Ini saatnya perjuangan terakhirnya disekolahan. Ujian sudah dimulai dan semua murid merasa tegang. Berbeda dengannya. Dua sangat santai. Seperti ujian hanyalah hari-hari biasa yang setiap hari dilaluinya.
Bu Anita saja ikutan tegang menungguinya. Menunggu Ellisa keluar dari ruangannya. Bahkan ini adalah hari terakhir UN nya.
"Bagaimana? Apa soalnya sulit?"tanya bu Anita yang wajahnya sangat kawatir.
"Sulit"jawab Ellisa datar. Bu Anita mengerutkan bibirnya kesal dengan jawaban yang diberikannya. Sementara Ellisa hanya tertawa.
"Sudahlah mom. Lulus atau tidak yang penting aku sudah berusaha. Kita pulang"
"Kamu pulang kemana? Rumah kamu kan sekarang banyak"
"Aku sudah janji sama Alex. Sampai kelulusan aku akan berada dirumahnya"
"Baiklah. Ibu skan mengantarmu kesana"Ellisa langsung mengecup pipi bu Anita yang cantik dan baik hati.
"Oh ya mom. Gimana kelanjutannya sama pak Burhan?"
"Baik. Kenapa tanya begitu"
"Ingin tahu saja. Habis mom kan masih sibuk sama aku. Padahal mom sudah ada yang punya"
"Ellis, kamu itu anak ibu. Ya ibu harus lebih perhatisn sama kamu dong"
Ellisa langsung terdiam. Dia hanya membayangkan bagaimana mama kandungnya sendiri menelantarkannya. Sementara orang yang ada disampingnya. Orang asing yang menganggapnya anaknya melebihi mama kandungnya sendiri perhatiannya.
Bu Anita langsung meraih tangannya dan digenggamnya lembut."sudah. Biarkan mereka semaunya. Kan masih ada ibu" Ellisa tersenyum manis pada bu Anita.
********
Sampai dirumah Ellisa melepas pakaiannya dan menaruhnya ditempat baju kotor. Tiba-tiba Ana mengetuk pintu dan masuk.
Mata Ana melotot dibuatnya. Betapa indahnya tubuhnya yang hanya dibalut celana dalam dan penutup dada. Ana hanya terpaku didepan pintu seperti patung.Ellisa hanya berdiri menatap Ana yang seperti patung sedang melototi dirinya. Ellisa menggidikkan dagunya pada Ana. Dan dia gelagapan dibuatnya.
"Ma-maaf. Aku mau ambil pakaian kotor."Ellisa hanya berdehem saja. Dan masih dalam posisinya. Ellisa tersenyum melihat Ana yang salah tingkah karena melihat tubuhnya. Dengan cepat Ana keluar dari kamar itu membawa pakaian kotor.
Ellisa membuka lemarinya dan diambilnya kaos oblong sama celana mininya. Dikenakannya pada tubuhnya yang mulus itu.
Kemudian dia keluar dan membaca majalah diruang tamu. Ketika baru dibuka halaman pertama dilihatnya wajah mamanya yang sedang berpelukan dengan laki-laki bule. Dia langsung membanting majalah itu dimeja dengan kesal. Dia kembali kekamar dan meraih tas cangklongnya. Dia menuju ruang belakang dan menemui Ana.
"Ana nanti kalau tuan Alex pulang dan aku belum pulang. Bilang padanya kalau aku pergi kerumah ibuku"
"Iya nona"
Ellisa berlalu dari sana.
*******
Lagi-lagi masalah yang dibuatnya. Tapi kenapa hanya saling membalas. Kenapa mereka tidak bercerai saja? Kenapa hanya bertengkar saja?
Dia hanya melamun saja didalam taksi. Dia hanya memegang kepalanya yang terasa berdenyut-denyut. Rasanya seperti mau keluar isi dalam kepala. Seakan mau pecah.
"Non, sudah sampai"ucap pak taksi.
Sehabis turun dari taksi dia langsung berlari kedalam. Rambutnya yang coklat gelap panjang sepinggang dan agak bergelombang itu menari-nari karena terpaan angin saat berlari.
Dipeluknya bu Anita dari belakang. Bu Anita hanya terdiam saja. Dia bingung dengan Ellisa yang tiba-tiba memeluknya dari belakang dan menangis.
"Ada apa sayang?"
"Kenapa mereka senang sekali menyakitiku mom. Kenapa mereka tidak punya rasa kasihan sedikit pun sama aku. Kenapa mereka hanya mementingkan egonya mom! Kenapa mom?!"
"Sudahlah sayang. Biarkan saja. Anggap kamu tidak melihat atau mendengarnya sayang"
Ellisa kembali dalam kesedihannya. Dia hanya duduk disofa sambil merangkul lututnya yang tidak merasa dingin. Dia mengingat lagi bagaimana waktu dia masih disayang dan dimanja sama papa dan mamanya. Mereka bagaikan keluarga yang sayang sempurna. Selalu bahagia. Apa lagi setiap kali dia mendapatkan peringkat satu. Papanya akan mengangkatnya dan ditaruhnya dipundaknya dan berlari mengelilingi ruang tamu.
"Mama lihatlah tuan putri juara satu lagi. Lihat dia sedang terbang"teriak papa sambil berlari-lari. Aku dan mama hanya tertawa bahagia dan bahagia.
Semua lamunan itu buyar saat tepukan halus dipundaknya.
"Makan dulu yuk. Nanti kamu sakit dan ibu bisa didamprat sama Laki-laki bule"
Ellisa mengernyit mencerna perkataan bu Anita."bule? Siapa maksud mom"
"Alexander harper" pipi Ellisa hanya memerah dan tersipu malu."idih kok jadi memerah pipinya."goda bu Anita.
"Tapi mom. Alex tidak pernah bilang atau memintaku menjadi pacarnya"
"Terus"
"Dia hanya bilang kalau aku ini miliknya dan akan. Selalu menjadi miliknya"
"Wow! Itu bagus. Jadi dia bukan hanya menganggapmu pacar tapi seperti istrinya"
"Tapi...."suaranya terhenti saat bel pintu berbunyi. Bu Anita membuka pintunya. Dan terlihat pak Burhan sedang berdiri didepan pintu.
Dipersilahkan masuk pak Burhan. Ellisa gelagapan melihat pak Burhan masuk bersama bu Anita. Sementara dia sedang duduk mendekap lututnya. Lalu dia bergegas berdiri dari duduknya.
"Maaf kalau aku mengganggu"
"Ti-tidak pak. Kalau bapak ada urusan sama mom silahkan. Saya akan pulang kok. Mama saya sudah menunggu"Ellisa bergegas masuk kamar dan mengambil tasnya. Kemudian dia berpamitan sama mereka.
"Ada apa kamu kesini?"
"Apa tidak boleh kalau aku main kerumah kekasihku"
"Boleh saja"
"Apa nanti ada acara?" Bu Anita menggeleng."baiklah. Bersiaplah kita akan keluar jalan-jalan dan makan malam"
"Ehm... tunggulah aku akan bersiap-siap. Anggaplah rumahmu tapi harus sopan"pak Burhan terkekeh mendengarnya.
Sambil menunggu pak Burhan melihat-lihat rumah bu Anita. Saat melihat dinding dia melihat foto pernikahannya dengan mantan suaminya. Ternyata sangat tampan dan berwiba lelaki itu. Kalah jauh dengannya. Padahal bu Anita juga sangat cantik dan serasi dengan lelaki itu. Tega banget laki-laki itu menceraikannya. Padahal Anita wanita yang baik dan perhatian. Sungguh disayangkan wanita sepeetinya disia-siakan begitu saja.
"Baiklah aku sudah siap"ucap bu Anita yang sudah terlihat cantik dengan dressnya berwarna peach. Dengan rambutnya yang digelung keatas dengan hiasan rambut yang berkilaun menambah menawan.
"Wow! Cantiknya kekasihku"bisik pak Burhan ditelinga bu Anita. Pipi bu Anita merasa panas karena tersipu malu. Dengan lembut digenggamnya tangan bu Anita. Dan naik mobil bersama. Bu Anita merasa hidupnya bahagia lagi. Merasa kalau dia tidak sendirian lagi. Apa lagi sekarang didekatnya sudah ada Burhan yang sangat mencintainya. Walau sejujurnya cintanya pada Burhan tak sedalam dirinya pada mantan suaminya.
Pacaran selama lima tahun lalu menikah. Dan dalam waktu dua tahun saja pernikahannya ditanggalkan. Itu sangat menyakitkan. Dan sangat menyayat hati.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Boat
RomanceTerima kasih pada teman-teman yang sudah mau menyempatkan membaca karya novelku. Semoga senang dengan ceritanya. Ini karya pertamaku. Bagi saya membaca novel itu menyenangkan. Bisa melambungkan hayalan untuk melupakan penat sesaat. Saya dwi isa meng...