Dengan malas dia melihat berkas-berkas yang harus ditanda tanganinya. Hari ini sangat sibuk dan sangat banyak pekerjaannya. Apa lagi besok ada meeting dengan klein dihotel. Membuatnya kembali melamun. Melamunkan gadis yang beberapa hari ini menyitanya. Wajahnya selalu terbingkai dengan indah dipikirannya. Apa lagi ini sudah seminggu tidak bertemu dengannya.
Joni berdehem padanya. Membuat lamynannya buyar. Wajah yang cantik itu hilang dari pandangannya.
Alex menoleh kearah sumber suara itu. Terlihat joni sudah duduk disofa yang ada ditengah ruangan itu. Dia terlihat sudah sangat santai dan ntah sejak kapan dia sudah duduk disitu dengan gelasnya yang ditaruh diatas meja.
"Sejak kapan kamu disitu?"
Joni mulai bangkit dan melangkah kearahnya."sepertinya seru lamunanmu. Apa kamu sudah mulai tidur dengan wanita?"mata Alex langsung menyipit dan menatapnya tajam.
Joni hanya menaikkan sebelah alisnya."kamu kira aku ini kamu. Orang yang suka gonta-ganti wanita untuk memenuhi nafsumu"joni hanya terkekeh mendengarnya.
Memang benar. Joni adalah cowok playboy. Dia tidak pernah menganggap wanita itu istimewa baginya. Wanita hanyalah pemuasnya semata.
"Terus kenapa kamu melamun begitu"
"Aku sedang menemukan cewek yang bisa membuatku bergairah"jawabnya fulgar dan bersemangat. Joni yang baru meminum minumannya langsung menyemburkannya karena kaget.
Diusapnya minuman yang mengotori dagunya."dimana kamu menemukannya? Dijalan raya?"Alex menoleh dan menatapnya tajam.
"Dia tidak seperti yang kamu pikirkan. Dia cewek baik-baik. Hanya saja sedang mengalami broken home. Dia sangat sedih"ungkapnya sambil membayangkan wajah Ellisa yanv sedang murung.
"Apa dia cantik?" Alex hanya mengangguk. "Kerja dimana dia?"."dia masih sekolah"
"Oh my god!! Jadi dia masih ABG!" Alex lagi-lagi mengangguk."ternyata fiktormu lebih parah ya dari pada aku. Masak anak ABG"Alex melemparkan map yang ada didepannya kemuka joni. Sementara joni hanya tertawa dengan tuduhannya itu.
"Cantik mana sama Airin" mata Alex langsung mengerjap mendengar nama Airin disebut.
"Cantik cewek ini. Dia sangat cantik. Apa kau tahu aku...."cerita pun mengalun. Semuanya dikatakan sama joni bahkan dimana dia menahan nafsunya yang ingin meledak karena mereka tidur tanpa pakaian. Tapi tetap ditahannya.
"Wow!! Segitunya?!" Alex lagi-lagi mengangguk saja.
"Bahkan dia sudah menyerahkan padaku. Dia menerima apa pun yang akan aku lakukan. Tapi hatiku tidak bisa. Aku tidak bisa membuatnya semakin menderita. Aku hanya ingin dia nyaman bersamaku"
Joni mengacungkan jempolnya. Bahkan kedua jempolnya.
"Akhirnya kembali lagi"
"Apanya?"tanyanya tidak mengerti.
"Dirimu. Selama lima tahun kamu bagai robot. Selalu kerja kerja dan kerja. Sekarang kamu bisa juga kembali jadi manusia"Alex bergumam sambil mengangguk-anggukkan kepala.
"Nanti malam jadikan?"
Joni hanya menaikkan bahunya. Lagi-lagi Alex hanya bisa mendesah.
"Sorry sob, sudah boking nih. Sayang kan dilewatkan"Alex hanya terkekeh saja.
**********
Seharian ini semuanya baik-baik saja. Mama dan papanya tidak ada dirumah. Kemarin dia ada dirumahnya bu Anita selama empat hari. Bu Anita melarangnya pulang kerumah. Takut kalau dia akan kelayapan keklub lagi. Minum-minuman lagi. Jika melihat dan mendengar pertengkaran itu. Ellisa harus menenangkan diri apa lagi waktunya sudah dekat. Dimana penentuan kelulusan sudah didepan mata. Jadi dia harus berkonsentrasi penuh.
Mengingat tinggal seminggu lagi UN tiba. Ellisa juga tidak menemui laki-laki itu. Dia belajar setiap hari.
Sebenarnya Ellisa adalah anak pandai. Dulu disekolah dasar dia selalu juara satu. Disekolahan menengah pertama dia mendapatkan peringkat tiga atau dua diangkatannya. Padahal pertengkaran dan perselisihan kedua orang tuanya tidak pernah berhenti. Bahkan hampir setiap hari dan setiap waktu. Tapi tidal menyurutkan kepandaiannya itu.
Diraihnya buku pelajaran yang ada dirak bukunya. Dibaca dan dipelajari dengan seksama. Tiba-tiba pintu rumahnya dibanting seseorang. Dia hanya menutup mata dengan bukunya.
Suara pertengkaran mulai muncul. Kegaduhan demi kegaduhan mulai rame. Teriakan-teriakan itu mulai terdengar. Lagi-lagi bertengkar. Bertengkar. Dan bertengkar. Apa tidak bosankah mereka bertengkar?
Ellisa menutup telinganya dengan tisu. Kembali membaca bukunya. Kembali dalam kecerdasannya yang mulai terbuka.
Apa lagi sebelum pulang. Bu Anita sudah mewanti-wanti padanya agar menutup telinga dan pikirannya dengan broken home-nya itu.
Baru saja satu bab dia membacanya. Ponselnya bergetar disakunya. Nada deringnya yang mengalun tidak terdengar. Karena telinganya ditutup dengan tisu.
Diraihnya ponselnya dari saku celana mininya. Tertera nomor saja tanpa nama. Berkali-kali dilihat dan ditaruh diatas bantal. Tapi orang itu berkali-kali juga menghubunginya. Ellisa merasa kesal ditekannya tombol hijau. Dibuka tisunya dan dijawab.
"Hallo. Siapa nih?"
"Kenapa lama sekali mengangkatnya"
Ellisa mengernyit."kamu ini siapa?!"ucapnya nyolot karena kesal.
"Bisa gak buka pintunya. Kelihatannya didalam ribut banget. Kamu sedang bertengkar sama siapa?"
Ellisa langsung terduduk. Dan bergegas lari kebawah membuka pintunya.
Dengan jelas wajah lelaki itu. Si Alex. Laki-laki yang berhari-hari bersamanya dan bahkan tidur bersamanya. Mata Ellisa membesar dan menjadi pucat pasi. Merasa takut dan terganggu dengan kedatangannya. Baginya siapa pun yang memasuki kehidupannya itu adalah musibah baginya. Mengetahui bagaimana hancur dan hitamnya keluarganya sekarang ini.
Alex menggerak-gerakkan kepalanya kepintu. Mencoba mencari sumber kebisingan itu. Hingga akhirnya Alex terlonjak dan membelalak matanya mendengar suara barang-barang pecah. Ellisa hanya menunduk sambil meneteskan air mata. Tubuhnya bergetar menahan gejolak tangisnya yang ingin meluap.
Dengan cepat tangan Alex meraih tubuhnya dan mendekapnya dengan hangat. Ellisa tak mampuh membendung lagi. Tangisannya sangat keras sampai terisak-isak. Alex merasa sakit melihat wanitanya tersiksa seperti ini.
Dia hanya mengira bahwa broken home-nya itu hanya kedua orang tuanya yang pisah. Bukan pertengkaran yang seperti ini. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana selama ini wanitanya menjalani hidupnya. Ntah rasa apa yang sekarang dirasanya. Ntah seperti apa sebenarnya wanitanya ini. Bisa hidup dalam keadaan yang tidak pantas dirasakan orang.
Dengan marah Alex masuk kedalam menuju kamar Ellisa. Dia menata semua buku pelajaran yang ada dirak buku. Dimasukkannya semua buku itu. Dicangklongnya tas itu keluar. Dibawanya Ellisa masuk mobil.
Alex diperjalanan mengumpat-umpat kesal. Bagaimana bisa hidupnya seperti itu? Teganya mereka membiarkan anaknya tenggelam dalam jurang hitam? Orang tua apa itu?
Sementara Ellisa hanya terdiam sambil memandang keluar kaca mobil. Dilihatnya pemandangan yang dilewatinya. Tapi pikirannya tidak sedikit pun memikirkan apa yang sedang dilihatnya sekarang.
*******
"O ya bu. Malam ini apa ibu ada acara?"
Bu Anita tersenyum pada oak burhan."tidak. Tapi kalau tidak disekolahan apa tidak bisa memanggil namanya saja?"
"Tentu"
Mobil berhenti dan bu Anita turun dari dalam mobil. Pak Burhan juga menyusulnya lalu memeluknya. Sebelum masuk kedalam rumah pak Burhan mengecup kening bu Anita penuh sayang.
"Terima kasih, sayang. Kamu mau memberiku kesempatan untuk membahagiakanmu"
*********
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Boat
RomanceTerima kasih pada teman-teman yang sudah mau menyempatkan membaca karya novelku. Semoga senang dengan ceritanya. Ini karya pertamaku. Bagi saya membaca novel itu menyenangkan. Bisa melambungkan hayalan untuk melupakan penat sesaat. Saya dwi isa meng...