"
"Sampe jam segini belum tidur, hmm? Gak bagus tahu buat kesehatan, bunda dan calon baby kita." Lanjut Refeno mengingankan.
"Aku bener bener gak bisa tidur tanpa kamu."
"Bahkan ketika kamu susah tertidur tanpa aku, kamu masih tetep ngotot gak mau jawab panggilan aku setelah malam itu?" Tanya Refeno.
"Aku gak mau ngeladenin orang yang marah marah gak jelas ditelfon. Apalagi ketika yang seharusnya marah itu aku."
"Aku minta maaf untuk itu. Aku bener bener menyesal. Dan kenapa kamu tidak memberi kabar tentang kesehatan anak anak setelah ibu aku jenguk?"
"biar kamu gak khawatir, lagian aku udah bilang kan anak anak kuat. Udah sehat kembali kok."
"Tapi itu menyebalkan, sangat!" Refeno berkata serius.
"Aku bahkan gak bisa bener bener focus dengan kerjaan aku. Setiap hari dihantui rasa khawatir terhadap anak anak dan dirimu." Lanjut Refeno.
"Sorry."
"Its ok. 3 hari gak ketemu, makin kurus, kacau kamu kurang tidur, mata panda." Refeno mengelus mata Annika, yang refleks menutup.
"Ayah juga, berantakan." Tangan Annika menjelajah ke rahang Refeno yang ditumbuhi bulu bulu tipis yang kasar.
"Suka ini, ya? Bikin geli loh." Refeno menyentuh jambangnya, yang tak dicukurnya selama 3 hari.
Annika cengengesan, Refeno tahu sekali bahwa Annika sometimes suka lelaki berjambang, suka gemas pingin nyukurin jambangnya katanya.
"Bukannya kita sedang saling marah 3 hari yang lalu?" Ledek Refeno.
"I know u so well. Ketika kamu marah, dan jika aku meladeni. Lewat telfon. Itu hanya akan semakin memperunyam kesalahpahaman. Aku cukup biarin kamu berfikir. Dan lihat sekarang ketika bertemu, rasa marah sudah terlupakan. Dan berinteraksi secara langsung lebih baik daripada lewat sambungan telfon."
Refeno mencium pipi Annika berkali kali, "mana bisa aku marah. ketika aku lihat kamu rasa marah meluap hilang entah kemana."
"Gombal ya sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Obstacle
Romansa(18+) Sequel dari Slighted!!! yang mau baca cerita ini, coba baca Cerita Slighter dulu, biar nyambung dan paham.