Harris POV
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku dengan susah payah. Kepala ku terasa pusing dan berat. Akupun segera duduk ditepi kasur.
Tapi tunggu..
Apa kasur? Bukankah tadi malam diclub untuk meminum Whine. Jadi aku berada dimana?
Tiba-tiba saja ada yang membuka pintu kamar tangan kekar pada pintu itu..
Ternyata iti LUTHFI?!
Bagaimana ia menemukan aku? Apakah ia melihatku waktu di club itu
"Lu-Lutfhi?"
"Iya ini aku!"
dia mendekat padaku dan mendekatkan wajahnya padaku...tiba-tiba saja aku menjadi merindih seperti ini
Apa yang dia lakukan padaku ?"Mengapa kau ada di club semalam?"
"Itu bukan urusanmu?!"
Aku menjawab dengan sinis dan tanpa aba-aba dia.. Menamparku dengan keras"PLAKK"
ia memegangi wajah dengan kasar. Dia begitu marah padaku. aku melihat dari mata abu-abunya.. dia menatap mataku dengan tajam
"Sedang apa kau di club ? JAWAB HARRIS!!"
"aku hanya kesana saja..!" Ucapku berbohong padanya..
"BULLSHIT!"
Tiba-tiba saja ia memelukku dengan sayang dan Luthfi juga menangis"Harris mengapa kau berubah hah? Maaf kalau memang aku salah. Tapi jangan seperti ini kau membuatku sedih Harris. Sungguh.. kau membuatku sedih..."
Luthfi memeluku dengan erat aku pun juga memperat pelukannya
"Aku minta maaf ya Luthfi ...aku sangat Depresi waktu itu.. jadi..."
"Ssttt sudah Lupakan saja.. "
"Iya.."
Luthfi melepaskan pelukannya padaku.. dan ia mengisyarat kan aku untuk tidur diatas pahanya..
Dan akupun menurutinya...
"Harris , kepalamu ini kenapa? Apakah kau habis kecelakaan?"
Katanya dan ia memegangi perbananku yang sempat bocor karena waktu itu .."Oh.. ini aku sengaja membenturkan kepalaku ke dinding."
"Hah?!mengapa"
Dia agak tergelak karena jawabanku tadi.."Bolehkah aku membuka perbananmu?"
"Buka saja.."
Ia pun membukannya dengan perlahan-lahan. Ya.. lukaku belum sembuh total tapi.. setidaknya tidak seperti hari kemarin."What the.. lukanya sangat parah Harris ..."
"Sudah biarkan saja.. nanti juga sembuh sendiri.."
"Yasudah.."
Akupun langsung memeluk pinggang Luthfi ayang lumayan gendutan
"Luthfi kau gendutan ya?"
"Ah.. aku tidak perduli.."ucapnya
"Kalau aku kurus gak enak buat dipeluk ...hahahha"
Ucapnya.. dengan tawa yang besar di bibirnya.."Harris..."
Suara perempuan yang aku kenal ya.. itu Nk..
"Hmmm baiklah.. aku mau kedapur dulu ya.."
Luthfi pun keluar dari kamar Yang tersisa hanya aku dan Nk..
Nk duduk tepat disampingku dan ia melihat ku dengan intens..
"Jangan melihatku seperti itu.. aku jadi malu tahu..!"
Kataku dengan malu-malu dan aku tidak enak dilihat seperti itu..
Ia tetap melihatku seperti itu.. melihatku tanpa eksperesi apapun.. yang kata lain ia melihatku dengan wajah datarnya..
"Harris."
Akhirnya ia mengangkat suaranya..
"Kau tidak Rindu padaku?"
Katanya lagi.."Sangat.. aku sangat merindukan my Nk...!!!"
Hatiku bergumam dan menjerit..."Ya.. aku sangat merindukanmu.."
Lalu, Nk langsung menghambur dalam pelukanku.."Aku mencintaimu.. Harris.."
"Aku juga mencintaimu.. "
"Harris kau janji jangan pernah mabuk lagi.. ayo.. berjanjilah.."
Aku tersenyum padanya kulihat mata hitam pekatnya dengan dalam
"Aku janji.. ini yang pertama dan terakhir kalinya.."
Aku pun memeluk Nk dengan sayang.. aku sudah lama ingin mendengar jawaban dari Nk untukku.. pada saat aku memintanya untuk menikah dengan ku..
"Hm.. Nk .."
"Ya.. ada apa Harris"
"Kau belum menjawab pertanyaan dari ku.. pada waktu itu.."
"Pertanyaan? Pertanyaan apa?"
"will you marry me?"
"Hah... aku mau.. aku mau Harris.."
Ia menangis bahagia akupun juga menangis akhirnya aku bisa memilikinya seutuhnya..
"Wah..wah.. saling jatuh cinta"
"Eh.. kak rastya.."
Aku langsung melepas pelukanku pada Nk..
Rastya mendekati ku.. dan ia mencium pipiku..
Dan tersenyum padaku . Spontan aku kaget dan aneh padanya.."Maafkan aku Harris. Kau mau memaafkan aku kan??"
"Iya kak.."
"Ok.. kalian cepat turun kebawah aku memasak masakan enak hari ini ^_^"
"Benarkah?"
Rastya mengangguk dengan mantap lalu keluar dari kamar Luthfi
"Kebawah yuk.."
"Ayok.."Aku langsung menggenggam tangannya yang lentik
Dan kulihat wajah nya yang begitu ceria.. cantik sangat cantik..Love you Nk...