11

19.2K 1.1K 68
                                    

Vier yang terbangun, memukul wajah sang Ayah dengan tangan kecilnya. Ketika tak ada respon dari sang Ayah, Vier memukulnya sekali lagi.

"Hallo, morning jagoan." Refeno terusik dan membuka matanya, lalu menyapa Vier dengan suara serak khas bangun tidurnya.

Vier tertawa lebar, seperti yang mengerti saja dengan sapaan sang Ayah.

"Morning ayah!" Reno dengan suara seraknya, meringsut mendekati wajah sang Ayah, lalu menghadiahi sang Ayah ciuman di pipi.

Vier melihat aksi yang dilakukan abangnya itu, lalu mulutnya terbuka sedikit, cengo, lucu sekali.

"Vier mau juga di kiss, abang?" Tanya Refeno, bayi itu malah melebarkan senyumnya lagi.

"Adik mau?" Lalu Reno mencium pipi gembal adiknya itu.

Hati Refeno menghangat, dia jelas merindukan moment moment seperti ini.

Gantian, kali ini Refeno yang menyerang kedua anaknya dengan ciuman. Anaknya sepertinya sudah pulih.

Kedua anaknya tertawa lebar.

Annika yang baru keluar dari pintu kamar mandi, dari tadi, tertahan, tertegun menyaksikan kejadian antara anak dan Ayah itu. Yang akhir akhir ini jarang lagi terjadi.

Hati Annika menghangat, senang, bibirnya tersenyum tipis. Lalu kakinya melangkah mendekati mereka.

"Morning anak anak bunda!" Annika mencium anak anaknya berkali kali, sama seperti yang dilakukan Refeno. Annika gemas dengan kedua anaknya itu.

Lalu ketika mereka bertiga tertawa lebar, Refeno menyolong start, mengecup bibir Annika sekilas, yang dihadiahi cubitan di perut Refeno cukup keras sehingga membuat Refeno meringis.

Annika mengusap kasar bibirnya, bagaimanapun dirinya masih marah dengan Refeno. Namun enggan ditunjukan didepan anak anak dan kedua orang tuanya nanti. Malu.

"Mandi mandi! Lets go!" Kata Annika riang, meraih Vier dalam gendongannya.

Lain halnya Refeno yang menggendong Reno di bahunya, mengikuti langkah Annika ke kamar mandi.

Keluarga kecil itu asik bermain air, meskipun awalnya berniat memandikan anak anaknya saja, tapi hasilnya, baju orangtuanya pun ikutan basah.

***

Keluarga kecil Annika sedang makan di ruang makan rumah orangtua Annika, yang sekarang asik mengajak bicara Vier, membuat cucunya itu tertawa sesekali.

"Kamu udah kasih Vier makan?" Tanya ibu Annika.

Annika menggeleng, "nanti mah 2 hari lagi baru aku kasi makan,  pas usianya genap 6 bulan."

Ibu Annika mengangguk, "Awas ah, kalo ngasih makan, jangan beli makanan bayi yang di supermarket, ada pengawetnya, kan bahaya."

Annika hanya mengangguk angguk mengerti.

"Loh, pakai apa dong bu?" Tanya Refeno bingung, pasalnya dia baru mengalami fase dimana anaknya baru mulai boleh diberi makan. Karena Refeno tidak menyaksikan fase dimana Reno dulu waktu bayi, pas pertama kali boleh diberi makan.

"Pakai beras merah aja, di hancurin, terus di rebus bareng air, sampai mengental." Ibu Annika menjawab dengan sabar.

Refeno mengangguk faham, "Tuh bund dengerin." Refeno melirik ke arah istrinya yang sedang makan itu.

Annika menelan makanannya, "iya, terus makin kesini, jangan cuma beras merah aja ya kan ma? Dicampur wortel atau brokoli, atau ikan salmon. aku udah tau, suamiku sayang." Kata Annika sinis, membuat suaminya meringis.

ObstacleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang