22 - Hari Jadi Rian.

3.6K 193 0
                                    

Lokasi balapan

"Akhirnya pentolan dateng juga!" Rio berdecak kesal melihat wajah remeh Irwan. "Siap-siap cium kaki gue. Tenang aja gue udah cuci kaki."

"Nggak usah banyak ngayal hidup lo." Sinis Rio.

"Mana cewek lo? Lumayan tuh buat jadi barang taruhan kita." Lagi-lagi Irwan membuat emosi Rio meledak.

"Cewek gue, cewek baik-baik!" Sengit Rio. "Langsung aja nggak usah banyak bacot!"

"Udah siap kalah ternyata!"

Rio dan Irwan bersiap-siap diatas motor. Di tengah-tengah mereka sudah terdapat bendera semapur sebagai tanda aba-aba mereka. Balapan akhirnya dimulai. Rio dan Irwan terus menambah kecepatan mereka agar mencapai finish lebih cepat. Rute yang sudah biasa mereka lalui pun tidak membuat mereka takut untuk menambah kecepatan mereka. Sampai akhirnya Rio sudah terlihat dengan Irwan berada dibelakangnya. Akhirnya Rio dapat membuktikan jika dirinya akan tetap menjadi pemenang melawan Irwan dalam waktu 1 menit 40 detik.

"Bangsat!" Sengit Irwan melihat Rio tersenyum remeh.

"Selalu!" Bangga Ariel lalu memeluk Rio yang masih diatas motornya.

"Always number one!" Ariel mengucapkan kata bangganya pada Rio.

"Damai?" Ucap Rio sembari mengulurkan tangannya didepan mata Irwan. "Gue tau lo bukan type cowok ingkar janji." Ucap Rio pada Irwan. Irwan menerima uluran tangan Rio dengan sinis.

"Oke gue duluan, Wan. Good luck UN-nya." Ucap Rio lalu pergi bersama Ariel yang sudah naik keatas motornya.

Sepanjang jalan Rio dan Ariel tertawa bebas tanpa beban. Rio merasakan kelegaan dalam hatinya. Ia tidak ingin lagi memiliki musuh, ia ingin hidup damai seperti anak kecil. Ariel yang mendengar ketawa lepas Rio pun ikut merasakan kebahagiaan yang sedang Rio rasakan.

"Gimana sama Fara?" Tanya Ariel dibelakang Rio.

"Lancar." Singkat Rio.

"Lancar gimana?"

"Kepo banget hidup lo."

********

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam." Rian tersenyum mendengar jawaban salam dari dalam rumah.

"Eh Rian."

Rian tersenyum lalu mencium tangan Mamahnya Mely. "Iya Tante, ada Mely-nya kan?" Tanya Rian.

"Ada, masuk dulu yuk." Ajak Mamah Mely.

Masuknya Rian kedalam rumah Mely, bersamaan dengan anak laki-laki yang baru saja mendaratkan bokongnya di sofa.

"Wah ada cowok ganteng, kalah saing gue." Ucap anak laki-laki itu, kira-kira usianya tiga tahun lebih muda dari Rian.

"Wey bro." Sapa Rian ramah langsung duduk disamping anak laki-laki itu.

"Tante bikinin minum dulu ya."

Rian mengangguk sopan lalu kembali menoleh pada anak laki-laki yang ada disampingnya.

"Lo juga ganteng." Puji Rian.

"Gantengan lo lah." Rian tersenyum. "Lo cowoknya kak Mely, Bang?" Tanyanya pada Rian.

"Belum, baru calon."

"Nama lo siapa Bang? Gue Miko." Ucapnya ramah memperkenalkan dirinya.

"Gue Rian."

"Kacang!" Teriak Mely karena sedari tadi ia sudah melihat Rian yang asyik bicara dengan Miko. Mereka hanya menoleh lalu kembali mengobrol. "Kak Yan, lo kerumah gue mau ngapain? Kalo nggak ada yang penting mending lo pulang!" Kesal Mely merasa diabaikan.

Sahabat Kembar [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang