Praakkkkkk...!!
"JANGAN TERIAK PADAKU!!!"suara lelaki itu membentak perempuannya.
Lagi-lagi ntah piring atau gelas pecah berserakan. Teriakan pertengkaran yang selalu meributkan masalah keegoisan masing-masing. Tidak pernah sedetik pun ada kedamaian dalam rumah ini. Pertengkaran yang sangat menyakitkan hidupnya yang tak pernah berhenti. Bahkan berkali-kali dia mencoba mengakhiri hidupnya tapi selalu terselamatkan. Dan maut seakan-akan belum puas melihat kesedihannya itu.
"Cukup!aku tidak mau kalau kamu membatasiku!"teriak mama.
Plakkkk...!!
Telapak tangan itu mendarat tepat dipipi putih wanita itu. Meninggalkan jejak merah yang menyakitkan.
Dia terdiam dikamar yang gelap dan sempit itu dengan rasa sayatan yang sangat menyakitkan. Menggerogoti setiap tulang yang menempel ditubuhnya. Dia hanya mampuh memdengarkan saja sambil merengkuh kedua lututnya dan menenggelamkan kepalanya diantara kedua lutut itu. Tuhan!ambillah nyawaku ini. Biarkan aku lepas dari kesedihan ini, Tuhan!aku sangat sakit!sakit!
Setelah beberapa saat kembali sunyi. Sesaat terdengar suara pintu dibanting. Itu semua karena mereka saling pergi dari hadapan mereka masing-masing. Biasanya lelaki itu pergi dari rumah dan wanita itu masuk kamar.
Diraihnya gelas yang ada didekatnya. Sebuah anggur yang sudah menjadi teman setianya dalam ruangan yang sempit itu. Diteguknya sekali teguk dengan frustasi. Dan diraihnya tas yang selalu menemaninya kemana pun dia pergi.
Bagaimana tidak menyedihkan hidup dalam keluarga broken home. Dia jalani sejak dia masih duduk dibangku SD. Ntah apa masalah yang sebenarnya diributkan. Dia tidak tahu. Dan tidak pernah ingin tahu.
Setiap pertengkaran selesai ntah papanya atau ibunya akan pulang dengan kekasih barunya. Tidak mempedulikan akan diriku ada atau tidak. Untuk masalah materi dia tidak pernah kekurangan. Tapi untuk kasih sayang itu semua hanya mimpi. Bahkan dia merasa benci dengan orang-orang yang dilihatnya. Dia tidak punya satu pun teman. Baginya tidak ada orang yang bisa dipercaya dalam hidupnya.
Dia membuka pintu kamarnya dan keluar dari rumah. Dia naik taksi menuju klub yang sudah menjadi tempat bersinggahnya sehari-hari. Dia masuk kedalam dan memesan minuman sama pelayan klub itu.
"Ellisa. Tumben loe udah ada disini?" Tanya wanita yang cantik sexy dan memakai gaun mini merah marun. Dia bernama Angel. Dia idola diklub ini. Dia selalu dapat bokingan sama lelaki playboy yang kelas atas."loe tidak lupa waktu kan? Ini kan masih sore" gerutunya.
Ellisa merasa kupingnya panas mendengar ledekan demi ledekan Angel. Ellisa bangkit dan menggebrak meja yang ada didepan mereka berdua. Angel melonjak kaget dan melotot matanya melihat kemarahan Ellisa.
"Loe bisa diam gak! Bilang saja kalau gue tidak boleh datang kesini!"Angel terdiam melihat Ellisa yang marah. Angel kemudian meraih tangan Ellisa dengan senyuman ketakutan.
"Bu-bukan begitu maksud gue, Lisa. Gu-gue hanya heran saja melihat loe datang sesore ini"jawab Angel dengan terbata-bata.
Ellisa kembali duduk dan meneguk minumannya. Sementara Angel pergi dari hadapannya. Kembali dia termenung dalam kesedihannya. Kebenciannya untuk hidup.
*****
Berjam-jam dia menghabiskan waktunya hanya dengan duduk sambil minum. Bahkan dia bisa menghabiskan bergelas-gelas. Tapi dia tidak pernah yang namanya mabuk.
Setelah bosan dia akan pergi berjalan kaki sampai dia ingin pulang.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dia keluar dari klub dan berjalan menuju taman. Tanpa ada teman atau saudara yang mencari atau menemaninya. Hanya saja sesekali diperjalanannya dia berpapasan dengan wanita jalang yang sedang diboking sama lelakinya.
"Ellisa, tunggu!"teriak seorang wanita yang sedang berlari kearahnya.
Nata. Dia teman sekelasnya. Dia cewek yang suka menjual diri hanya untuk bisa berpoya-poya. Yang ada dalam pikirannya hanya kejalangannya dan uang. Dia anak dari orang biasa. Uang itu sangat susah untuknya. Apalagi membeli barang mewah. Kadang uang jajan saja tidak punya.
"Mau kemana?"
"Mau ketaman"
"Boleh gue temenin? Gue juga lagi sendirian. Mau pulang malas sama rumah dan omelan nyokap"
Dia hanya tinggal bersama ibunya saja. Ayahnya telah meninggal sejak dia SMP. Apa lagi ibunya hanya seorang buruh nyuci yang dibawa kerumah cuciannya.
"Kenapa loe hari ini tidak diboking?"Nata hanya tersenyum saja kepadanya.
"Lagi bosan saja. Dan lagi bingung nih" ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Loe bingung? Kenapa?"Nata menghela napas keras dan agak berlari kedepan.
"Sebenarnya gue bingung karena ada cowok yang meminta aku menjadi ceweknya"
"Lalu kenapa loe bingung. Kalau loe suka kenapa loe bingung"
Nata berhenti dan menunduk. Ellisa juga ikut berhenti dan menatapnya dalam.
"Kalau gue terima, gue...harus lepasin ini semua. Tapi kalau gue tolak, gue...gue...cinta...sama dia"
"Apa yang dipunya sama cowok itu?"
Nata meliriknya."segalanya. Tampan, baik dan kaya"
"Berapa banyak ceweknya?"Nata menatapnya geram mendengar pertanyaan Ellisa.
Tapi Nata kemudian nenunduk sambil cemberut. Dia menggelengkan kepala.
"Terserah loe aja. Semuanya ada ditangan loe"ditepuknya pundak Nata.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Boat
RomanceTerima kasih pada teman-teman yang sudah mau menyempatkan membaca karya novelku. Semoga senang dengan ceritanya. Ini karya pertamaku. Bagi saya membaca novel itu menyenangkan. Bisa melambungkan hayalan untuk melupakan penat sesaat. Saya dwi isa meng...