17

10.5K 796 139
                                    

Haiii teman teman. Aku lanjut cerita ini. Entah masih ada yang mau baca atau nggak, soalnya ini makin ngawur. Yuk mari baca temen temen.

***

"Kamu harus berhenti memberikan Asi pada Vier, biarkan dia meminum susu formula." Kata Refeno, setelah pulang dari rumah kedua orang tuannya, dan membaringkan anak anaknnya yang tertidur.

"Aku gak tega. Reno aja dulu sampai dua tahun aku beri asi, rasanya tak adil hanya memberinya asi selama 6bulan saja." Mata Annika berkaca kaca.

"Setidaknya kamu sudah memberikan asi yang terbaik selama 6 bulan ini kepadanya, daripada tidak sama sekali kan?" Refeno perlahan menarik tubuh Annika yang terduduk dikasur, agar merebahkan tubuhnya itu.

"Tapi, no..."

"Jangan banyak pikiran okey? Kamu gak boleh stress. Jangan segala macam dipikirin, ada aku." Refeno meraih tangan Annika dan menaruhnya di dadanya.

"Lagian, aku heran. Kenapa sih kamu tokcer banget, selalu aja kecolongan." Annika berhambur ke pelukan Refeno setelah mengatakan itu.

Refeno tergelak, "suruh siapa gak mau di kb? Suruh siapa turutin kemauan aku gak di kb? Suruh siapa lagi nurut kalo aku gak mau pakai pengaman?" Refeno tertawa.

Annika membekap mulut Refeno detik itu juga, jengkel dan jijik mendengar tawanya, "aku hanya mencoba nurut apa kata dan kemauan suami. Apa salah aku mencoba menjadi istri yang penurut?" Annika cemberut.

"Uhhh tayangku." Refeno mencium bibir Annika yang sedang manyun itu.

"Jangan cium cium." Annika menggeplak pipi Refeno.

"Yaudah cium cium cewek lain aja." Refeno hendak bangkit, tapi Annika menahannya.

"ih, rese!" Annika memeluk Refeno erat, menyembunyikan wajahnya di dada Refeno.

Refeno hanya tertawa tanpa suara, tapi tubuhnya terguncang, seperti tertawa ngakak.

"Cantik, baik baik disana ya.." itu perkataan Refeno, sambil tangannya mengelus perut Annika yang masih rata.

Annika yang berada dipelukan Refeno mendonggakan kepalanya, "apasih cantik cantik, emang anak kita nanti bakal perempuan apa?"

Refeno malah mengangguk cepat.

"Kata siapa?"

"Kata Ayahnya."

"Kok sotoy sih?" Annika memencet hidung Refeno.

"Feeling seorang ayah?"

Annika tertawa detik itu juga, "liat ntar ya ayah tercinta. Baik baik kalo dapet cowok lagi."

Refeno mendengus, "Cewek titik!!"

Annika tertawa, "nanti cantik kayak aku, banyak yang maunya hihi."

"Nggak nggak! Aku bakal jagain dia extra biar gaada cowok yang berani deketin!"

     ***

"Bunda, mau ini, ini." Pinta Reno menunjuk beberapa mainan, ketika sedang diajak ke sebuah Mall.

"Minta ke Ayah dong." Kata Annika, menunjuk Refeno yang berjalan menghampiri Reno dan Annika, dengan Vier digendongannya.

Oh, iya. Sekarang, jika keluarga kecil itu pergi keluar rumah, pasti Refeno lah yang menggendong Vier, bahkan Reno. Pernah, Refeno menggendong keduanya, gara gara Reno menangis karena mengantuk, alhasil Refeno kelimpungan, dan menggendong keduanya. Untung Refeno lelaki kuat, tidak masalah menggendong kedu anak lelakinya, ditangan kanan dan kirinya.

ObstacleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang