"Mama, biarkan aku mati" gumamnya mengigau."aku bosan hidup ma"
Lelaki yang memeluknya langsung terjaga dan menggoncang-goncangkan tubuhnya keras. Ellisa melenguh dan mengerjapkan matanya. Dengan kantuk matanya menatap Alex yang sangat panik.
"Ada apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu?"gumamnya lirih. Tangannya meraih pipi Alex. Diusapnya dengan lembut pipi Alex.
Diraihnya tangan Ellisa dan berkali-kali dikecupnya. Ellisa tersenyum lembut."aku takut kamu mengigau Ellis. Kamu mengigau yang sangat menakutkan" Ellisa tersenyum simpul dan merangkum wajah Alex dengan kedua tangannya.
"Maafkan aku Alex"tubuh Ellisa langsung dipeluknya dengan erat. Kemudian menenggelamkan kepalanya kedalam dada Ellisa yang tidur miring.
Diusapnya rambut hitam itu dengan lembut. Entah kenapa dia hanya ingin membuat lelaki yang ada didepannya tenang.
"Alex"panggil Ellisa. Alex menhawabnya dengan gumaman.
"Apa kamu tidak tertarik padaku dalam keadaan telanjang"Alex mendongak menatap mata Ellisa.
"Tidak"
"Tapi aku tahu milikmu juga ingin dipuaskan"Alex hanya terdiam"berapa lama kamu tidak melakukannya?"
"Entahlah mungkin baru beberapa tahun."jawabnya dengan menaikkan tubuhnya diatas tubuh Ellisa.
"Baru beberapa tahun. Memangnya kenapa lama? Bukannya banyak wanita yang bisa memuaskanmu?"
"Ehm... tapi aku merasa mereka tidak menarik. Jadi aku tidak suka" jawabnya sambil menggidikkan bahunya.
Ellisa hanya tersenyum. Kembali dipejamkan matanya. Tapi setiap detik bayangan gelap itu menghantui. Kembali menghela napas dan membuka matanya.
"Kenapa kamu tidak mau berbagi denganku"Ellisa menatap mata hijau gelap itu dengan mata sipitnya.
"Aku saja tidak tahu siapa kamu. Untuk apa aku harus berbagi denganmu. Kehidupanmu saja aku tidak tahu"
"Kalau aku menceritakan semuanya tentang diriku. Apa kamu akan menceritakan semua tentang kamu"Ellisa menimbang-nimbang permintaan lelaki itu.
"Tidak mau"."kenapa?"
"Terlalu sakit aku menjelaskannya. Aku tidak sanggup"
"Ayo lah. Atau aku harus memaksamu"Ellisa menggelengkan kepalanya dan kembali masuk dalam selimut.
*********
Bu Anita menarik tangan Ellisa dan membawanya keruangannya. Ellisa tahu kata-kata yang akan ditanyakan sama bu Anita. Ellisa menata duduknya dan mulai berbicara.
"Ibu. Nanti saja sepulang sekolah. Aku harus masuk kelas" ucapnya sambil berlalu dari ruangannya.
Bu Anita hanya bisa menghela napas dan memijit pelipisnya dengan jarinya.
Ellisa kembali duduk ditempatnya. Dibukanya buku pelajaran yang tidak menyenangkan. Bahkan sangat membosankan. Setiap detiknya dia habiskan dengan menatap jendela yang ada disampingnya. Melihat bunga mawar yang selalu menawan walau berduri. Selalu wangi walau sudah berguguran. Sehingga banyak yang menyukainya.
Kenapa bisa indah? Apa yang membuatnya indah? Kenapa aku tidak bisa indah seperti bunga?
Menyebalkan!
Suara bel berbunyi. Menandakan waktu pulang tiba. Dengan santai Ellisa datang keruangan bu Anita. Dia sudah menunggunya dari tadi. Ellisa menaruh tasnya dan duduk dikursi seberang bu Anita. Mereka saling berhadapan.
"Ceritakanlah"pinta bu Anita.
Ellisa menyilangkan tangannya diperut.
"Kemarin setelah aku pulang kerumah. Ternyata mereka dirumah. Mereka bertengkar lagi..."cerita itu mengalun bagaikan lagu tidur. Tidak ada yang terlewatkan. Bahkan saat mereka tidur bersama dalam keadaan tanpa busana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Boat
RomanceTerima kasih pada teman-teman yang sudah mau menyempatkan membaca karya novelku. Semoga senang dengan ceritanya. Ini karya pertamaku. Bagi saya membaca novel itu menyenangkan. Bisa melambungkan hayalan untuk melupakan penat sesaat. Saya dwi isa meng...