Bab : 17

69 2 0
                                    

Tangan bu Anita mulai menjalar kehidungnya yang mancung. Dengan sekali gerakan Joni berada diatas tubuhnya. Keinginannya tak bisa dibendung lagi. Dilumatnya bibir lembut itu hingga saling terengah-engah. Lalu menciumi seluruh wajahnya. Dia juga melumat telinga bu Anita lembut yang membuat suara desahan kecil dari mulut bu Anita. Kemudian bibirnya turun keleher dan menuju dadanya. Dibukanya kancing piyamanya dan meciumi dada yang ada diatas payudara bu Anita.

Semakin keras desahan bu Anita yang membuat Joni melanjutkan tangannya membuka kancing piyamanya satu persatu sambil terus menciumi lehernya. Kini terbuka sudah tubuh atasnya. Joni semakin tidak kuat saja. Tapi dia akan melakukannya dengan sangat lembut sehingga tidak akan menyakitinya.

Ketika tangan Joni meraih pengait bra nya. Mata bu Anita terbuka dan tangannya mencengkeram lengan Joni. Joni tahu kalau dia takut.

"Aku tidak akan menyakitimu lagi sayang"bisik Joni ditelinganya.

Cengkramannya kembali kendor dan Joni melanjutkannya hingga dia telanjang dibagian atasnya.

Perlahan Joni mengenduskan napas diatas putingnya yang membuat puting itu tegang dan punggungnya melenguh keatas.

"Sabarlah aku akan membuatmu nikmat sayang"

"Jon, aku... tidak..."bu Anita meracau tidak karuan menahan sengatan nikmat diseluruh tubuhnya.

Mulut Joni menakup puting kirinya dengan lembut. Tangan bu Anita meremas rambut Joni dengan kasar.

Joni tak bisa lagi bertahan. Diseluruh tubuh bu Anita sudah basah karena ciuman yang menghujaninya. Tubuh keduanya sudah sama-sama telanjang. Dan mulut Joni menyecap pusat kenikmatannya dengan rakus. Bu Anita semakin tidak karuan mendesah keras dan akhirnya dia mencapai puncak kemikmatannya. Tubuh bu Anita lunglai menahsn orgams yang sangat dahsyat dan lama tidak dirasakannya.

"Cepat sekali kamu sudah keluar"bisiknya. Pipi bu Anita menjadi memerah karena malu.

"Baiklah karena sudah basah kita mulai lagi"

Joni menaikkan tubuhnya dan membuka paha bu Anita. Ditancapkan milikknya yang keras kedalam tubuhnya. Joni merasa agak kualahan memasukkannya. Walau dia sudah tidak perawan tapi miliknya masih agak sempit. Yang menjepitnya dengan sangat erat. Bu Anita hanya mencengkeram pundak Joni merasakan milik Joni masuk kedalam dengan sangat dalam.

Rasa ngilu diantara pahanya terasa sangat kuat.

Kenapa begini? Bukankah dulu aku sering melskukannya. Tapi kenapa rasanya seperti baru pertama kali aku melakukannya? Kenapa rasa ngilu ini masih bisa kurasakan.

"Sayang kamu terlalu sempit maaf jika menyakitimu. Tidak bisa bergerak jika tidak agak kasar"bisiknya. Bu Anita hanya mengangguk saja.

Pergulatan itu sangat panjang. Hampir dua jam berjalan. Setelah selesai mereka saling memburu napasnya masing-masing.

Ketika Joni bangun dan mengambil air minum mata bu Anita agak melotot melihatnya. Milik Joni yang termasuk besar baginya. Karena milik mantan suaminya dulu tak segitunya besar.

Joni yang menyadari bu Anita melihat miliknya hanya tersenyum saja. Didekatinya dan dikecup kening bu Anita.

"Kenapa kamu melihatinya begitu?"

"Tidak. Hanya saja tidak segitunya milik mantanku"

Joni menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum miring."o ya?"bu Anita mengangguk"pantas saja milikmu masih sempit saja. Aku sampai kualahan menembusnya"mendengar perkataan fulgar Joni pipinya langsung memerah.

"Kenapa malu. Bahkan didalam ada anak kita kenapa kamu masih bisa tersipu malu"kembali dikecupnya bibirnya.

"Kamu terlalu fulgar mengatakannya. Jadi"

My Heart BoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang