Bab : 8

62 4 0
                                    

Alex memakirkan mobilnya dihalaman rumah. Dia masuk kedalam rumah dengan marah. Didorongnya keras pintu rumahnya hingga membuat suara bantingan pintu. Dengan langkah lebar dia naik keatas dan masuk kedalam rumah.

Ana merasa takut. Dia hanya mengintip dari dalam dapur. Dia takut melihat tuannya datang dengan marah-marah. Apakah mungkin bertengkar sama nona Ellisa? Kenapa tuan sampai semarah itu ya?

Ana kembali mengintip. Dilihatnya Ellisa dengan langkah berat menuju kamar tuannya. Tapi baru dua anak tangga diinjaknya Ellisa kembali berbalik dan melangkah menuju dapur. Dengan bergegas Ana kembali meraih sayuran dam dipotonginya sambil melirik kearah Ellisa.

Dalam benak Ana. Oh my god! Ternyata non Ellisa benar-benar cantik sexy dan menggoda. Pantas saja tuanku bisa tergoda dengannya. Sungguh membuat para hawa ngiler ingin memeluknya. Dia ramping dengan payudara yang montok. Oh my god! Sungguh mempesona.

Ellisa menatap kearah sayuran yang dicincang Ana sampai hampir lumat. Ellisa menaikkan sebelah alisnya sambil meneguk air mineralnya yang dituang kedalam gelas. Ana tergeragap mengetahui Ellisa memperhatikannya. Dan lebih kagetnya lagi saat dia kembali melihat sayurannya yang dicincang halus seperti mau membuat bubur.

Ellisa tertawa. Dan Ana hanya meringis. Oh my god! Makluk apakah yang engkau ciptakan ini Tuhan. Saat dia tertawa bagaikan seorang bidadari yang sedang tertawa. Sungguh cantik sekali. Tuanku sangat beruntung.

"Ana. Kenapa menatapku seperti itu? Apa ada yang salah?"

"Eh... ti-tidak nona. Tidak ada apa-apa" jawabnya gugup. Ellisa tersenyum lalu kembali kekamar tuannya.

Klik.

Pintu dibuka. Alex hanya meliriknya saja. Dia berdiri didepan pintu balkon kamarnya. Dengan langkah pelan dia mendekatinya. Setelah sudah sangat dekat tubuhnya dia menghela napas dan memeluknya dari belakang.

Alex memutar tubuhnya dan menatap dalam kedalam manik coklat gelap itu.

"Kau tahu. Sejak aku membawamu kesini. Aku merasa kamu adalah milikku. Kekasihku. Wanitaku. Apakah tidak boleh aku tahu semua tentangmu?"

"Bu-bukan begitu Alex. Aku...aku hanya tidak mampu saja mengatakannya. Itu sangat menyakitkan. Aku tidak sanggup"air mata Ellisa mengalis dengan sangat derasnya seperti anak sungai saja.

Dipeluknya tubuh Ellisa yang bergetar karena tangisannya yang meledak. Dia menangis dengan sangat keras didada Alex. Bahkan kemeja lelaki itu basah karena air matanya dan juga ingusnya yang mengalir sendiri.

Setelah agak reda Ellisa diajaknya duduk dan diambilnya tisu yang ada dinakas.

"Maaf. Aku telah mengotori baju kerjamu. Aku memang orang yang bodoh. Sangat-sangat bodoh"

Lelaki itu mencentilkan jarinya dikening wanitanya itu dengan lembut. Ellisa langsung manyun sambil memegangi keningnya. Sementara Alex malah ketawa melihatnya.

"Apa itu setiap hari?"Ellisa mengangguk.

"Sejak kapan?"

"Sejak aku baru berusia 10 tahun"

Alex mengernyit mendengarnya."oh my god! Selama itu?!"Ellisa kembali mengangguk.

Dia mulai menceritakan semuanya. Dari pertama kedua orang tuanya bertengkar sampai dia bertemu sama bu Anita dan menganggapnya sebagai ibu keduanya. Bu Anita sangat sangat dan sangat sayang padanya. Dia dianggap anaknya sendiri. Apa lagi bu Anita divonis dokter tidak bisa punya anak.

"Apa aku boleh tahu tentang kamu juga."lelaki itu tersenyum. Dilumatnya bibir Ellisa dengan lembut. Kemudian dia menyecap semua mulut Ellisa yang lembut itu. Dimainkannya lidahnya keseluruh ruang mulut Ellisa. Mereka saling memainkan lidahnya dengan sangat lihat. Hingga tubuh Ellisa berbaring dan lelaki itu menindihnya.

My Heart BoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang