Dipagi yang cerah untuk jiwa yang cerah. Seorang laki-laki ganteng idaman semua gadis udah bangun sejak subuh tadi, setengah lima pagi. Lalu bangun dari tempat tidur, jangan lupa bercermin untuk memastikan kalau wajahnya masih tetap ganteng walaupun baru bangun tidur. Dirinya menyentuh setiap inci wajahnya, sampai-sampai memastikan setiap garis wajahnya tetap menawan membuat kesan dirinya sangat tampan.
"Masih ganteng aja sih gue walaupun baru bangun tidur begini."
Setelahnya ia masuk kedalam kamar mandi untuk segera membersihkan diri dan mempersiapkan dirinya untuk shalat subuh dan berangkat kesekolah.
Tak membutuhkan waktu lama dirinya keluar dari kamar mandi dengan celana pendek dan kaus putih menutupi tubuhnya. Ia pun mengambil sarung putih dan baju koko untuk ia kenakan untuk menjalankan shalat subuh. Setelahnya ia berdiri diatas sajadah yang sudah ia gelar disamping ranjangnya.
Tak memakan waktu banyak, ia pun kini sudah rapi dengan seragam putih abu-abu dengan lambang sekolah kebanggaannya---SMA Global Nusantara. Rambutnya tersisir rapi, dasi sudah terbentuk rapi di lehernya, ikat pinggang yang sudah melingkar di pinggangnya menggambarkan kalau dirinya benar-benar siswa teladan. Bagaimana tidak, ia adalah mantan ketua OSIS.
"Ganteng banget sih lo. Enggak bosen lo jadi orang ganteng terus. Kasian orang jelek pasti minder kalau dekat-dekat sama lo."
Setelah memuji dirinya sendiri, ia keluar dari kamarnya untuk segera melihat keadaan luar kamarnya, apakah adik-adiknya sudah bangun atau masih dalam keadaan mimpi?
Ia melewati kamar adiknya dengan tulisan nama didepan pintu menandakan nama pemilik kamar tersebut.
"Passwordnya RIO KEREN!"
Ia masuk kedalam kamar adiknya tanpa meminta izin pada pemilik kamar. Saat ia masuk, terlihat kalau adiknya masih dalam keadaan mimpi. Rio tidur dalam keadaan mulut terbuka membuat ide jail terbesit didalam benaknya. Matanya tak sengaja melihat kaus kaki di ujung ranjang Rio, yang di pastikan kaus kaki itu milik Rio. Ia pun mengambil kaus kaki itu dan menutup mulut Rio dengan kaus kaki.
Kejailannya berhasil membuat Rio batuk dan membuat mata Rio terbuka. Bukannya takut dengan tatapan dingin yang diberikan Rio, dirinya hanya tertawa kencang. Setelah merasa Rio akan murka dengannya, dirinya pun memilih untuk lari dari kamar Rio.
"KABUR ADA SINGA NGAMUK!"
Rio berdecak kesal melihat tingkah Abangnya tersebut.
"Sinting itu orang! Kenapa bisa gue punya kembaran kayak dia!"
Setelah kepergian Abangnya, Rio melakukan hal yang sama dengan Rian, membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah dengan seragam kebanggaannya---SMA Mahesa Mandala. Walaupun mereka kembar, mereka memilih sekolah yang berbeda.
"Selamat pagi, Ayah, Bunda, Dek." Sapa Rio pada keluarganya yang sudah menunggunya.
"Kok lo enggak sapa gue, Yo?"
"Oh ada lo, Yan. Gue kira, gue lagi ngaca." Jawabnya asal.
"Iya jelaslah lo liat Bang Yan kayak ngaca, lo berdua kembar."
"Lo juga kembaran gue sama Rio, Dek. Tapi kenapa cuma lo, Ayah sama Bunda yang di sapa."
"Lebay banget sih lo, Bang. Heran gue kenapa gue punya kembaran kayak lo berdua."
"Rian, Rio, Rinda, sudah tidak perlu ribut. Makanlah makanan kalian, lalu berangkat sekolah." Ingatkan Ridho---Ayah si kembar.
"Rian, Rio, Rinda, kalian mau sarapan apa?" Tanya Ariana---Bunda si kembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kembar [ENDING]
Teen Fiction[TAHAP EDITING] "Nyatanya saat cinta datang diantara persahabatan, saat itu juga akan ada hati yang terluka." -Rinda A.M- "Karena kegilaan mereka membuat gua bahagia" -Rian A.M- "Sahabat yang benar benar sahabat adalah dia yang bisa menghargai saha...