Refeno pulang ke rumah nya jam 2 pagi. Memasuki kamar, Refeno tak menemukan siapapun, kamarnya rapi sekali. Annika tak pulang kerumah? Lalu kemana? Kerumah ibunya? Tidak bisakah dia dewasa sedikit?
Jangan selalu Menyelesaikan masalah dengan cara menambah masalah.
Jika orang tua Annika tahu, mereka sedang bertengkar. Itu justru akan membuat nama Refeno sedikit tercoreng dimata keluarga Annika. Ditambah dimasalalu nama Refeno tercoreng habis habisan.
Refeno menimbang nimbang, lebih baik dia ke rumah mertuanya, atau diam dirumah.
Ah sudahlah lebih baik istirahat, menenangkan pikirannya yang kusut!
***
Annika terbangun, tepat pukul 2 dini hari, Vier menangis, badannya masih terasa panas, meskipun tidak terlalu, Annika mengganti popoknya lalu menyusuinya.
"Bund.." igau Reno.
Annika yang duduk menyusui Vier, mengusap kepala Reno yang sama masih hangat. Annika gusar, panas kedua anaknya tak menurun sepenuhnya.
Annika terus mengusap kepala Reno, agar Reno tak terbangun. Dan semakin tidur lelap.
Vier menangis ketika selesai meminum susunya. Annika tak mengerti, kenapa seperti ini.
Annika berdiri, menimang nimang Vier dalam gendongannya. Lalu Vier berangsur menghentikan tangisannya.
Annika yang pegal akhirnya duduk di pinggir kasur, dan kalian tahu apa? Vier menangis. Annika reflek berdiri lagi, menimang nimangnya lagi.
Vier. Rewel. Sekali.
Lantas, Annika harus terus berdiri berjam jam? Yang benar saja, kaki Annika sudah pegal meskipun baru satu jam setengah berdiri.
"Bunda, mau minum.." kali ini rengekan suara Reno.
"Bentar ya bang." Annika dengan sigap melesat kedapur, membuatkan susu dan air putih, dengan Vier masih dalam gendongannya. Luar biasa.
"Minum susu ya, bang?" Bujuk Annika, Reno mengangguk. Lalu meneguknya, hanya setengahnya. Lalu meminum air putihnya.
Kalian tahu? Annika tidak duduk ketika membantu Reno minum, hanya membungkukan badannya, menjangkau Reno. Annika tak mau lagi Vier menangis.
"Tidur lagi." Titah Annika menaikan selimut Reno sampai dadanya.
***
Refeno gusar, 1,5 jam matanya mencoba tertidur, tapi hasilnya nol besar. Matanya mengantuk tapi Hatinya gusar tak tenang. Ada apa?
Refeno langsung mengambil kunci mobilnya, melesat menuju rumah mertuanya.
***
Reno bergerak gelisah kekiri dan kanan, "bundaaaa." Teriaknya, mata sayunya terbuka, keringat muncul dikeningnya.
Annika yang sedang berdiri, menimang nimang Vier, mendekati Reno cepat.
"Kenapa sayang?" Annika menunduk, meraih kepala Reno yang sedang terududuk di kasur.
"Abang mimpi selem." Katanya mengatur nafasnya, Annika terduduk memeluk Reno dalam pelukannya.
"Tidur lagi ya, gak apa apa kok." Annika mengusap kepala Reno, merengkuh Reno dalam pelukannya, meskipun sedang menggendong Vier.
Tunggu, Vier? Btw, dia tidak menangis ketika Annika duduk. Sudahlah jangan dibahas, nanti Vier menangis lagi.
1...2...3...
Vier menangis kencang, tuh kan apa Annika bilang, jangan dibahas, Vier nanti nangis lagi.
Annika menggaruk keningnya yang berkeringat...

KAMU SEDANG MEMBACA
Obstacle
Romance(18+) Sequel dari Slighted!!! yang mau baca cerita ini, coba baca Cerita Slighter dulu, biar nyambung dan paham.