Bab : 14

81 4 0
                                    

"Alex, bangun"Ellisa menggoyang-goyangkan badannya. Tapi Alex hanya bergumam saja.

"Ayo lah. Momi belum ditemukan. Dan ponselnya mati, aku takut terjadi sesuatu padanya"mendengar paksaan kekasihnya dia bangun dari tidurnya dan terduduk.

Dengan mata yang masih menyipit dipandanginya wajah kekasihnya yang penuh kekawatiran.

"Baiklah. Kita cari sekali lagi. Tapi kita harus sarapan terlebih dahulu. Aku tidak mau pergi dengan kelaparan"Ellisa mengangguk semangat.

Dia turun menuju kamar mandi. Sementara Ellisa menyiapkan pakaiannya sambil ganti baju. Setelah Alex keluar dari kamar mandi Ellisa hanya memandangnya. Dia suka sekali memandang Alex yang telanjang dada sambil menggosok rambutnya yang basah. Dia sangat mempesona.

"Mau?"ucap Alex menggoda.

"Alex!"

"Iya, iya. Aku tahu, aku akan ganti baju dulu"diraihnya pakaian yang sudah disiapkan kekasihnya. Dilepaskan lilihat handuknya itu. Tiba-tiba tangannya menarik tangan Ellisa yang sedari tadi berdiri disampingnya.

Dibaringkannya Ellisa dan sedikit menindihnya. Wajah mereka saling menempel. Napas mereka juga saling beradu. Ellisa juga merasakan ketegangan milik kekasihnya yang berada diantara pahanya.

"Bisakah sebentar saja"pinta Alex memohon. Ellisa menggelengkan kepala.

"Kenapa?"

"Nanti saja setelah selesai mencari momi. Apa pun yang kamu minta akan aku turuti"

"Benarka?"Ellisa mengangguk. Dengan cepat Alex mencium bibir Ellisa. Dilumatnya dengan lembut. Lalu lidah Alex menelusup masuk untuk menjelajahi setiap ruang didalam mulut Ellisa. Kemudian mengaitkan lidahnya dengan lidah Ellisa.

Cukup lama mereka berciuman bahkan saat terlepas mereka saling memburu napasnya yang hampir habis.

Alex berdiri dan melanjutkan memakai pakaiannya. Setelah selesai mereka turun dan sarapan.

*********

Joni yang datang dengan membawakan pakaiannya berjalan mendekati bu Anita yang memakai handuk. Lagi-lagi tubuh itu membuat Joni merasa sangat bersalah. Luka-luka yang dibuatnya sangat terlihat jelas. Ingin sekali memukuli dirinya sendiri. Tapi itu tidak mungkin.

Diulurkan pakaian itu dan bu Anita mengambilnya. Lalu dilepaskan lilitan handuk itu. Dia mulai memakainya satu persatu dihadapan Joni.

Dengan air mata yang menetes dipipinya bu Anita bergegas meraih tas dan jas Joni. Dia berlari keluar kamar. Joni yang berusaha mengerjarnya tapi dia sudah masuk kedalam lifth.

Joni kembali kekamar itu. Dia duduk disofa dan mengambil rokoknya. Diraihnya ponselnya dan menekan nomor Alex.

"Alex"

"Ada apa"

"Bisa kita ketemu"

"Tidak bisa. Saat ini aku sedang mencari mominya Ellisa. Dari tadi malam kita kehilangan dia. Memangnya ada masalah yang serius?"

"Besok saja saat dikantor. Aku ceritakan semua"ponsel terus terputus.

Joni mondar-mandir didalam kamar itu. Dia menyesap rokoknya dengan geram. Sesekali mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

"Kenapa aku bisa meniduri wanita itu? Siapa dia? Apa yang terjadi semalam?"Joni bergumam sendiri. Lalu bergegas pulang keapartemennya.

*********

Didalam taksi bu Anita memakai jas itu untuk menutupi memarnya. Apa lagi pakaian yang dikenakan tanpa lengan. Pasti akan terlihat jika tanpa jas itu. Bu Anita terus menangis sambil menatap keluar jendela.

My Heart BoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang