"Aza!"
Aril mendengar Rysta memanggil nama temannya. Rasanya ia mengenal nama itu. Atau mungkin juga tidak. Rysta meminta izinnya untuk mengundang temannya untuk bergabung. Aril juga sudah memperhatikan sedari tadi. Ia melihat sekeliling ruangan kantin. Aril juga melihat, ruangan kantin sangat penuh. Biasanya selesai makan, para siswa pasti pergi untuk bergantian tempat duduk. Tapi kenapa hari ini tidak ya? Entahlah. Ia tidak perduli. Untuk apa ia perduli? Sejak kapan ia harus perduli?
Gadis itu mendekati meja mereka. Ia memasang telinganya agar tidak ketinggalan percakapan mereka.
"Ya Cherry? Ada apa?" kata gadis itu.
"Bergabunglah bersama kami. Disini ada bangku kosong. Duduklah." kata Rysta.
"Ah, tidak perlu. Aku akan menunggu sebentar lagi. Mungkin akan ada bangku kosong." sahut gadis itu.
"Aku dan sepupuku tidak keberatan kok. Ya kan lan?" kata Rysta, sembari menatap dirinya.
Aril hanya bisa mengangguk pasrah.Ia tidak apa kalau ada tambahan orang. Tapi yang menganjal adalah teman Rysta itu. Gadis itukan yang pingsan di UKS. Ternyata ia sudah sadar ya. Otaknya kini mulai bisa mencerna memori ingatan yang sering ia lupakan.
"Tidak apa-apa aku bisa mencari bangku kosong." kata gadis itu.
Cherry bangun dari tempatnya duduk dan langsung menarik lengan gadis yang bernama Aza itu tadi. Dengan satu gerakan cepat Aza terduduk di bangku samping Rysta yang berhadapan dengan Aril."Mereka begitu dekat ya?" ,pikir Aril. Sebeleh alisnya sudah tertarik keatas.
"Kau duduklah disini. Kami tidak keberatan." Cherry tersenyum. "Oh ya Aza," Aza beralih menatap Rysta.
"Tadi itu kau kenapa? Aku kemari untuk menyusulmu tapi kau kupanggil tidak merespon." nada kecewa terlihat dari kalimat terakhir Rysta. Aza jadi tidak enak sekarang.
"Karna tadi aku dengar sepupuku pingsan saat latihan basket, jadi aku ingin bertemu segera dengannya. Dan... Meningalkanmu tanpa memberitahumu. Maaf ya Aza?" Aza jadi terlihat kikuk. Sepertinya ia jadi merasa sangat tidak enak.
"Kau bilang, kau tau aku pingsan? Dari siapa?" kata Aril tiba-tiba.
Sontak Rysta beralih dari Aza dan berkata, " Aku tahu dari Adit."
"Saat aku ingin menontonmu-sekalian menyapamu dan memberi kejutan padamu-Adit bilang kau pingsan." terlihat ekspresi terkejut yang dapat dilihat Aril dari gadis bernama Aza.
Aril jadi malu didepan gadis itu dan sepupunya, Rysta.
Kini mereka sedang asik mengobrol. Entah apa yang mereka obrolkan. Tapi kedengarannya perihal si bodoh Adit yang ia kenal dengan gadis bernama Aza dan dirinya. Sepupunya Rysta itu memang cerewet sekali. Saat sesekali ditanya, Aril hanya berkata 'ya' atau menanggukan kepala. Yah, Aril memang tidak suka dengan obrolan anak perempuan. Mereka biasanya membahas hal-hal yang penting sampai ke yang tidak peting atau yang perlu dibicarakan. Rempong sekali.
Sesekali Aril mendengarkan obrolan mereka. Tapi susah sekali menggabungkan potongan kata yang ia bisa dengar. Ia juga sering mendengar gadis bernama Aza memanggil sepupunya Rysta dengan sebutan Cherry. Hal itu tidak membuatnya terkejut. Karna nama Rysta sebenarnya adalah Cherrysta. Teman-teman Rysta sering memanggilnya Cherry, dan Rysta untuk panggilan akrab dari keluarga terdekat.
Begitu pula dengan dirinya. Teman-temannya sering memanggilnya Aril. Ibu, Ayah dan saudaranya juga memanggilnya Aril. Tapi Rysta? Sejak mereka pertama kali bertemu, Rysta selalu memanggilnya dengan sebutan Lalan. Ia sendiri heran. Bagaimana Rysta suka memanggilnya Lalan. Mengingat semua kenangan manis itu Aril jadi tersenyum. Ia tidak habis pikir. Bodoh sekali sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPLE LOVE
Fiksi RemajaApa itu cinta? Dan bagaimana cinta itu tumbuh? Apa cinta juga bisa kadaluarsa? Cinta.., mempunyai banyak arti. Cinta yang sederhana, cinta yang buta, cinta yang palsu.. Semua itu tergantung bagaimana kau mengartikan apa itu CINTA. Seperti cinta se...