Haiiiiiii! Nika back! Dengan cerita yang makin membosankan dan jarang dilanjut, maaf sekali untuk para readers yang udah setia nungguin cerita ini update, dan aku sadar ini udah lama banget gak update. So, silahkan baca, kalo kurang feel, kurang apalah.. Maklumin aja ya, Pikirannya kebagi dua sama kerjaan.
***
Refeno kemarin izin berangkat ke luar Kota, katanya urusan bisnis.
Annika yang leluasa di rumah, mengundang temannya, Nabila untuk datang ke rumahnya. Tapi kalian tahu?
Iyasih Nabila dan anak perempuannya yang menggemaskan itu datang, tapi datangnya pagi pagi sekali. Mengganggu orang tidur.
Katanya, biar sekalian bareng dengan Dito yang mau berangkat kerja.
"Aku tuh pusing liat kamu yang lincah, sedangkan anak kamu malah cengo ngeliatin ibunya yang kayak apa lincah banget." Annika yang duduk di sofa, bersebelahan dengan Nabila memijat keningnya pelan.
"Aku udah lama tau gak cerita sama kamu, jadi gini bingung mau nyeritain yang mana dulu. Aku juga rindu sama kamu aaaaaaa." Nabila yang lebay tiba tiba hendak memeluk Annika.
Annika semakin pening, "bil please biasa aja. Pusing liatnya."
Tak lama Reno kecil turun dari tangga dengan mengucek ngucek matanya, "bund, adik bangun. Tapi gak nangis."
"Terus apa dong?"
"Main aja cendili, cenyum cenyum." Kata Reno serak.
"Aaaaaaas Reno ku, gantengku, aunty kangen." Nabila mendudukan putrinya yang memang sudah bisa duduk di samping Annika, lalu berlari menangkap Reno yang sedang menggaruk kepalanya bingung.
"Bund, tante ini kenapa?"
"Tante mah tante aja, jangan sok sok an aunty aunty ya bang?" Annika terbahak.
Nabila manyun, karena tak berhasil mencium Reno yang menggemaskan itu.
"Kok gak mau dicium aunty sih? Kamu kan gemesin banget." Kata Nabila sok manja.
Reno menggerak gerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri, pertanda jangan.
"Anakku tidak semurahan ayahnya. Ogah dicium sembarangan." Annika terbahak, sambil meraih anak perempuan Nabila ke pangkuannya.
Nabila makin manyun, "au ah bang eno sombong. Mending sama adik Vier, mau cium seribu kali juga bebas." Nabila lalu berlalu ke atas, anak perempuannya yang baru berusia 9 bulan, menatap kepergian ibunya.
"Bund, ciapa nih?" Tanya Reno.
"Ini baby Nazwa. Anaknya tante yang tadi." Annika menggenggam tangan mungil Nazwa.
"Hallo Nazwa, ini abang eno." Reno lalu mencium pipi gembal Nazwa.
"Cantik ya bang?" Tanya Annika
Reno mengangguk.
"Mau gak punya adik perempuan?"
"Mau banget." Reno tersenyum lebar.
Annika hanya tersenyum dan mengusap rambut Reno, "susunya udah diminum?" Tanya Annika.
Memang, Annika selalu menyiapka segelas susu disamping ranjang, untuk diminum Reno ketika bangun tidur.
"Udah."
"Mau mandi dulu sarapa dulu?"
"Sarapan, bund."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Obstacle
Romance(18+) Sequel dari Slighted!!! yang mau baca cerita ini, coba baca Cerita Slighter dulu, biar nyambung dan paham.