Bab : 18

54 2 0
                                    

Baru beberapa hari kata-kata indah itu diutarakan dihatinya ditancapkan dengan paku Emasnya. Namun semuanya berubah.

Siang ini Ellisa datang kekantor Alex. Sepulang kuliah dia ingin makan siang bersamanya. Apa lagi siang ini dia memasak rendang dan cumi asam manis. Dia membuatnya sendiri bahkan saat mau dibantu Ana dia tidak mau. Dia ingin membuatnya kusus untuk kekasihnya dari tangannya sendiri.

Ketika sampai ditempat reseptionis dia bertemu sama Joni. Dia sedang membawa berkas-berkas penting ditangan kirinya. Sementara Joni melihat rantang yang dibawa Ellisa dengan mengerutkan keningnya.

"Tumben kesini bawa makanan?"tanya Joni.

"Iya. Mau ajak makan siang Alex"jawabnya bahagia sambil menunjukkan rantangnya.

"Kok cuma Alex. Buat aku mana?"

"Iya. Nanti kita makan bersama disana"

"Baiklah"jawab Joni.

Mereka masuk kedalam lifth bersama. Didalam Ellisa terus-terusan menanyakan momi. Bahkan Joni sampai menggelengkan kepalanya.

"Baru saja tiga hari tidak ketemu. Nanyanya kayak puluhan tahun gak ketemu."protes Joni.

"Habis aku hampir setiap hari bersama momi. Setelah menikah denganmu kan aku jarang ketemu. Pasti kamu marahi kalau main ketempatku"ucap Ellisa menyudutkannya.

"Untuk apa aku marahi. Tapi kan dia sedang hamil jadi kamu yang harusnya datang. Bukan dia"

"Iya iya"jawabnya sambil manyun.

Klik.

Pintu lifth terbuka. Ellisa dan Joni berjalan melewati lorong menuju ruangan Alex. Asisten pribadinya hanya menyapa ramah pada mereka.

Ketika pinti itu didorong Joni mata mereka sangat terkejut. Disana terlihat seorang wanita dengan gaya sexynya sedang mencumbu Alex didekat jendela. Ellisa yang melihatnya langsung menjatuhkan rantang makan siangnya. Air matanya bercucuran seketika.

"Alex"gumam Ellisa.

Alex yang melihatnya langsung mendorong tubuh wanita itu. Ellisa berlari pergi dari tempat itu. Alex yang mencoba mengejarnya ditahan Joni.

"Aku mohon, Joni. Biarkan aku mengejarnya. Aku akan menjelaskan semuanya. Ini salah paham"teriaknya. Wanita itu hanya duduk bersilang tangan didadanya sambil menatap kearah Joni.

Joni hanya diam tak menjawab perkataan sahabatnya. Lalu dia masuk kedalam dan mendekati Vanesa. Ditariknya dengan kasar tangan Vanesa. Sampai-sampai dia meringis menahan cengkramannya. Didorongnya keluar ruangan. Bahkan Vanesa sampai terjatuh dilantai.

"JONI!!"teriak Vanesa."kurang ajar kamu!"teriaknya lagi.

Pintu pun langsung ditutupnya. Alex masih terdiam disana. Matanya terasa panas menahan air matanya yang ingin keluar. Dengan geram Joni membanting berkas-berkasnya dimeja Alex.

"Kenapa kamu menerima dia masuk keperusahaan ini?! Apa kamu mau kembali lagi padanya?! Lalu kamu anggap apa wanita yang selama ini dirumahmu berbulan-bulan dan menjadi tunganmu?! Kenapa kamu bercumbu lagi bersama wanita jalang itu?! Didalam kantor lagi. Apa semua ini?!"tanya Joni bertubi-tubi dengan sangat marah.

Alex duduk disofa sambil tertunduk.

"Aku tidak tahu kalau Vanes akan datang. Aku sudah janjian sama Ellisa makan siang disini. Tiba-tiba pintunya terbuka dan vanes memelukku dan menciumku. Aku...aku juga kaget. Dan...dan dia juga baru datang. Saat aku mau mendorongnya kalian sudah datang"jawabnya marah.

"Ellisa pasti sangat marah padaku. Dia pasti sangat membenciku. Dia pikir aku sering melakukan ini sama Vanesa"

Joni meraih ponselnya dan menghubungi istrinya. Dia menceritakan semuanya pada Anita. Dia meminta pada Anita untuk meredam kesedihan Ellisa ketika datang kesana.

*******

Diperjalanan dia terus menangis. Didalam hatinya berkata kalau semuanya sama saja tidak ada yang beda. Selalu menyakitinya dan tidak ada yang peduli padanya. Semuanya hanya penipu!penipu!PENIPU!!

Setelah sampai dirumah dia berlari kekamar dan mengambil tas ranselnya. Dia mengemasi pakaian yang dia butuhkan saja. Lalu membawanya.

Ketika dia melihat foto yang ada dimeja rias dia melihat cincinnya. Awalnya dia ingin melepaskan tapi dia masih mencintainya. Walau tidak memilikinya dia berharap cincin ini akan menjadi kenangannya.

Dia membawa tas itu keluar tanpa menghiraukan Ana yang memanggilnya. Dia terus berlari dan naik taksi yang tadi dinaikinya.

Satu jam berlalu.

Joni kembali menghubungi Anita.

"Dia tidak datang kesini, Jon"jawab bu Anita. Joni langsung mematikan ponselnya dan mencoba menghubungi ponsel Ellisa dengan ponselnya Alex.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau diluar jangkauan"

Hanya suara operator yang didapatnya. Alex masih tertunduk sedih.

"Dia pasti pergi"ucap Alex."dia itu tidak takut apa pun. Dia bisa pergi kemana pun yang dia mau"katanya lagi dengan nada parauhnya.

Joni hanya mengacak-acak rambutnya kesal. Alex hanya akhirnya menangis. Menangisi kesedihannya kembali kehilangan orang yang dia cintai. Yang dia kasihi dalam hatinya.

**********

My Heart BoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang